Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 55 | Status Orang yang Menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah Ucapan Manusia

Halaqah 55 | Status Orang yang Menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah Ucapan Manusia

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Masih tentang keyakinan ahlussunnah di dalam masalah Alquran,

Beliau mengatakan rahimahullāh,

فَمَنْ سَمِعَهُ فَزَعَمَ أَنَّهُ كَلامُ الْبَشَرِ فَقَدْ كَفَرَ

Barangsiapa yang mendengarnya yaitu mendengar Al-Qur’an dibacakan oleh orang lain, atau dia membacanya,

فَزَعَمَ أَنَّهُ كَلامُ الْبَشَرِ

Kemudian dia meyakini bahwasanya ini adalah ucapan manusia/ini adalah makhluk,

فَقَدْ كَفَرَ

Maka sungguh dia telah kufur,

Orang yang mengatakan bahwasanya atau mendengar Al-Qur’an dan meyakini bahwasanya itu adalah ucapan manusia, apa hukumnya?

Sungguh dia telah kufur mengatakan ini adalah ucapan Nabi Muhammad atau ini ucapan Jibril bukan ucapan Allāh maka dia telah kufur, barangsiapa yang mendengar Al-Qur’an kemudian meyakini itu adalah ucapan manusia maka dia telah keluar dari agama Islam.

Demikian pula orang yang meyakini bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk, dia mungkin tidak mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah ucapan manusia, Mua’tazilah tidak mengatakan Al-Qur’an adalah ucapan manusia tapi dia mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk Allāh subhanahu wa ta’ala yang menciptakan, sama hukumnya, dia telah keluar dari agama Islam dan ini ada ucapan² yang shorih dari para salaf yang mengatakan barangsiapa yang mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah makhluk maka dia telah keluar dari agama Islam, ini takfir secara mutlak barangsiapa yang mengatakan demikian maka dia telah keluar dari agama Islam adapun takfir secara muayyan maka ini babnya lain harus ada sempurnanya syarat dan juga hilangnya penghalang.

Al Imam Ahmad bin Hambal meskipun beliau mungkin dipaksa di penjara untuk mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk tapi beliau tidak mengkafirkan tidak serta merta mengkafirkan para penguasa atau orang lain yang saat itu mereka diliputi oleh subhat orang² Mua’tazilah, karena beliau tau bahwasanya belum tentu orang yang mengucapkan ucapan demikian kemudian dia memahami, mungkin dia dalam keadaan bodoh, mungkin terpaksa/takut

فمن سمعه فزعم أنه كلام البشر فقد كفر

Ini menunjukkan bahayanya ucapan

وَقَدْ ذَمَّهُ اللهُ تعالى وَعَابَهُ وَأَوْعَدَهُ بِسَقَرَ حَيْثُ قَالَ تَعَالىَ:
وَعَابَهُ
وَأَوْعَدَهُ بِسَقَرَ

Allāh subhanahu wa ta’ala telah mencela orang yang mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah kalamubasyar hu disini kembali kepada

فمن سمعه

Kembali kepada orang yang mendengar kemudian mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah kalamu albasyar, Allāh mencelanya,

وَعَابَهُ

Kemudian Allāh mencelanya, hampir sama maknanya,

وَأَوْعَدَهُ

Bahkan Allāh subhanahu wa ta’ala mengancamnya dengan azab bukan Allāh cela saja tapi tapi Allāh ancam dengan azab, dan ancaman menunjukan bahwasanya ucapan itu ucapan yang dibenci oleh Allāh atau ucapan yang keliru fatal kekeliruannya dia mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah Kalamu Al Basyar,

حَيْثُ قَالَ تَعَالىَ: سَأُصْلِيهِ سَقَرَ

Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan Aku akan memasukkan dia ke dalam jahanam.

Ini disebutkan oleh Allāh dalam Surat Al Mudatsir Kisah dari Al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi termasuk Orang Quraisy ketika dia mendengar Al-Qur’an (dia orang yang faham) Al Walid mengatakan bahwasanya ini bukan syair (dia sudah banyak mendengar syair) dan ini bukan sihir juga / ini bukan mantra dari para dukun, apa yang dia sebutkan adalah pujian terhadap apa yang dibawakan oleh Nabi ﷺ, dia justru malah memuji apa yang dibaca oleh Nabi ﷺ maka dicela oleh kaumnya, sampai akhirnya dia dengan lisannya mengatakan

إِنْ هَٰذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ
[QS Al Mudatsir 25]

Sebelumnya Allah mengatakan,

إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ (١٨)

Sesungguhnya dia memikirkan,

فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (١٩)

Maka terlaknat dia,
Bagaimana dia memikirkan/setelah dicela oleh kaumnya sendiri,

ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (٢٠)
ثُمَّ نَظَرَ (٢١)
ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ (٢٢)
ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ (٢٣)
فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (٢٤)
إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ (٢٥)

Sampai akhirnya dia mengatakan bahwasanya ini adalah sihir & ini adalah ucapan manusia, ini adalah ucapan Muhammad, padahal hatinya berbeda dengan apa yang dia ucapkan

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ …
[QS An Naml 14]

Apa kata Allāh ﷻ setelahnya, ketika menyebutkan tentang ucapan Walid

اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا قَوۡلُ الۡبَشَرِؕ

Tidaklah ini adalah ucapan manusia,

Allāh mengatakan,

سَأُصۡلِيهِ سَقَرَ

Aku akan memasukan dia (Walid) kedalam Saqor/kedalam Neraka

وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا سَقَرُؕ
لَا تُبۡقِىۡ وَ لَا تَذَرُ‌ۚ

Tahukah kamu apa itu Saqor?
Ini adalah sesuatu azab yang tidak akan menyisakan dan tidak akan meninggalkan, akan dihabisi/dihancurkan oleh Naar.

Berarti disini ada ancaman bagi orang yang mengatakan bahwasanya Al-Qur’an adalah ucapan manusia. Ancaman menunjukkan bahwasanya ucapan itu adalah ucapan yang batil itu bukan Qoulubasyar, keyakinan bahwasanya itu ucapan Muhammad adalah ucapan yang batil orang yang mengatakannya berhak mendapatkan azab tersebut

علمنا فلما أوعد الله سقر لمن قال {إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشر

Ketika Allāh subhanahu wa ta’ala mengancam orang yang mengatakan ucapan tadi yaitu mengatakan

اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا قَوۡلُ الۡبَشَرِؕ

Diancam dengan Saqor maka kita mengetahui

Bahwasanya Al-Qur’an ini ucapan yang menciptakan manusia.

Kalau itu bukan ucapan manusia berarti itu adalah ucapan yang menciptakan manusia yaitu Allāh Kalamullah,

ولا يشبه قول البشر

Dan bahwasanya berarti Kalamullah ini tidak serupa dengan ucapan manusia,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Orang yang memahami bahasa Arab tahu ini bukan ucapan manusia, meraka sudah tahu ribuan syair, syair dari berbagai Qobilah mereka ketika mereka mendengar Al-Qur’an mereka mengetahui bahwa ini bukan ucapan manusia, Al-Qur’an dengan bahasa mereka dengan huruf² mereka tahu tapi mereka tahu ini bukan ucapan syair/ini bukan ucapan manusia, bahkan orang² yang belum mengenal bahasa Arab sekalipun (orang² kufur ketika mereka disuruh mendengarkan Al-Qur’an) mereka merasa ini bukan sembarang ucapan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top