🌍 Grup Islam Sunnah | GiS
🎙 Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A.
📗 صفة صلاة النبي ﷺ من التكبير إلى التسليم كأنك تراها
📝 Syaikh Al-Albani رحمه الله
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله و صحبه و من تبع هداه
Kaum muslimin dan muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS atau Grup Islam Sunnah yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya).
Baiklah kita lanjutkan kajian kita.
Syaikh Albani Rahimahullah mewasiatkan,
وأول من يستحق أن نستعمل معه هذه الحكمة هو من كان أَشَدّ خصومةً لنا في مبدئنا وفي عقيدتنا
Dan orang yang paling pantas untuk kita perlakukan dengan cara ini, yaitu cara yang halus tersebut, adalah orang yang paling keras pertentangannya terhadap kita. Ini wasiat beliau. Orang yang paling keras penentangannya terhadap dakwah ini, terhadap manhaj ini, mereka yang paling pantas untuk kita dakwahi dengan cara yang halus, dengan cara yang baik, dengan cara yang disukai oleh mereka. Sehingga bisa membuka hati mereka.
حتى لا نجمع بين ثقل دعوة الحق التي إمتن الله عز وجلّ بها علينا وبين ثقل أسلوب الدعوة إلى الله عزّ وجلّ
Kalau kita berdakwah dengan baik, maka dakwah kita ini (yang berat) bisa diterima dengan lebih ringan oleh mereka. Jangan sampai kita mengumpulkan dua hal yang berat, karena kebenaran ini berat. Jangan sampai kita menyaampaikan sesuatu yang berat ini dengan cara yang berat juga.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’Ala mengatakan dalam surat Al Muzammil (ayat 1-5) :
يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ (ا) قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ (٢)
نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ (٣)
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ (٤)
اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا (٥)
Sesungguhnya Kami, Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, akan melemparkan kepadamu perkataan yang berat.
Kebenaran itu berat. Berat untuk diterima, berat juga untuk diamalkan. Makanya jangan sampai kebenaran yang sudah berat ini, kita sampaikan kepada orang lain dengan cara yang memberatkan, dengan cara-cara yang tidak baik, sehingga hatinya semakin tertutup. Sudah yang disampaikan adalah sesuatu yang tidak disenangi, dengan cara yang tidak disenangi juga. Makanya jangan sampai kita kumpulkan dua hal yang sangat berat ini.
Kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan dakwah yang haq ini, yang memang berat dijalankan oleh manusia dengan cara yang sebaik mungkin. Sehingga cara-cara tersebut bisa membuka hati mereka dan akhirnya mereka bisa sadar dan dapat hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta’Ala.
فأرجو من إخواننا جميعا في كل بلاد الإسلام أن يتأدّبوا بهذه الآداب الإسلامية . ثم أن يبتغوا من وراء ذلك وجه الله عزّ وجل لا يريدون جزاءً ولا شكورا ً.
Saya berharap dari seluruh saudara kami yang mengusung dakwah sunnah ini, dakwah yang diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala di semua negara Islam, agar mereka melakukan atau mempraktekkan adab-adab Islam yang baik ini. Dan agar mereka hanya mengharapkan wajah Allah Subhanahu Wa Ta’Ala dalam usahanya. Jangan sampai mengharapkan harta atau mengharapkan pujian orang lain atau hal-hal dunia yang lainnya. Dalam berdakwah hendaklah kita mengharap wajah Allah Subhanahu Wa Ta’Ala. Tidak mengharapkan balasan dari mereka.
Inilah wasiat yang mulia, yang saya lihat sangat penting untuk saya sampaikan. Apalagi kita akan membahas kitab yang beliau tulis. Dan ini sebagai pengingat kepada kita semuanya.
(1) Wasiat yang pertama:
Wasiat bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’Ala.
(2) Kemudian yang kedua:
Menuntut ilmu terus. Selalu menuntut ilmu. Karena dengan menuntut ilmu inilah ketakwaan kita akan selalu terjaga dengan baik.
(3) Kemudian yang ketiga:
Mengimbangi ilmu dengan amal.
(4) Kemudian yang keempat:
Ketika berdakwah maka pakailah cara-cara (gunakan cara-cara) yang halus. Cara-cara yang disukai oleh orang yang kita dakwahi, agar dakwah ini bisa diterima dengan baik. Jangan sampai kita mengumpulkan antara beratnya kebenaran dengan beratnya cara kita menyampaikan.
Sekian apa yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini.
والله تعالى اعلم
و صلى الله و سلم مبارك على نبينا محمد وعلى آله و صحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين . و الحمد لله رب العالمين