Home > Bimbingan Islam > Kitābul Jāmi' > Hadits ke-6 | Syirik Dan Dosa-Dosa Besar (Bagian 1)

Hadits ke-6 | Syirik Dan Dosa-Dosa Besar (Bagian 1)

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Kitābul Jāmi’ | Bulughul Maram
📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
~~~~~~~

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: “أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ” قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَأْكُلَ مَعَكَ” قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “أَنْ تُزَانِيَ حَلِيْلَةَ جَارِكَ”.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Mas‘ud Radiyallāhu ‘anhu beliau berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam : “Dosa apa yang paling besar?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Jika kamu menjadikan sekutu bagi Allah Subhānahu wa-ta’āla padahal Dia yang menciptakanmu.” “Kemudian apa?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Jika engkau membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu.” “Kemudian apa?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Jika kamu berzina dengan isteri tetanggamu.”

(Muttafaqun ‘alaih).

~~~~~~~

بسم الله الرحمن الوحيم

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: “أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ” قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَأْكُلَ مَعَكَ” قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: “أَنْ تُزَانِيَ حَلِيْلَةَ جَارِكَ”.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu beliau berkata:

Aku bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wasallam: “Dosa apa yang paling besar (parah)?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Yaitu engkau menjadikan sekutu (tandingan) bagi Allāh Subhānahu wa-Ta’āla padahal Dia yang menciptakanmu.” (yaitu dosa kesyirikan).

Aku berkata: “Kemudian apa?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Jika engkau membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu.”

Aku berkata: “Kemudian apa setelah itu, wahai Rasūlullāh?”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Engkau berzina dengan isteri tetanggamu.”

(Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dan Imām Muslim)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa-Ta’āla,

Hadits ini menjelaskan tentang “Tiga Dosa Yang Paling Besar Yang Paling Membinasakan”.

■ DOSA PERTAMA | Engkau mengambil tandingan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan merupakan syirik akbar (besar), padahal Allāh yang menciptakan engkau.

Sebagaimana hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan engkau, (juga) menciptakan alam semesta, maka Dialah Yang Maha Esa, satu-satunya yang hendaknya diibadahi.

Maka, sungguh tidak logis jika engkau diciptakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla tetapi kemudian engkau ikut menyembah selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⇒ Maka inilah syirik akbar.

Dan syirik akbar dikatakan merupakan dosa yang paling besar karena dia mendatangkan berbagai macam kebinasaan (musibah) yaitu:

● Musibah ⑴

Orang yang melakukan syirik akbar maka SELURUH AMALAN yang dia kerjakan selama ini akan GUGUR.

Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

لَٮِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

“Jika engkau (wahai Muhammad) berbuat kesyirikan, maka akan gugur seluruh amalanmu dan engkau benar-benar akan termasuk orang yang merugi.”

(QS Az-Zumar: 65)

Firman Allāh ini khitab (pembicaraan)nya ditujukan kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wasallam, demikian juga kepada seluruh Nabi.

Kata Allāh Subhānahu wa-Ta’āla:

وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

“Kalau mereka (yaitu para Nabi seluruhnya) berbuat kesyirikan, maka akan gugur seluruh amalan mereka.”

(QS Al-An’ām: 88)

Apalagi yang selain para Nabi jika melakukan kesyirikan maka tanpa ragu seluruh amalannya akan terhapuskan.

Maka sungguh merugi jika seseorang yang telah beribadah, misalnya selama 60 tahun atau 50 tahun, beribadah dalam waktu yang lama, mungkin dia berhaji, umrah, bersedekah, berbakti kepada orang tua dan beribadah dengan berbagai macam modelnya.

Kemudian diakhir hayatnya dia terjerumus ke dalam kesyirikan, misalnya berdo’a kepada selain Allāh atau menyembelih kepada selain Allāh, kemudian meninggal di atas kesyirikan tersebut, maka seluruh amalannya akan gugur.

⇒ Digugurkan oleh Allāh Subhānahu wa-Ta’āla, (sehingga) tidak bernilai sama sekali.

● Musibah ⑵

Orang yang melakukan syirik akbar maka TIDAK akan DIAMPUNI dosa-dosanya.

