Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 93 | Ahlus Sunnah Beriman kepada Malaikat

Halaqah 93 | Ahlus Sunnah Beriman kepada Malaikat

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-93 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.

Beliau berpindah kepada poin yang lain tentang di antara aqidah Ahlussunnah wal jama’ah. Kita lihat di sini bagaimana beliau melompat-lompat, berbeda dengan apa yang kita temukan dalam Al-Aqidah Al-Wasithiyah. Oleh karena itu, ada sebagian ahlul ‘ilmi yang berusaha untuk mengurutkan, sehingga yang kiranya satu pembahasan dapat dikumpulkan.

Beliau mengatakan

وَنُؤْمِنُ بِالمَلَائِكَةِ وَالنَّبِيِّينَ، وَالكُتُبِ المُنْزَلَةِ عَلَىٰ المُرْسَلِينَ

Dan kita beriman kepada para malaikat, para nabi, dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para mursalin.

Di sini, beliau berbicara tentang rukun iman yang lain. Rukun iman yang pertama, yaitu Al-Iman Billāh, alhamdulillāh, sudah banyak beliau bicarakan dalam halaman-halaman terdahulu. Pembahasan tentang Tauhid dengan tiga macamnya, banyak fokus tentang masalah iman dengan nama-nama dan juga sifat-sifat Allāh ﷻ, dan iman dengan takdir juga demikian, telah beliau sampaikan secara panjang lebar dan diulang-ulang oleh beliau raḥimahullāh.

Sekarang, beliau ingin membawa kita kepada rukun iman yang lain, yaitu Al-Imān bil-Malāʾikah wa al-Nabiyyīn wal-Kutub, dan ini semuanya termasuk rukun iman yang enam, yang tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan beriman kepada seluruh rukun iman. Allāh ﷻ berfirman:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
(QS. Al-Baqarah: 177)

Akan tetapi yang namanya kebaikan itu adalah engkau beriman kepada Allāh ﷻ dan juga hari akhir, para malaikat, beriman dengan kitab-kitab, dan juga beriman dengan para nabi

Dan Allāh ﷻ berfirman

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
(QS. Al-Baqarah: 285)

Disebutkan pada ayat yang pertama tadi lima rukun iman. Demikian pula dalam ayat yang kedua ini juga disebutkan 5 rukun iman: beriman kepada Allāh ﷻ, kepada malaikat, kepada kitab, kepada nabi, dan juga beriman kepada hari akhir.

Ayat yang kedua karena Allāh ﷻ mengatakan di akhir ayat

وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Kepadamu Ya Allāh ﷻ tempat kembali, ini menunjukkan tentang beriman kepada hari akhir.

Ayat-ayat yang berkaitan dengan takdir sebagaimana sudah berlalu banyak sekali,

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan takdir.”
(QS. Al-Qamar: 49)

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“Dan Allāh ﷻ menciptakan segala sesuatu, dan mentakdirkan.”
(QS. Al-Furqan: 2)

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
“Dan urusan Allāh ﷻ adalah takdir yang sudah ditakdirkan.”
(QS. Al-Ahzab: 38)

Harus kita mengimani seluruh rukun iman. Dan Nabi ﷺ mengumpulkan seluruh rukun iman tadi dalam hadits Jibril ketika beliau ditanya tentang apa itu iman, mengatakan,

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Engkau beriman kepada Allāh ﷻ, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, beriman kepada hari akhir, dan beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.”

وَنُؤْمِنُ بِالمَلَائِكَةِ

Dan kita, yaitu Ahlussunnah wal Jama’ah, beriman dengan para malaikat.

“Al-Malā’ikah” dalam terjemahannya adalah utusan, al-alukah artinya adalah risalah atau surat. Al-Malā’ikah artinya adalah para utusan, karena mereka adalah utusan Allāh ﷻ.

Dan cara beriman dengan para malaikat Allāh ﷻ di antaranya adalah meyakini bahwasanya mereka ini adalah ada, bukan khayalan atau mitos. Mereka adalah wujud (ada), sebagaimana Allāh ﷻ mengabarkan di dalam Al-Qur’ān tentang sebagian nama-nama mereka, menyebutkan tentang amalan-amalan mereka. Ada di antara mereka yang mencabut nyawa, ada yang membawa wahyu, ada yang mendatangi Nabi Ibrahim, ada yang mendatangi Maryam.

Menunjukkan bahwasanya malaikat itu ada; dia bukan hanya sekadar sesuatu yang baik atau bisikan kebaikan sebagaimana diyakini oleh sebagian orang. Kita yakini bahwasanya malaikat itu adalah ada.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top