Home > Bimbingan Islam > Panduan Lengkap Membenahi Aqidah > Halaqah 01 : Muqaddimah Kitāb

Halaqah 01 : Muqaddimah Kitāb

🎙 Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Al-Irsyād ilā Shohīhil I’tīqod (الإرشاد إلى صحيح الإعتيقاد)
📝 Fadhillatus Syaikh Sholih bin Fauzan حفظه لله تعالى
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين

و من نهتدى بالهوى و تبع فره إلى يوم الدين أما بعد

اللهم إني أسألك علما نافعا، ورزقا طيبا، وعملا متقبلا

_”Ya Allāh, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal shalih yang diterima di sisi-Mu.”_

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla bisa diberi kemudahan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla menuntut ilmu lewat program online Bimbingan Islam yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita, untuk menguatkan iman, menguatkan ilmu dan menumbuhkan amal shalih bagi kita semuanya.

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menganjurkan kepada kita untuk menuntut ilmu. Demikian juga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menganjurkan kepada kita untuk menuntut ilmu, karena ilmu adalah lentera dan cahaya yang mengantarkan kita menuju surga.

Dengan ilmu kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana tauhīd dan mana syirik, mana sunnah dan mana bid’ah, mana keta’atan dan mana kemaksiatan.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

_'”Barangsiapa menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu agama maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”_

(Hadīts shahīh riwayat At Tirmidzi nomor 2646)

Oleh karenanya di awal muqaddimah (pertemuan) ini, kami mengingatkan diri kami pribadi dan kepada teman-teman sahabat-sahabat BiAS sekalian, agar kita meraih ilmu yang bermanfaat dari program ini atau program-program yang lainnya.

⑴ Hendaknya kita mengikhlaskan niat kita, meluruskan niat kita dalam menuntut ilmu, karena niat adalah pondasi, niat adalah asas untuk diterimanya amal ibadah kita.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الْعَمَلُ بِالنِّيَّةِ

_”Sesungguhnya setiap amalan tergantung kepada niat kita.”_

(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 1907)

⑵ Hendaknya kita bersemangat dalam menimba ilmu ini.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ, وَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ

_”Bersemangatlah kamu melakukan hal-hal yang bermanfaat dan mintalah pertolongan kepada Allah.”_

(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 2664)

Kalau kita ingin mendapatkan ilmu maka hendaknya kita bersemangat, tidak boleh bermalas-malasan atau bersantai-santai.

لا ينال العلم براحة الجسد

_”Ilmu tidak diraih dengan santai.”_

⑶ Hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karena ilmu adalah anugerah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Bukan karena kehebatan kita, bukan karena kejeniusan kita, tapi ilmu semata-mata adalah anugerah atau hadiah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Nabi alayhimshalātu wa sallām:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

_”Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka Allāh akan memudahkan baginya memahami ilmu agama.”_

(Muttafaqun ‘alaih)

Maka perbanyak doa, terutama di waktu-waktu mustajab.

Perbanyak doa:

اللهم إني أسألك علما نافعا

رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Dan doa-doa lainnya.

⑷ Hendaknya kita bersabar dalam menuntut ilmu.

Sabar adalah kunci keberhasilan. Ingat perkataan Nabi Musa ‘alayhissalām tatkala beliau belajar kepada Khidir:

سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرٗا

_”In syā Allāh engkau akan dapati aku termasuk orang yang sabar.”_

(QS. Al Kahfi: 69)

Maka salah satu kunci agar kita mendapatkan ilmu adalah dengan sabar.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan bagi kita untuk menuntut ilmu agama.

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ilmu agama ini luas. Ilmu agama ini banyak. Andaikan seluruh hidup kita, kita gunakan untuk menuntut ilmu maka masih banyak ilmu-ilmu yang belum kita pelajari.

Ilmu ini seperti lautan yang tak bertepi dan umur (usia) kita pun terbatas. Oleh karenanya hendaknya bagi seorang hamba memprioritaskan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat, ilmu-ilmu yang menjadi bekal bagi kita untuk (setelah) kematian kita.

Dan ilmu yang paling penting dalam agama kembali kepada tiga;

⑴ Ilmu Aqidah (Ilmu Tauhid)

Bayangkan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla saja memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mempelajari ilmu ini.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ

_”Maka ketahuilah (pelajarilah), bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”_

(QS. Muhammad: 19)

Kalau Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam saja diperintahkan oleh Allāh untuk mempelajari kalimat tauhīd Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ), lantas bagaimana dengan yang lainnya?

Maka nikmat yang paling besar yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada seorang hamba yaitu mana kala hamba tersebut diberi kemudahan mempelajari tauhīd.

⑵ Ilmu Tentang Fiqih

Yaitu agar dia bisa beribadah kepada Allāh dengan benar, dia bisa berwudhu, dia bisa shalat, puasa, zakat, nikah, jual beli sesuai dengan panduan agama.

⑶ Ilmu Tentang Akhlak dan Adab

Ilmu ini juga penting agar interaksi dia muamalah dengan manusia sesuai dengan yang diridhai Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

بحبل من الله وحبل من الناس

_”Seseorang harus menjalin hubungan baik dengan Allāh dan dengan sesama manusia.”_

Sahabat BiAS yang semoga dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Kalau kita belajar tauhīd maka harus belajar juga lawannya. Karena tidak sempurna ilmu seseorang tentang sesuatu kecuali apabila mempelajari lawannya juga. Makanya, termasuk hikmah adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Allāh menjadikan segala sesuatu ada lawannya. Ada siang ada malam, ada manis ada pahit, ada hitam ada putih dan seterusnya.

Demikian juga, kita tidak mungkin mempelajari atau memahami tauhīd dengan benar, kecuali apabila kita mempelajari lawannya juga yaitu syirik. Kita tidak mungkin mempelajari masalah sunnah dengan baik kecuali apabila kita memahami lawannya yaitu bid’ah. Kita tidak mungkin memahami tentang ketaatan dengan baik kecuali apabila kita mempelajari lawannya yaitu kemaksiatan.

والضد يظهر حسنه الضد وبضده فتبينوا الشير

_Dengan kita mempelajari lawannya maka itu akan menjadi jelas suatu perkara._

Oleh karenanya, pada kesempatan yang berbarakah ini dan ke depan, in syā Allāh kita akan mempelajari lawan dari tauhīd yaitu syirik. Dengan harapan agar menjadi pelajaran bagi kita untuk menghindari dan mewaspadainya. Kita belajar tentang syirik bukan untuk kita lakukan tetapi untuk kewaspadaan bagi kita.

عَرَفْتُ الشَّرِّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ يَقَعُ فِيْهِ

_”Aku mengenal kejelekan bukan untuk aku lakukan tapi untuk kewaspadaan.”_

In syā Allāh kita akan mempelajari mulai pertemuan berikutnya.

وصلى الله و سلم على نبينا محمّد وعلى آله وأصحابه أجمعين

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *