🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله أما بعد
Ikhwan Akhwat Fīlllāh rahimakumullāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
فَعَّالٌۭ لِّمَا يُرِيدُ
“Melakukan segala sesuatu atas kehendaknya.”
(QS. Al-Buruj:85)
Di dalam ayat lain Allāh mengatakan:
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا
“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dzaat yang telah menciptakan untuk kalian.”
Apa yang diciptakan Allāh?
مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا
“Semua yang ada di muka bumi, semuanya untuk manusia.”
(QS. Al-Baqarah: 29)
Menunjukkan manusia tidak boleh berputus asa dari rahmat Allāh.
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ
“Jangan kamu berputus-asa dari rahmat Allāh.”
(QS. Yusuf: 87)
Kenapa?
Karena:
ما كتبه على نفسي
Allāh telah menetapkan untuk Diri-Nya demi kemaslahatan hamba-Nya.
Bersyukur kita punya istri, bersyukur kita punya suami.
Istri yang kita miliki, suami yang senantiasa mendampingi kita, itu adalah ketetapan Allāh yang Allāh berikan kepada hamba-Nya.
Hanya saja di dunia ini tentunya banyak ujian, ujian satu dengan yang lain berbeda.
Dan Allāh menyebutkan di dalam Al-Qur’ān:
أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَـٰنُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia menganggap bahwasanya ia diciptakan begitu saja?”
(QS. Al-Qiyamah: 36)
لا يؤمر ولا ينهى، ولا يتعبد بعبادة
“Tidak ada perintah dan tidak ada larangan?”
Imam Asy Syafi’i rahimahullāh tatkala mengomentari firman Allāh:
أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَـٰنُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia itu diciptakan begitu saja?
لا يؤمر ولا ينهى
Tidak ada perintah dan tidak ada larangan?
Oh tidak, disana ada perintah dan di sana ada larangan.
Jika seorang hamba beribadah kepada Allāh
وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Tidak menyekutukan Allāh.
Maka di sini Allāh berkomitmen.
Maka dikatakan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟
“Hak yang harus di dapat oleh hamba dan itu telah ditetapkan oleh Allāh.”
Maka dikatakan:
ووعدهم به من الثواب
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan janji yang baik.”
Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan pahala untuk mereka yang melakukan ketaatan.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُۥ
“Orang yang melakukan ketaatan, maka dia akan menjumpai ketaatan tersebut.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
لايُغَادِرُ صَغِيرَةًۭ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا
“Tidak ada suatu hal besar atau kecil pasti akan ada perhitungannya.”
(QS. Al-Kahfi: 49)
Ikhwan Akhwat Fīlllāh rahimakumullāh.
Jika kita berbicara karunia Allāh, Allāh sangatlah banyak memiliki karunia. Bahkan yang namanya amal, amal yang dilakukan oleh hamba dengan kenikmatan yang di dapat oleh hamba, maka kenikmatan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan ketaatan yang dilakukan oleh hamba.
Kita ulangi!
Balasan yang Allāh berikan untuk hamba di dunia, nikmat yang Allāh berikan kepada hamba di dunia ini, jika di banding dengan ketaatan yang dilakukan oleh manusia sangatlah jauh.
Kita berbicara waktu. Yang namanya waktu sehari semalam adalah 24 jam, kita mempunyai kewajiban untuk menzakati waktu.
Apakah bentuk zakat waktu?
Bentuk zakat waktu adalah shalat, 5 menit dhuhur, 5 menit ashar, 5 menit maghrib, 7 menit isya, 10 menit shubuh.
إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًۭا
“Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al-Isrā’: 78)
Maka dianjurkan untuk memperpanjang shalat shubuh, kenapa?
Disaksikan oleh para malaikat.
Jadi taruhlah sehari semalam kita menzakati waktu hanya setengah jam, dari 24 jam. Sungguh sangat sedikit.
Itu jika kita berbicara apa yang dilakukan hamba kepada Allāh, sungguh Allāh jauh lebih banyak kebaikannya.
Mohon maaf kalau kaki kita terkena duri, tangan kita terkena pisau, mungkin setiap kali kita beraktivitas akan meringis-meringis mengadu dan mengeluh. Māsyā Allāh.
Berapa banyak mereka yang di rumah sakit.
Berapa banyak mereka yang opname.
Begitu ditanya, “Dos pundi kabaripun, lek?” “Dos pundi kabaripun, mbokde?” “Bagaimana kabarnya, om?” Mereka akan berkata, “Alhamdulillāh.”
Kenapa, tangannya patah koq bilang, Alhamdulillāh? Kakinya keseleo koq bilang Alhamdulillāh?
Apakah alhamdulillāh cuma keseleo, alhamdulillāh cuma patah tangan, alhamdulillāh masih hidup? Oh, tidak!
Kenapa kita begitu menengok saudara kita yang sedang sakit parahpun, begitu dia ditanya
dia mengatakan, “Alhamdulillāh.”
Māsyā Allāh, luar biasa.
Seorang mukmin luar biasa. Saya pernah bertemu orang yang jualan soto. Orang jualan soto biasanya sebelum shubuh sudah bangun. Pagi jam 06.00 sudah mulai dasar (buka), siang masih buka, dhuhur ditutup dhuhuran. Habis dhuhur dilanjutkan jualan. Ashar shalat ashar. Habis ashar berkemas-kemas selesai. Saya tanya, “Bu, dos pundi sadeanne pun (Bu, bagaimanakah hasil jualannya)?” Ibu ini mengatakan, “Alhamdulillāh.” Beliau memberitahu kami bahwa dari pagi hingga sore laku 2 mangkok, tapi ibu itu tetap berkata, “Alhamdulillāh.”
Kenapa?
Jawabannya adalah tafa’ulan.
Tafa’ulan adalah senantiasa berharap rahmat dari Allāh.
Yang sakit optimis sembuh, yang jualan optimis bisa laku lebih banyak lagi.
Demikian, maka jika seorang hamba beribadah kepada Allāh, seorang hamba tidak menyekutukan Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memberikan kepada kita apa yang sudah menjadi janjinya.
ما كَتَبَهُ عَلى نَفْسِهِ
نكتفي بهذا القدر
Terima kasih atas segala perhatiannya ada hal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________
Tetap semangat posting…
Saya jgc ikut BIAS. Tapi HP sering ganti. Jadi banyak materi2 yg hilang.
Alhamdulillah bisa muraajaah disini.