Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-122 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.
Beliau mengatakan:
وَلَا نُنْزِلُ أَحَدًا مِنْهُمْ جَنَّةً وَلَا نَارًا
Dan kita, yaitu Ahlussunnah wal Jama’ah, tidak menurunkan salah seorang di antara mereka di dalam Surga dan tidak pula di dalam Neraka.
Ini masih berkaitan dengan ahlul-qiblah. Minhum di sini kembali kepada ahlul-qiblah. Kita tidak boleh—kita, Ahlussunnah, tidak memastikan salah seorang di antara ahlul-qiblah masuk ke dalam Surga atau masuk ke dalam Neraka, baik mereka yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Orang yang masih hidup, karena kita melihat kesalahannya, kemudian kita mengatakan, “Anta min ahlil-jannah” atau ada seorang yang fāsiq dikatakan, “Anta min ahlil-nār,” memastikan bahwa dia adalah penduduk Surga atau penduduk Neraka, tidak boleh. Demikian pula orang yang sudah meninggal dunia, “Si Fulan min ahlil-jannah,” atau “Si Fulan mayit min ahlil-jannah, termasuk penduduk Surga,” atau “Si Fulan ini karena dulu dia adalah preman, maka dia termasuk penduduk Neraka,” ini tidak boleh kita katakan kalau tidak ada dalilnya.
Sebagaimana ini sudah berlalu pembahasannya, yang bisa kita lakukan adalah narjū lil-muḥsin wa nakhāfu ʿala al-musī. Kita berharap untuk orang yang baik. Kalau dia adalah orang yang shālih, kita mengatakan: “Semoga Allāh ﷻ memasukkan beliau ke dalam Surga-Nya.” Dan orang yang jelek, kita takut atas keadaan mereka. Kita ingat bagaimana dia selama di dunia, maka kita khawatir dan takut atas mereka. Tapi untuk memastikan, “Si Fulan termasuk penduduk Neraka,” ini tidak dilakukan oleh Ahlussunnah, kecuali yang memang ada dalilnya secara khusus bahwa Fulan termasuk penduduk Surga.
Sebagaimana Nabi ﷺ mengabarkan bahwa Abu Bakar di dalam Surga, Umar di dalam Surga, Utsman di dalam Surga, Ali bin Abi Thalib di dalam Surga.
Maka yang demikian, Ahlussunnah memastikan bahwa mereka adalah penduduk Surga dan tidak ada keraguan. Bahkan yang salah dan keliru besar adalah orang yang masih meragukan apa yang sudah dikabarkan oleh Nabi ﷺ.
Tsābit bin Qais, dalam kisahnya, beliau menangis atas dirinya karena turun firman Allāh ﷻ:
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَرْفَعُوا۟ أَصْوَٰتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ ٱلنَّبِىِّ وَلَا تَجْهَرُوا۟ لَهُۥ بِٱلْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَٰلُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, agar tidak hapus (pahala) amal-amalmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al-Ḥujurāt: 2)
an Tsābit bin Qais saat itu adalah orang yang sangat keras suaranya, sehingga beliau khawatir batal seluruh amalnya. Diapun menangis sampai beberapa waktu Tsābit bin Qais tidak terlihat oleh Nabi ﷺ. Akhirnya, Nabi ﷺ mencari tahu, dan dikabarkan bahwa Tsābit berada di rumahnya dalam keadaan menangis karena dia adalah orang yang keras suaranya. Dia khawatir amalannya batal, dan seterusnya. Kemudian Nabi ﷺ mengabarkan, kabarkan kepadanya bahwa dia adalah min ahlil-jannah, dia adalah penduduk Surga.
Maka, kita tetapkan bahwa Tsābit bin Qais adalah termasuk penduduk Surga berdasarkan kabar Nabi ﷺ.
وَلَا نَارًا
Dan kita juga tidak memastikan seseorang masuk ke dalam Neraka, kecuali yang sudah dijelaskan dan dikabarkan oleh Nabi ﷺ bahwa dia adalah termasuk penduduk Neraka. Barulah kita meyakini yang demikian.
وَلَا نُنْزِلُ أَحَدًا مِنْهُمْ جَنَّةً وَلَا نَارًا
Kita tidak boleh memastikan salah seorang di antara mereka dengan Surga, dan juga tidak boleh dengan Neraka.
Yang jelas, kita mengikuti apa yang dikabarkan. Jika mereka dikabarkan sebagai penduduk Surga, kita bersaksi akan hal itu. Dan jika mereka dikabarkan sebagai penduduk Neraka—seperti misalnya Abu Lahab, istrinya Abu Lahab, kemudian Fir’aun—maka kita bersaksi bahwa mereka adalah termasuk penduduk Neraka.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته