Home > Bimbingan Islam > Panduan Lengkap Membenahi Aqidah > Halaqah 02 : Pengertian Syirik

Halaqah 02 : Pengertian Syirik

🎙 Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Al-Irsyād ilā Shohīhil I’tīqod (الإرشاد إلى صحيح الإعتيقاد)
📝 Fadhillatus Syaikh Sholih bin Fauzan حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين اما بعد

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dakwah para rasul seperti yang difirmankan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ

_Dan sungguh Kami telah mengutus setiap umat seorang rasul untuk menyeru, “Beribadahlah kalian kepada Allāh saja dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allāh).”_

(QS. An Nahl: 36)

Jadi seluruh nabi dan rasul menyerukan kepada umatnya agar beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan tidak cukup hanya itu saja, mereka juga memperingatkan umatnya dari sesembahan-sesembahan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kaum muslimin dan muslimat, Sahabat BiAS yang semoga dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pada kesempatan kali ini kita akan mengkaji:

▪︎ APA ITU SYIRIK?

Syirik didefinisikan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadītsnya:

أَنْ تَجْعَلَ لِلهِ نِدًّا، وَهُوَ خَلَقَكَ

_”Engkau menjadikan tandingan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakanmu.”_

(HR. Bukhari)

Jadi syirik adalah membuat tandingan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mensejajarkan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Pengkhususan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla itu meliputi tiga hal:

⑴ Syirik dalam Rububiyyah.

Jika seorang meyakini bahwa ada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang bisa menciptakan, memberikan rezeki, menghidupkan atau mematikan maka orang tersebut telah terjatuh dalam lubang kesyirikan (syirik besar). Dan keadaan orang itu lebih sesat, lebih jelek daripada orang-orang kafir dahulu.

Kenapa demikian?

Karena orang-orang kafir dahulu mereka masih menetapkan tauhid rububiyyah. Mereka menetapkan bahwa Allāh yang menciptakan langit dan bumi, Allāh yang memberikan rezeki.

Allāh berfirman:

وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۚ

_Jika kamu bertanya kepada mereka, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” Mereka akan menjawab, “Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

(QS. Luqman: 25)

⑵ Syirik dalam Uluhiyyah

Yaitu kalau seseorang meyakini bahwa ada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang berhak untuk diibadahi, padahal tidak ada yang berhak untuk kita ibadah kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana dalam ayat yang selalu kita baca dalam shalat kita:

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ

_”Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”_

(QS. Al Fatihah: 5)

Pada: إِيَّاكَ نَعۡبُدُ , “Hanya kepada Engkau ya Allāh kami beribadah,” di situ maf’ul bih (objeknya) didahulukan adalah sebagai bentuk pengkhususan (berfungsi pengkhususan). Jadi, “Hanya kepada Engkau ya Allāh, kami beribadah bukan kepada yang lainnya.”

Maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik itu doa, menyembelih, tawakal dan lain sebagainya berarti dia telah berbuat syirik. Dan ibadah itu luas sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh dalam kitabnya Al Ubudiyyah.

Beliau mengatakan:

اسم جامع لكل مايحبه الله ويرضاه من الاقوال والافعال الظاهره والباطنه

_”Ibadah itu adalah mencakup setiap ucapan dan perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

Maka siapapun yang menyerahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik kepada malaikat, jin, wali, kuburan, batu, pohon dan lain sebagainya maka berarti dia telah menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⑶ Syirik dalam Al Asma wa Shifat

Yaitu seseorang mensifatkan sebagian makhluk dengan sebagian sifat-sifat yang khusus bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Contoh: Kalau ada yang meyakini bahwa ada makhluk Allāh yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Ada yang meyakini bahwasanya wali Fulan bisa tahu perkara-perkara ghaib, berarti dia telah menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebab yang tahu ilmu ghaib hanya Allāh. Ketika seorang menyerahkan atau mensifatkan sifat tersebut kepada selain Allāh berarti dia telah menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

قُلْ لَا يَعْلَمُ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ

_Katakan,” Tidak ada yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

(QS. An Naml: 65)

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi, syirik adalah kita menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mensejajarkan selain Allāh dengan Allāh dengan hal-hal yang khusus bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Baik dalam rububiyyah, uluhiyyah maupun dalam asma wa shifat.

Berdasarkan penelitian para ulama dan pengkajian mereka terhadap dalīl Al Qur’ān dan Sunnah diketahui bahwasanya syirik itu terbagi menjadi dua:

⑴ Syirik Besar (الشرك الأكبر)
⑵ Syirik Kecil (الشرك الأصغر)

• Syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Seperti, seseorang berdoa kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mendekatkan diri kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menyembelih untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Baik untuk kuburan, untuk jin, syaithan, malaikat, nabi dan lain sebagainya. Ini syirik besar.

Kalau ada orang yang meminta kepada kuburan kesembuhan atau meminta anak atau meminta jabatan maka ini dinamakan syirik besar. Karena tidak ada yang bisa memenuhi hajat seorang hamba kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Syirik jenis ini mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikan pelakunya kekal di Neraka. Jika ia meninggal dunia dalam keadaan syirik dan belum bertaubat dari perbuatan syirik tersebut maka dia kafir dan kekal di Neraka selama-lamanya.

• Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah sarana menuju syirik besar.

Seperti (misalnya) bersumpah dengan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Karena biasanya orang yang bersumpah dengan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak bermaksud mensejajarkan selain Allāh dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla secara umum.

Demikian juga kalau ada orang yang mengatakan, “Kehendak Allāh dan kehendaknya,” maka ini syirik kecil.

Jadi syirik ada dua macam, syirik besar dan syirik kecil.

Apa perbedaannya?

• Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, menjadikan pelakunya kekal di neraka selamanya, menghapus semua amal ibadah kita.

• Syirik kecil tidak mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, tidak menjadikan pelakunya kekal di neraka dan tidak menghapus semua amal ibadah yang telah kita lakukan sebelumnya.

In syā Allāh Ta’āla, kita akan melanjutkan pada pertemuan berikutnya.

و صلى الله وسلّم على نبينا محمّد و على آله وصحبه أجمعين

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top