Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-94 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.
Di antara cara beriman dengan para malaikat adalah beriman dengan sifat-sifat malaikat yang berkaitan dengan penciptaannya, dengan fisiknya. Di antara sifat-sifat fisik yang disebutkan kepada kita, sifat-sifat fisik malaikat di antaranya adalah bahwasanya malaikat ini diciptakan oleh Allāh ﷻ dari cahaya.
خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ
Malaikat diciptakan dari cahaya. Kita diciptakan dari tanah, jin diciptakan dari api, dan Allāh ﷻ menciptakan mereka dari cahaya.
Dan di antara sifat fisik yang dikabarkan kepada kita bahwasanya malaikat ini adalah makhluk yang memiliki sayap.
جَاعِلِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍ
Mereka ini memiliki sayap, dan berbeda-beda; ada yang memiliki dua sayap, ada yang memiliki tiga sayap, dan ada yang memiliki lebih daripada itu. Malaikat Jibril ʿalayhis-salām memiliki 600 sayap, dan disebutkan dalam hadits bahwasanya satu sayap yang dimiliki oleh malaikat Jibril ʿalayhis-salām itu menutupi antara timur dan barat. Itu baru satu sayap, dan beliau memiliki 600 sayap. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana besarnya Malaikat Jibril; itu baru sayapnya saja.
Di antara sifat fisik malaikat bahwasanya Allāh ﷻ terkadang memberikan mereka kemampuan untuk menjelma sebagai manusia, sebagaimana Jibril datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dalam bentuk laki-laki, dan Jibril juga datang kepada Maryam ʿalayhas-salām, datang beberapa malaikat kepada Ibrahim,
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ – إِذْ دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَقَالُوا۟ سَلَـٰمًۭا ۖ قَالَ سَلَـٰمٌۭ قَوْمٌۭ مُّنكَرُونَ
(QS. Adh-Dzāriyāt: 24)
mereka juga datang kepada Nabi Luth ʿalayhis-salām dalam bentuk manusia. Ini menunjukkan bahwasanya di antara sifat fisik mereka adalah, dengan izin Allāh ﷻ, mereka terkadang menjelma sebagai manusia.
Di antara sifat fisik mereka, jumlah mereka ini sangat banyak, sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwasanya
أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ
langit ini berderit, suara deritan itu menunjukkan beratnya beban yang dia tanggung. Dan kata Nabi ﷺ, berhak dia untuk menderita, kenapa demikian? Karena tidak ada مَوْضِعُ شِبْرٍ, tidak ada satu jengkal di sana, di langit, kecuali di situ ada malaikat yang bersujud, yang rukuk. Padahal kita tahu bagaimana besarnya langit sebagaimana telah berlalu, langit yang pertama sedemikian besarnya. Ternyata setiap jengkal itu ada malaikat di sana. Kita tidak bisa bayangkan berapa jumlah malaikat yang ada di langit yang pertama, dan langit yang kedua lebih besar daripada langit yang pertama; tentunya lebih banyak lagi malaikat yang mereka semuanya
يَعْبُدُونَ اللَّهَ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Betapa banyak malaikat-malaikat Allāh ﷻ. Dalam hadits yang lain, Nabi ﷺ mengabarkan bahwasanya di atas sana ada al-Baitul Maʿmūr di mana setiap hari masuk ke dalamnya 70.000 malaikat. Kalau mereka sudah keluar, maka tidak akan kembali lagi. Artinya, yang masuk lagi pada kesempatan berikutnya adalah malaikat-malaikat yang baru, malaikat-malaikat yang lain, bukan yang kemarin masuk. Ini menunjukkan jumlah mereka yang sangat banyak.
Dalam hadits yang lain, Nabi ﷺ ketika mengabarkan tentang Jahannam yang akan diseret oleh malaikat dan akan ditampakkan kepada ahlul-mahsyar,
يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ
Jahannam akan didatangkan dan dia memiliki 70.000 tali kekang
مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا
setiap tali kekang, yang jumlahnya ada 70.000 tadi, ada 70.000 malaikat yang menyeretnya. Berarti 70.000 dikali 70.000 ada 4,9 milyar malaikat yang akan menyeret Jahannam. Jumlah mereka adalah sangat banyak.