Seseorang yang jika meninggal dunia dalam kondisi melakukan dosa besar, misalnya, ada orang yang meninggal dalam kondisi mencuri atau sedang berzina tiba-tiba meninggal, wal iyyādzubillāh, orang ini di akhirat masih ada kemungkinan untuk dimaafkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kenapa? Karena dia tidak terjerumus dalam syirik akbar.

Berbeda kalau dia meninggal dalam kondisi syirik akbar (syirik besar), maka mustahil akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa-Ta’āla, karena Allāh yang menyatakan demikian.

Allāh mengatakan:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُ‌ۚ

“Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa kesyirikan, dan Allāh mengampuni dosa-dosa selain kesyirikan, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(QS An-Nisā: 48)

Kalau seandainya dosa syirik bisa diampuni, maka Abū Thālib (paman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam) yang berhak untuk diampuni.

Kenapa? Karena Abū Thālib di masa hidupnya sejak awal dakwah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah membela dakwah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dia rela mati untuk membela keponakannya yaitu Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sangat sayang kepada pamannya. Dan tatkala pamannya akan meninggal dunia, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menasehatinya dengan mengatakan:

“Wahai pamanku, ucapkanlah LĀ ILĀHA ILLALLĀH, kalimat yang aku akan bela engkau di akhirat kelak.”

Akan tetapi pamannya enggan untuk mengucapkan LĀ ILĀHA ILLALLĀH, sehingga meninggal dalam kesyirikan.

Tatkala Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin memohonkan ampunan bagi pamannya, maka ditegur oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن يَسۡتَغۡفِرُواْ لِلۡمُشۡرِڪِينَ وَلَوۡ ڪَانُوٓاْ أُوْلِى قُرۡبَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّہُمۡ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَحِيمِ

“Tidak pantas bagi Nabi dan juga tidak pantas bagi kaum mu’minin untuk memohonkan ampunan (kepada Allāh) bagi orang-orang musyrik, meskipun (orang-orang musyrik itu adalah) kaum kerabat, setelah jelas bagi mereka (bahwasanya orang-orang musyrik itu) adalah penghuni neraka Jahannam.”

(QS At-Taubah: 113)

Maka, jika Abū Thālib yang memiliki jasa begitu besar terhadap Islam tidak diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka bagaimana lagi dengan selainnya?

Oleh karenanya, seorang yang meninggal dalam keadaan musyrik tidak ada kemungkinan untuk diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di akhirat kelak.

Kenapa? Karena dia telah melakukan dosa yang sangat besar.

Dosa-dosa lain seperti zina, merampok, membunuh, durhaka kepada orang tua, itu semua berkaitan dengan hak hamba.

Berbeda dengan syirik, syirik adalah berkaitan dengan hak Allāh Subhānahu wa-Ta’āla.

Seharusnya hanya Allāh yang diibadahi karena Allāh yang menciptakan dia. Selain beribadah kepada Allāh, dia juga beribadah kepada selain Allāh (yaitu beribadah kepada sesama makhluk).

⇒ Maka ini merupakan dosa yang paling besar dan tidak diampuni olah Allāh Subhānahu wa-Ta’āla.

Kemudian musibah yang berikutnya,

● Musibah ⑶

Orang yang meninggal dalam kondisi syirik akbar, MUSTAHIL akan masuk kedalam surga. Dia akan KEKAL dalam neraka Jahannam selama-lamanya.

Kata Allāh Subhānahu wa-Ta’āla:

إِنَّهُ ۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَٮٰهُ ٱلنَّارُ‌ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang berbuat kesyirikan, maka pasti Allāh mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka Jahannam. Tidaklah ada bagi orang-orang zhālim itu seorang penolongpun.”

(QS Al-Māidah: 72)

Oleh karenanya orang musyrik tidak akan masuk surga KECUALI kalau onta bisa dimasukkan ke dalam lubang jarum.

Kata Allāh Subhānahu wa-Ta’āla:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمۡ أَبۡوَٲبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ فِى سَمِّ ٱلۡخِيَاطِ‌ۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan sombong terhadap ayat-ayat Kami, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk ke dalam surga, sampai unta (yang begitu besar) bisa dimasukkan ke dalam lobang jarum.”

(QS Al-A’rāf: 40)

Ini merupakan kemustahilan.

Maka seorang yang meninggal dalam syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allāh, seluruh pahalanya sia-sia dan tidak akan dimasukkan ke dalam surga.

Semoga Allāh melindungi kita dari dosa-dosa kesyirikan.

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top