Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 034: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (14)

Halaqah 034: Surat Al-An’am Ayat 151-153 (14)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله.
رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً ربي زدني علما ورزقني فهما

Kembali kita lanjutkan materi kita, masih kita membahas Kitāb Tauhīd. Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan firman Allāh surat Al An’ām ayat 152.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim.”

Anak yatim adalah:

من مات أبوه وهو صغير

“Siapa saja yang ditinggal oleh ayahnya dan dia belum datang aqil baligh.”

Ada larangan untuk mendekati harta anak yatim. Mendekat saja tidak boleh, apalagi mengambil harta mereka.

Karena Allāh berfirman:

إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ

Kecuali dengan cara paling baik.

Allāh tidak berfirman:

إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ حسَنُ

Kecuali dengan yang baik.

Hingga anak tersebut memasuki usia aqil baligh.

Jika anak tersebut sudah aqil baligh, maka anak tersebut bisa diuji kemampuannya.

Akan tetapi apabila sudah aqil baligh dan dia masih belum mampu untuk menggunakan harta dengan baik, maka kafilnya boleh untuk menahannya sampai anak tersebut benar-benar bisa berpikir dengan jernih dan bisa memanfaatkan uang sebagaimana mestinya.

وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ

“Dan tunaikan takaran dan timbangan dengan jujur dan adil.”

⇒ Yang dimaksud dengan: ٱلۡكَيۡلَ 0adalah sukatan dan: ٱلۡمِيزَانَ , adalah timbangan.

Di sini terkadang seseorang terjerumus kepada perkara curang dalam hal memberikan atau mengambil.

Allāh berfirman:

وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ۞ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ ۞ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ

“Allāh memberikan ancaman neraka wail bagi mereka (orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang), yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.”

(QS Al Muthaffifīn: 1-3)

Allāh memberikan celaan (ancaman) kepada mereka dengan: وَيۡلٞ. Maka seorang mukmin hendaknya menjadi orang yang terbaik.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

خير الأمور أوسطها

“Sebaik-baik perkataan adalah yang normal-normal (wajar).”

Sekiranya kita memberi untuk orang lain, maka berikan sebaik mungkin. Kita memberikan lebih sehingga orang tersebut merasa nyaman.

Demikianlah seorang mukmin tidak pelit tidak juga berlebihan.

Allāh berfirman:

لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ

“Kami tidak membebani suatu jiwa melainkan menurut kesanggupannya.”

Seseorang tentunya sulit untuk berlaku adil, maka dikatakan: لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ.

Maka seorang mukmin berupaya untuk berlaku yang terbaik.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memiliki banyak istri dan Beliau berkata:

هذا قسمي فيما املك ولا أملك فيما تَمْلِكُ

“Ya Allāh, apa yang bisa aku lakukan terhadap istri-istriku, inilah yang aku miliki dan aku tidak memiliki apa-apa yang e/Engkau miliki.”

Demikianlah seorang di dalam kehidupan ini, sulit untuk berlaku adil.

Maka Allāh berfirman:

وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ

“Jika kalian berkata (berbicara) maka berkata (berbicara)lah dengan perkataan yang adil.”

وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ

“Sekalipun dia sanak (kerabat).”

Kadang seseorang bisa adil untuk orang lain, tetapi untuk dirinya sendiri terkadang sulit.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam di zamannya ada seseorang yang melakukan kesalahan, kemudian orang tersebut menemui Usamāh agar ia (Usamāh) menjadi perantaranya menemui Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam agar dia tidak dihukum semestinya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun keluar dari rumahnya kemudian Beliau berkata dengan lantang, “Ketahuilah bahwasanya, umat-umat sebelum kalian (Yahudi) jika di antara mereka ada yang mencuri dan mereka berasal dari kalangan rendah maka mereka akan di potong tangannya dan apabila yang mencuri itu berasal dari kalangan bangsawan maka mereka memaafkan”

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

“Seandainya Fāthimah bintu Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya.”

Subhānallāh.

Maka di sini bagaimana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam berusaha dan berupaya untuk memberikan tauladan terbaik untuk umat ini.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
___

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top