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ
(QS. Al-Muddathir: 31)
Tidak mengetahui tentara-tentara Rabbmu kecuali Allāh ﷻ.
Malaikat adalah makhluk yang kuat, satu malaikat bisa mengalahkan seluruh manusia, lalu bagaimana dengan malaikat yang jumlahnya milyaran triliunan? Oleh karena itu, seorang Muslim yang menyembah Allāh ﷻ, mengetahui bahwasanya dia bersama hamba-hamba Allāh ﷻ yang jumlahnya sangat banyak. Seandainya di sekitarnya banyak orang yang tidak taat kepada Allāh ﷻ, ketahuilah bahwa di atas sana hamba-hamba Allāh ﷻ yang banyak sekali, mereka mentaati Allāh ﷻ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Mereka tidak mendurhakai Allāh ﷻ terhadap apa yang Dia perintahkan dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Di antara cara beriman dengan para malaikat adalah beriman dengan sifat-sifat khuluqiyah, sifat-sifat yang berkaitan dengan akhlak mereka. Di antaranya adalah mereka memiliki sifat al-birr
كِرَامٍ بَرَرَةٍ
Mereka memiliki sifat al-karam, memiliki sifat al-birr, dan mereka memiliki sifat malu.
أَلَا أَسْتَحْيِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحْيِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ
“Apakah aku tidak malu terhadap seorang laki-laki di mana malaikat malu kepadanya.” Di antara sifat malaikat adalah malu.
Di antara cara beriman kepada malaikat adalah beriman dengan tugas-tugas dan juga amalan yang dibebankan kepada mereka. Ada di antara mereka yang ditugaskan oleh Allāh ﷻ untuk bertanya di dalam alam kubur, yaitu Munkar dan juga Nakir. Ada di antara mereka yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu dari Allāh ﷻ, ada yang ditugaskan untuk menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, menjaga gunung, dan mencabut nyawa.
Ada di antara mereka yang tugasnya berdoa setiap hari; turun dua orang malaikat setiap harinya dan mengatakan,
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Yā Allāh, berikanlah orang yang berinfak ganti, dan jadikanlah orang yang tidak mau berinfak rusak hartanya, hancur hartanya.”
Dan tugas-tugas lain; ada yang ditugaskan untuk menjaga Surga, ada yang ditugaskan untuk menjaga Neraka. Maka kita beriman dengan tugas-tugas tersebut, dan tugas-tugas tersebut Allāh ﷻ yang membebankan kepada mereka. Bukan berarti Allāh ﷻ butuh dengan bantuan makhluk—tidak. Allāh ﷻ ingin menunjukkan kepada kita betapa banyaknya pasukan Allāh ﷻ, tentara Allāh ﷻ. Bukan berarti Allāh ﷻ butuh kepada para malaikat; Allāh ﷻ Dia-lah yang
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Malaikatlah yang butuh kepada Allāh ﷻ. Allāh ﷻ yang menciptakan mereka, menghidupkan mereka; malaikat yang butuh kepada Allāh ﷻ, adapun Allāh ﷻ maka Dialah As-Shamad, Dialah Al-Ghaniyy yang Maha Kaya.
Di antara cara beriman dengan malaikat adalah meyakini nama-nama mereka, karena Allāh ﷻ menyebutkan di antara nama-nama malaikat yang jumlahnya sekian banyak. Ada di antara mereka yang Allāh ﷻ sebutkan namanya, seperti Jibril, Israfil, Mikail, Malik, Munkar dan juga Nakir, Harut dan Marut. Maka kita beriman dengan nama-nama malaikat tersebut, yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman secara global; kita beriman bahwasanya Allāh ﷻ memiliki malaikat meskipun kita tidak mengetahui namanya.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته