Home > Bimbingan Islam > Panduan Lengkap Membenahi Aqidah > Halaqah 10 : Mengolok-Olok Allah Subhanahu wa Ta’ala

Halaqah 10 : Mengolok-Olok Allah Subhanahu wa Ta’ala

🎙 Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Al-Irsyād ilā Shohīhil I’tīqod (الإرشاد إلى صحيح الإعتيقاد)
📝 Fadhillatus Syaikh Sholih bin Fauzan حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله وصلاة وسلام على رسول الله نبينا محمّد وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang salah satu pembatal tauhīd yang sangat berbahaya, yaitu:

▪︎ Mengolok-olok Allāh Subhānahu wa Ta’āla (Istihza’)

Mengolok-olok Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mengolok-olok Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengolok-olok Al Qur’ān ini sangat berbahaya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ۞ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ

_Dan jika engkau bertanya kepada mereka, mereka pasti akan mengatakan, “Kami hanya bergurau dan bermain-main.” Katakanlah, “Apakah dengan Allāh dengan ayat-ayat-Nya dengan Rasul-Nya kalian mengolok-olok?” Jangan banyak alasan, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.”_

(QS. At Taubah: 65-66)

Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang munafik yang mengolok-olok Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan para shahabat dalam sebagian peperangan.

Di mana seorang munafik mengatakan:

ما راينا مثل قرائنا هؤلاء ارغب بطونا ولا اكذب السنا ولا اجبد ان اللقاء

_”Kami tidak mengetahui orang yang lebih buncit perutnya lebih pendusta lisannya dan lebih pengecut ketika perang daripada Nabi dan para shahabat.”_

Ketika hal itu sampai kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun menyampaikan kepada mereka dan mereka beralasan, “Kami cuma bersenda gurau, wahai Rasūlullāh.” Lalu turunlah ayat yang mulia ini.

Ayat ini menjelaskan secara tegas bahwa siapapun yang mengolok-olok Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mengolok-olok Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengolok-olok Al Qur’ān maka dia telah kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Karena berarti dia telah melecehkan, merendahkan, telah menghinakan Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan risalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan ini fenomena yang banyak terjadi di zaman kita sekarang. Banyak yang mengolok-olok Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Bahkan dahulu ada yang berani mengatakan, “Anjingku akbar,” atau “Tuhan mebusuk,” dan lain sebagainya. Ini ucapan yang kufur, celaan (olok-olokan) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Demikian pula orang yang mencela Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengatakan bahwasanya, “Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah bapaknya teroris, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah tukang sihir, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pembohong dan sebagainya,” ini adalah kekufuran.

Demikian pula orang yang merendahkan Al Qur’ān menghina atau menistakan Al Qur’ān, menginjak-injak Al Qur’ān, mengatakan bahwa Al Qur’ān palsu, mengatakan bahwa Al Qur’ān hanya dongeng dan sebagainya maka itu adalah kekufuran.

Kita harus hati-hati dan waspada dari Istihza’, karena ini sangat berbahaya sekali. Kewajiban bagi kita adalah mengagungkan Allāh, mengagungkan Al Qur’ān dan mengagungkan Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

وما بعدم شعائر الله فانها من تقوى القلوب

_”Barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allāh Subhānahu wa Ta’āla berarti itu adalah ketakwaan di dalam hati.”_

Demikian juga termasuk dalam hal ini adalah orang-orang yang mencela sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, seperti orang-orang yang mencela jenggot, orang-orang yang mencela jingkrang yang tidak isbal, menggelari mereka sebagai kampungan atau radikal dan sebagainya. Termasuk pelecehan kepada syariat Allāh dan Sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Hati-hati dari dosa lisan! Walaupun cuma sekedar bercanda. Karena bercanda ada aturannya. Bercanda boleh tapi ada aturan-aturannya.

Di antara aturannya adalah tidak boleh bercanda di dalam masalah agama, bercanda dalam masalah Allāh, masalah Rasul, masalah Al Qur’ān, masalah Islām. Karena ini bukan bahan untuk bercanda.

Demikian, semoga bermanfaat.

وصلى الله و سلم على نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top