🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Sirah Nabawiyyah
~~~~~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Alhamdulillāh, Allāh Subhānahu wa Ta’āla masih memberikan kita kesempatan untuk bersua kembali dalam rangka untuk mempelajari perjalanan sejarah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
In syā Allāh, kita akan membahas poin tentang pernikahan antara Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan sayyidah Khadījah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā.
Kata Imām An Nawawiy tentang perkataan, “Aku di anugerahi rasa cinta kepada Khadījah,” adalah dalīl bahwasanya cinta kepada Khadījah merupakan kemuliaan yang Allāh anugerahkan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Wanita, kalau sudah cemburu maka dia akan melakukan hal yang tidak dia sadari dan diluar akal sehat.
Dan lelaki yang baik adalah tidak marah kepada istrinya yang berbuat kesalahan karena cemburu.
Bagaimana suami marah terhadap perilaku istri yang menunjukkan cintanya kepadanya?
Maka ‘Āisyah pun cemburu dengan mengatakan perkataan yang keliru dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam membela Khadījah.
Inilah, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sangat mencintai Khadījah.
(3) Allah pun mengirim salam kepada Khadījah dan Khadījah dijanjikan istana di surga yang terbuat dari emas dan perak, sebagaimana hadīts yang diriwayatkan oleh Al Imām Muslim dalam shahīhnya:
عَنْه أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي رِوَايَتِهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَلَمْ يَقُلْ سَمِعْتُ وَلَمْ يَقُلْ فِي الْحَدِيثِ وَمِنِّي
Dari Abū Hurairah berkata: Pada suatu ketika Jibrīl pernah datang kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sambil berkata:
“Yā Rasūlullāh, ini dia Khadījah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk (baik itu makanan ataupun minuman).”
“Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.”
Hadīts Anas bin Mālik ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata kepada Ubay bin Ka’ab.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وعن أنس قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – لأبي بن كعب : ” إن الله أمرني أن أقرأ عليك القرآن ” قال : آلله سماني لك ؟ قال : ” نعم ” قال : وقد ذكرت عند رب العالمين ؟ قال : ” نعم ” فذرفت عيناه . متفق عليه
“Wahai Ubay bin Ka’ab, Allāh memerintahkan kepadaku untuk mrmbacakan Al Qurān kepadamu.”
Maka Ubay bin Ka’ab berkata:
“Allāh sebut nama saya kepada engkau?”
Kata Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam: “Iya.”
Berkata Ubay bin Ka’ab:
“Aku disebut oleh pencipta alam semesta ini?”
Berkata Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam: “Iya.”
Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis bahagia.
(Muttafaqun ‘alayhi)
Para ulamā menyebutkan kenapa istana Khadījah disebutkan tidak ada kegaduhan dan hiruk pikuk karena Khadījah selama 25 tahun hidup bersama Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak pernah berteriak kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan kepada anak-anaknya, maka Allāh balas dengan surga yang tenang.
Apakah ada wanita sekarang tidak pernah angkat suaranya kepada suaminya?
Khadījah juga tidak pernah mengeluhkan keletihan karena Khadījah telah berletih-letih membelanjakan hartanya seluruhnya untuk dakwah Nabi dan letih mengurus anak-anaknya agar Nabi bisa konsentrasi berdakwah.
Inilah Khadījah radhiyallāhu ‘anhā.
Tidak ada istri yang bisa menemani Nabi di awal dakwah kecuali istri yang luar biasa ini.
Allāh pilihkan wanita istimewa ini bagi Nabi, yang akan menemani Nabi di kalah beliau butuh teman perjuangan, butuh wanita yang mampu menenangkan hatinya saat hatinya gundah gulana.
Demikian yang bisa disampaikan, In syā Allāh besok kita lanjutkan pada pembahasan selanjutnya.
__________