Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Mahazi > Halaqah 03 ~ Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya

Halaqah 03 ~ Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya

Program: MAHAZI (Madrasah Haji dan Ziarah)
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Tidak semua orang yang melakukan ibadah haji mendapatkan haji yang mabrur. Haji yang mabrur adalah haji yang seseorang mendapatkan pahala yang besar di dalamnya. Dan ciri Haji yang mabrur, haji tersebut membawa perubahan pada dirinya kepada yang lebih baik.

Diantara keutamaan Haji yang mabrur:

  • Balasan Surga bagi orang yang mendapatkannya. Rasulullāh ﷺ bersabda :

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Dan Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  • Diampuni dosa-dosanya. Di dalam sebuah hadits Rasulullāh ﷺ mengatakan:

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa yang berhaji karena Allāh ﷻ kemudian dia tidak melakukan rafats dan tidak melakukan kefasiqan maka dia akan kembali seperti ketika dia dilahirkan oleh Ibunya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  • Haji yang mabrur adalah termasuk amalan yang paling afdhal.

“Rasulullāh ﷺ pernah ditanya tentang amalan apa yang paling afdhal, Beliau ﷺ berkata beriman kepada Allāh ﷻ dan Rasul-Nya, Beliau ﷺ ditanya kemudian apa? Beliau ﷺ menjawab Jihad di jalan Allāh ﷻ, Beliau ﷺ ditanya kembali kemudian apa? Beliau ﷺ menjawab Haji yang mabrur” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Cara untuk mendapatkan Haji yang mabrur diantaranya:

  1. Ikhlas, yaitu mengharap pahala dari Allāh ﷻ. Allāh ﷻ berfirman:

وَاَتِمُّوا الۡحَجَّ وَالۡعُمۡرَةَ لِلّٰهِؕ

“Dan hendaklah kalian menyempurnakan Haji dan Umrah karena Allāh ﷻ” (QS Al-Baqarah: 196)

Dan di dalam hadits qudsi Allāh ﷻ berkata :

أنا أغْنَى الشُّرَكاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَن عَمِلَ عَمَلًا أشْرَكَ فيه مَعِي غيرِي، تَرَكْتُهُ وشِرْكَه

“Aku adalah Dzat yang paling tidak butuh dengan sekutu, barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku di dalam amalan tersebut maka aku tinggalkan dia dan sekutunya” (HR. Muslim)

Maksud Allāh ﷻ meninggalkan dia dan sekutunya adalah Allāh ﷻ tidak memberikan pahala kepadanya. Oleh karena itu seorang calon jamaah haji hendaknya memohon kepada Allāh ﷻ supaya dimudahkan untuk ikhlas di dalam beramal, menjauhi riya (ingin dipuji), dan sum’ah (ingin didengar), atau ingin lebih dihormati oleh masyarakatnya atau ingin dipanggil pak Haji dan bu Haji karena ini semua bisa menjadi sebab ketidak mabruran haji seseorang.

  1. Mengikuti Sunnah Rasulullāh ﷺ di dalam ibadah hajinya. Rasulullāh ﷺ bersabda:

لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ أَدْرِى لَعَلِّى لاَ أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتِى هَذِهِ

“Hendaklah kalian mengambil dariku manasik kalian karena sesungguhnya aku tidak tahu mungkin aku tidak haji lagi setelah hajiku ini” (HR. Muslim)

Oleh karena itu hendaklah seorang calon jamaah haji bersungguh-sungguh didalam mempelajari tata cara haji Nabi ﷺ yang berdasarkan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar dan mengamalkannya supaya mendapatkan Haji yang mabrur.

  1. Tidak Melakukan Kemaksiatan dan Pelanggaran. Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa yang berhaji karena Allāh ﷻ kemudian dia tidak melakukan rafats, dan tidak melakukan kefasikan maka dia akan kembali seperti ketika dilahirkan oleh ibunya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud dengan rafats disini adalah Jima’ yaitu mendatangi istri atau pembukaan dari jima’ ketika dalam keadaan ihram. Dan yang dimaksud dengan kefasikan adalah kemaksiatan. Oleh karenanya seorang jamaah haji hendaknya menjaga hati, lisan, dan anggota badannya dari perbuatan maksiat, takut kepada Allāh ﷻ dimanapun dia berada, dan apabila dia melakukan kemaksiatan maka hendaknya bersegera bertaubat kepada Allāh ﷻ dengan taubat yang nasuha dan menjaga larangan-larangan ketika ihram.

  1. Berakhlak yang Baik kepada Orang Lain. Diantaranya memberi makan kepada orang lain, menyebarkan salam, memperbaiki tutur katanya, dan lain-lain

Nabi ﷺ bersabda ketika ditanya oleh para sahabat tentang haji yang mabrur

إطعام الطعام وإفشاء السلام

Memberi makan dan menyebarkan salam. Di dalam riwayat yang lain Beliau ﷺ mengatakan

إطعام الطعام، وطيب الكلام

Memberi makan dan ucapan yang baik.

(H.R. Ahmad di dalam Musnadnya dan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

  1. Menggunakan Harta yang Halal

Wajib bagi seorang muslim menggunakan harta yang halal supaya hajinya menjadi haji yang mabrur. Rasulullāh ﷺ bersabda

أَيُّهَا النَّاسُ ؛ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Wahai manusia sesungguhnya Allāh ﷻ itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik” (H.R. Muslim)

  1. Memperbanyak mengingat Allāh ﷻ dalam rangkaian Ibadah Hajinya

Hendaknya seorang jamaah haji mengisi waktunya dengan memperbanyak dzikrullah, yaitu mengingat Allāh ﷻ dengan hati dan lisannya, mengingat keagungan-Nya, keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan tidak menyia-nyiakan masa ibadah haji yang sebentar ini dengan pekerjaan yang sia-sia dan tidak bermanfaat.

Semoga Allāh ﷻ memudahkan Bapak Ibu sekalian untuk mendapatkan Haji yang mabrur.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top