Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 91 | Ahlus Sunnah Meyakini Bahwa Allāh ﷻ Menjadikan Nabi Ibrahim Sebagai Khalil-Nya

Halaqah 91 | Ahlus Sunnah Meyakini Bahwa Allāh ﷻ Menjadikan Nabi Ibrahim Sebagai Khalil-Nya

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-91 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.

Beliau mengatakan, menyebutkan tentang aqidah Ahlussunnah wal-Jama’ah atau di antara aqidah Ahlussunnah wal-Jama’ah, setelah berbicara sebelumnya tentang masalah Al-‘Arsy dan Al-Kursi, dan bahwasanya kita beriman dengan adanya Al-‘Arsy dan Al-Kursi dan bahwa keduanya adalah dua perkara yang berbeda, dua makhluk yang berbeda. Maka, beliau mengatakan

وَنَقُولُ: إِنَّ اللهَ اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Dan kami mengatakan, kami di sini adalah Ahlussunnah, dan kami katakan dengan lisan kami dan kita yakini dengan hati kami, bukan hanya kita katakan dengan lisan saja: Sesungguhnya Allāh ﷻ telah menjadikan Ibrāhīm sebagai kekasih-Nya.

Kita katakan ini sebagaimana Allāh ﷻ mengatakan,

وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Dan Allāh telah menjadikan, mengangkatIbrāhīm sebagai kekasih-Nya.” (QS. An-Nisā’ [4]: 125)

Dan Khalīl ini adalah yang sangat dicintai. Dinamakan Khalīl atau kekasih karena dialah yang paling dicintai oleh Allāh ﷻ, dan derajat khullah atau derajat kekasih ini adalah derajat yang paling tinggi di antara derajat-derajat maḥabbah, karena maḥabbah, yaitu rasa cinta, ini memiliki tingkatan-tingkatan. Di sana ada al-maḥabbah, di sana ada al-wudd, dan seterusnya. Itu kalau diterjemahkan dalam bahasa kita ya sama, yaitu cinta, tapi dalam bahasa Arab itu memiliki makna khusus, itu adalah tingkatan-tingkatan derajat.

Dan yang paling puncak adalah derajat khullah. Kalau sudah dianggap dan diangkat sebagai khalīl, maka itu adalah menunjukkan kecintaan yang luar biasa. Artinya, Allāh ﷻ ketika mengangkat Nabi Ibrāhīm ‘alayhis-salām sebagai khalīl menunjukkan bahwa Allāh ﷻ sangat mencintai Nabi Ibrāhīm ‘alayhis-salām. Dan ini tentunya adalah derajat yang sangat tinggi, sangat dicintai oleh Allāh ﷻ. Allāh ﷻ mengetahui apa yang ada di dalam batin seseorang dan apa yang ada di dzhahir seseorang. Ketika Allāh ﷻ mencintai seorang makhluk dengan kecintaan yang luar biasa, menunjukkan bagaimana ketinggian keimanan dan ketakwaan yang dimiliki oleh Nabi Ibrāhīm ‘alayhis-salām.

وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Sesungguhnya Allāh ﷻ telah menjadikan Ibrāhīm sebagai kekasih bagi-Nya, sehingga Nabi Ibrāhīm ‘alayhis-salām adalah khalīlullāh.

Kenapa di sini disebutkan oleh Al-Imām Abū Jaʿfar aṭ-Ṭaḥāwī? Karena orang-orang Jahmiyah, sebagaimana kita ketahui, mereka menolak mensifati Allāh dengan maḥabbah. Ketika seseorang meyakini bahwasanya Allāh mengangkat Ibrāhīm sebagai khalīl, otomatis dia menetapkan sifat maḥabbah bagi Allāh. Sehingga mereka tidak mengakui bahwasanya Allāh ﷻ menjadikan Ibrāhīm sebagai khalīl. Mereka mengatakan bahwa Ibrāhīm bukan khalīlullāh, padahal Allāh ﷻ mengatakan

وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

dan banyak ayat lain yang menyebutkan sifat cinta dari Allāh ﷻ

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang bertakwa.”
(QS. At-Tawbah, 9:4)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(QS. Al-Baqarah, 2:195)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah, 2:222)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(QS. As-Saff, 61:4)

Dan Nabi ﷺ mengatakan,

لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا، يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ

Aku akan memberikan besok bendera kepada seorang laki-laki yang dia mencintai Allāh dan Rasul-Nya, dan Allāh serta Rasul-Nya pun mencintainya.

