Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 067: Hadīts Ubādah bin Shāmit (9)

Halaqah 067: Hadīts Ubādah bin Shāmit (9)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

Apakah bentuk menahan dirinya Maryam?

فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّۭا

“Hari ini aku tidak akan berbicara dengan siapapun”

(QS. Maryam:26)

فَأَتَتۡ بِهِۦ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُۥ قَالُوا۟ یَـٰمَرۡیَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَیۡـࣰٔا فَرِیࣰّا

“Tatkala Maryam mendatangi kaumnya dalam keadaan menggendong nabiyullāh Isa. Wahai Maryam sungguh engkau telah melakukan perbuatan yang mungkar (engkau telah berzina)”

(QS.Maryam: 27)

يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا

“Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”

(QS. Maryam: 28)

Harun di sini adalah saudara Maryam dan bukan saudara nabiyullāh Musa alayhissallām, demikianlah orang dahulu sering menamakan anak mereka dengan orang-orang yang shalih atau nama nabi.

Kalau Harun yang ada pada nabi Musa alayhissallām, maka nabi Musa memiliki sepupu yang bernama nabi Harun.

Saudara Maryam ini bernama Harun, sebagaimana mereka menamakan Imrān dengan Abū Musa.

Kita lanjutkan,

يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ

“Wahai saudari Harun”

Disini mereka mengatakan يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ wahai saudaranya Harun.

مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ

“Ayahmu bukanlah laki-laki yang buruk (perangai)”

وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا

“Dan ibumu juga bukan wanita yang dikenal dengan pelacur (pezina)”

Allāh firmankan:

فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ

Karena Maryam sudah berjanji untuk tidak berbicara kepada siapapun hari itu, maka Maryam mengisyaratkan kepada nabi Isa, seakan-akan dia mengungkapkan kalau kalian berbicara, berbicarakah dengan bayi ini.

قَالُوا۟ كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِى ٱلْمَهْدِ صَبِيًّا

Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”

Subhānallāh, keajaiban luar biasa, sehingga Allāh menyebutkan

وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًۭا وَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

“Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang shahih”.

(QS. Āli-Imrān:46)

Nabi Isa mengajak berbicara orang, tatkala dia berada di dalam gendongan dan di waktu dewasa, maka di sinilah nabi Isa berkata dan dia berada di buaian (berada digendongan Maryam)

Dan dia mengatakan:

قال : إني عبد الله

“Aku adalah hamba-Nya Allāh”

Bantahan buat orang-orang Nashrani yang mengatakan bahwasanya nabiyullāh Isa adalah tuhan, sekiranya nabi Isa itu tuhan maka dia akan, “ini Allāh” tetapi dia berkata, “ini Abdullāh”.

Pembahasan kita:

إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ

“Aku adalah hamba-Nya Allāh”.

آتَانِيَ الْكِتَابَ

“Aku diberi Allāh Subhānahu wa Ta’āla kitāb”

وَجَعَلَنِي نَبِيًّا

“Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengangkat ku menjadi seorang nabi”

(QS. Maryam:30)

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ

“Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan aku mubārakan (manfaat) untuk diriku dan juga orang lain di mana pun aku berada”

√ Bārakah itu berkah.
√ Mubārak itu berkah untuk dirinya dan juga orang lain.

وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

“Bahkan Allāh memberikan wasiat, menyuruhku untuk melaksanakan shalat dan zakat selama aku hidup”

(QS. Maryam:31)

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

“Dan aku menjadi seorang yang sangat berbakti kepada ibuku”

(QS. Maryam:32)

Perhatikan!

“Aku berbakti kepada ibuku”

Dia tidak berkata وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ – aku berbakti kepada kedua orang tuaku, tidak! Karena nabi Isa hanya memiliki ibu saja, beliau tidak memiliki ayah sehingga mengatakan وَبَرًّا بِوَالِدَتِي.

Demikianlah makhluk Allāh, ada makhluk Allāh yang hanya memiliki ibu, ada makhluk Allāh yang hanya memiliki bapak (tidak mempunyai ibu), ada makhluk Allāh yang tidak mempunyai bapak dan ibu.Makhluk Allāh dari hewan pun ada, yang tidak mempunyai bapak dan ibu.

Nabi Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki bapak.

Hawa istri nabiyullāh Adam, mempunyai bapak tetapi tidak mempunyai ibu, karena Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.

Adam tidak mempunyai bapak dan ibu.

Begitu pula binatang, ada yang tidak mempunyai bapak dan ibu yaitu kambing yang disembelih oleh nabiyullāh Ibrahim.

Ular yang dimiliki nabi Musa, nabi Musa mempunyai tongkat dan berubah menjadi ular, dan ular itu tidak mempunyai bapak dan ibu.

Subhānallāh.

Nataufīq bihadzal qodar. Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top