Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 061: Hadīts Ubādah bin Shāmit (3)

Halaqah 061: Hadīts Ubādah bin Shāmit (3)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

Ikhwan wa akhawati fīllāh rahimakumullāh.

Kita lanjutkan. Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah dengan mengingat mati. Orang suatu saat akan wafat dan ingat bahwasanya dengan seseorang itu wafat, maka harta yang dia miliki akan menjadi warisan (pakaian, kendaraan). Semua akan ditinggal, yang tersisa adalah amalnya.

Ingatlah, ketika seseorang itu ingin memperoleh ikhlas maka ingatlah kematian. Suatu saat akan berada di dalam kuburan, sendiri. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali amalnya.

Maka kalimat: لَا إلَهَ إلَّا اللّهَُّ adalah sesuatu kalimat yang azhim. Upaya seseorang untuk memperoleh ikhlas adalah tidak beramal kecuali karena Allāh, bukan karena pujian.

Seseorang, untuk memperoleh ikhlas adalah tidak memperdulikan ucapan orang.

Pepatah Arab mengatakan:

رضا الناس غاية لا تدرك

“Mencari keridhaan manusia itu tidak akan ada habisnya.”

Selanjutnya:

وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya.”

وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Dan bahwasannya Isa adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.”

Isa adalah putra dari Maryam. Maryam adalah wanita yang shalihah.

Disebutkan di dalam Al Qur’ān:

إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًۭا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Ingatlah, tatkala isteri ‘Imrān berkata, “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Āli Imrān: 35)

Istri Imrān dalam keadaan hamil, dan dia adalah wanita yang mulia dan dia berharap apa yang dikandungnya menjadi keturunan yang baik.

Subhānallāh.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ

Maka tatkala isteri ‘Imrān melahirkan anaknya, diapun berkata, “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allāh lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak,”

(QS. Āli Imrān: 36)

Laki laki itu berbeda dengan perempuan. Maka berdasarkan ayat ini maka seorang laki-laki harus memahami bahwasanya istri yang dia miliki adalah istri yang lemah. Jika seseorang memiliki anak perempuan, maka dia harus tahu bahwasanya anak perempuan yang dia miliki adalah lemah karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan:

وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ

“Laki-laki berbeda dengan perempuan.”

Laki-laki kuat badannya, laki-laki kuat fisiknya, laki-laki berisi dan berotot. Laki-laki kuat akalnya, laki-laki kuat semuanya. Badannya kuat, berotot dengan kehidupan yang dia lalui juga bisa kuat, pekerjaan yang dia lalui juga dia bisa bersabar.

Laki-laki jika memiliki masalah dia cenderung diam, dan tidak mudah untuk goyang. Jika dia bercerita tentang masalahnya hanya kepada orang yang dia percaya. Jika temannya dipercaya, tidak akan menceritakan masalahnya, dia akan cerita. Selebihnya dia simpan sendiri. Yang tidak pantas orang lain tahu tidak perlu cerita, berbeda dengan perempuan.

Perempuan lemah fisiknya. Perempuan perasaannya jauh di kedepankan. Perempuan kadang diam-diam menangis. Berapa banyak ibu-ibu, khususnya mendekati lebaran, meneteskan air mata menangis, ingat anaknya, ingat cucunya. Apalagi kalau dikabari bahwa mereka tidak bisa pulang, tambah menangis. Tapi kadang kemudian diam, “Bu, tidak usah nangis Bu,” “Iya,” tapi tetap nangis.

Dan kemudian anak minta nomor rekening, “Bu, nyuwun nomor rekening tak kirim mawon.” “Yo wes, rapopo gak mulih, rapopo.”

Subhānallāh

Perempuan lemah, fisiknya lemah, perasaannya lemah. Perempuan kadang diam, kenapa? Karena tidak ada yang diajak berbicara.

Begitu temannya datang, “Oh, Măsyā Allāh,” karena sudah sepuluh tahun lebih tidak bertemu pagi sampai siang cerita, bisa kuat. Kenapa, masing-masing cerita sama temannya selama 10 tahun di ringkas.

Subhānallāh.

وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ

Perempuan lemah, maka disini seorang laki-laki hendaknya berlaku bijak kepada istrinya dan anak perempuannya.

Kenapa?

Karena perempuan itu lemah.

Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di dalam satu hadīts:

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ منكم مِنْ إِحْدَاكُنَّ

“Aku tidak pernah menjumpai seseorang yang memiliki akal yang lemah, agama yang kurang, ternyata bisa mampu mengoyahkan prinsip yang ada pada seorang laki-laki yang kuat.”

(HR Al Bukhari no 304. Kitabul Haidh, Bab Tarkul Haa’idhi Ash Shaum)

Subhānallāh.

Terkadang sebagian laki-laki ingin sedekah dengan jumlah yang banyak, karena ketahuan istrinya, istrinya mengatakan, “Mbok ojo okeh-okeh (jangan banyak-banyak).” Akhirnya bagaimana? Dia tetap sedekah tetapi berkurang jumlahnya.

Tapi ada juga seorang wanita, ketika suaminya akan bersedekah sekian, justru dia (istrinya) mengatakan, “Tambah sedekahnya, lebih banyak lagi pak,” māsyā Allāh.

Yang jelas Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya perempuan: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ , akalnya tidak sempurna, agamanya juga demikian. Tapi ternyata bisa menggoyahkan prinsip yang ada pada seorang laki-laki yang kuat.

Subhānallāh.

Maka Allāh menyebutkan: وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ.

Dikatakan bahwasanya bagaimana perempuan itu: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ.

Bukankah jika dia haidh tidak shalat, bukankah jika dia haidh tidak berpuasa? Inilah yang bisa membuat seorang perempuan menjadi: نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ.

Tetapi semua ini muqaddar (atas kehendak Allāh).

نحتفظ بهذا اقدر

Matur Nuwun atas perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top