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَانِ
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan, berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman”

Dalil-dalil yang banyak menunjukkan bahwasanya Allāh Subḥānahu wa Taʿālā memiliki sifat maḥabbah; Ahlussunnah menetapkan sifat maḥabbah bagi Allāh. Allāh ﷻ mencintai dan Dia dicintai. Tentunya, Ahlussunnah, sebagaimana dalam menetapkan sifat-sifat yang lain, menetapkan kecintaan yang sesuai dengan keagungan Allāh, tidak sama dengan kecintaan yang dimiliki oleh makhluk.

اللَّهُ يُحِبُّ مَحَبَّةً تَلِيقُ بِجَلَالِهِ

Allāh ﷻ mencintai dengan kecintaan yang sesuai dengan keagungan-Nya.

Tidak ada isyqāl bagi Ahlussunnah wal-Jamāʿah. Kita tetapkan dan kita menafikan tasybīh dengan makhluk sebagaimana kita melakukan hal tersebut pada sifat-sifat yang lain. Inilah sebabnya mengapa beliau mendatangkan permasalahan ini langsung berkaitan dengan ʿaqīdah — memang ada di sana kelompok yang mengingkari hal ini, yaitu mengingkari Ibrāhīm sebagai Khalīl.

Dan Nabi kita Muḥammad ﷺ, beliau juga seorang Khalīlullāh. Sebagaimana Ibrāhīm adalah Khalīlullāh maka Nabi kita Muḥammad ﷺ juga Khalīlullāh, sebagaimana dalam hadits,

إِنَّ اللَّهَ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Allāh ﷻ telah mengangkat aku sebagai Khalīl sebagaimana Allāh ﷻ telah mengangkat Ibrāhīm sebagai Khalīl.”

Berarti, Allāh ﷻ sangat-sangat mencintai Nabi kita Muḥammad ﷺ. Bahkan, mana yang lebih afdhal di antara dua Khalīl ini? Yang lebih afdhal dan yang lebih dicintai oleh Allāh ﷻ adalah Nabi kita Muḥammad ﷺ, sehingga dalam sebuah hadits, Nabi ﷺ mengatakan,

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَا فَخْرَ

“Aku adalah pemuka anak manusia dan tidak ada pamer disana .”

Di situ beliau menyebutkan hakekat bahwa Allāh ﷻ telah menjadikan beliau sebagai sayyid (pemuka) yang paling utama di antara manusia, termasuk di antaranya lebih utama daripada kakek beliau sendiri, yaitu Nabi Ibrāhīm ‘alayhis-salām.

Di sana ada sebuah kisah dimana Khālid bin ʿAbdillāh al-Qasrī yang saat itu sebagai amīr wilayah Iraq. Ketika ʿĪdul-Aḍḥā, beliau berkhutbah, kemudian setelah berkhutbah beliau mengatakan,

أَيُّهَا النَّاسُ، ضَحُّوا يَتَقَبَّلِ اللَّهُ ضَحَايَاكُمْ، فَإِنِّي مُضَحٍّ بِجَعْدِ بْنِ دِرْهَمَ

“Wahai manusia, hendaklah kalian menyembelih semoga Allāh ﷻ menerima sembelihan-sembelihan kalian. Sesungguhnya aku hari ini akan menyembelih Jaʿd Ibn Dirham.”

Jaʿd Ibn Dirham ini adalah gurunya dari Jahm bin Ṣafwān, disembelih maksudnya adalah dipenggal lehernya, dibunuh karena dia murtad dari agama Islam.

فَإِنَّهُ زَعَمَ أَنَّ اللَّهَ لَمْ يَتَّخِذْ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Karena sesungguhnya dia menyangka bahwasanya Allāh tidak menjadikan Ibrāhīm sebagai kekasih-Nya.” Ini sebabnya, ini adalah bidʿah yang dia bawa, mengingkari kekhullahan Nabi Ibrāhīm, mengingkari bahwasanya Nabi Ibrāhīm adalah Khalīlullāh.

وَلَمْ يُكَلِّمْ مُوسَى تَكْلِيمًا

Dan dia menyangka bahwasanya Allāh tidak berbicara kepada Nabi Mūsa. Padahal jelas dalam Al-Quran

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
“Dan Allāh berbicara langsung kepada Musa.” Surah An-Nisā’ (4:164)

 وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ …
“Dan Rabb-nya berbicara langsung kepadanya..” Surah Al-Aʿrāf (7:143)

ayat yang sangat jelas yang menunjukkan bahwasanya Allāh berbicara kepada Nabi Mūsa.

Ayat yang sangat jelas bahwasanya Allāh mengangkat Nabi Ibrāhīm sebagai Khalīl, tetapi dia ingkari. Ini adalah sebuah kekufuran yang ṣarih.

ثُمَّ نَزَلَ فَذَبَحَهُ

Akhirnya, dia pun turun dari mimbar kemudian menyembelih atau memenggal leher Jaʿd Ibn Dirham. Karena ini adalah sebuah penyimpangan dan sebuah kekufuran.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top