👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Silsilah Sirah Nabawiyyah
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari musyawarah Nabi ﷺ dengan para shahabatnya sebelum perang Uhud
①. Seorang pemimpin hendaknya dia meminta pendapat kepada orang-orang yang dia pimpin
②. Seorang pemimpin sudah mengambil keputusan maka hendaklah dia bertawakal kepada Allāh & tidak ragu² supaya tertanam dalam diri orang² yang dia pimpin rasa percaya diri,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ..
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan & apabila dirimu sudah berazam atau bertekad, maka bertawakallah kepada Allāh
Berkibarlah bendera perang satu bendera hitam & 3 liwa, Liwa yang pertama adalah Liwa Muhajirin dibawa oleh Mushab bin Umair yang nantinya akan diganti oleh Ali bin Abi Thalib setelah terbunuh nya Mushab. Liwa yang kedua adalah Liwa Al Aus yang dibawa oleh Usaib bin Khudair & Liwa yang ketiga adalah Liwa Al-Khodroj yang dibawa oleh Al Hubab bin al Mundzir.
Terkumpullah seribu orang, ada diantara mereka yang merupakan orang² munafik, kaum muslimin hanya memiliki 2 kuda & 100 orang saja yang memakai baju perang. Rasulullãh ﷺ sendiri memakai dua baju perang untuk menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allāh bukan berarti meninggalkan sebab.
Pasukan kaum muslimin bergerak menuju Uhud melewati bagian barat dari Al Haroh As-Syarkiyah & ketika mendekati Uhud tepatnya di daerah As-Syaikhoini.
Abdullah bin Ubaid bin Salul memimpin orang-orang munafik menarik diri dari pasukan kaum muslimin bersama 300 orang munafik dengan alasan bahwa tidak akan terjadi perang.
Abdullāh bin Amr bin Harom berusaha untuk membujuk mereka untuk kembali untuk bergabung bersama kaum muslimin namun mereka tetap tidak mau. Banu Salimah dari suku Khodroj & Banu kharitah dari suku Aus hampir terpengaruh dengan kejadian ini & pulang ke Madinah namun Allāh Subhānahu wa Ta’āla menguatkan mereka ,
Allāh berfirman
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ
ketika dua golongan dari pihak kalian ingin mundur karena takut padahal Allāh adalah penolong mereka
Allāh menyebutkan tentang sebagian hikmah mundurnya orang² munafik sebelum perang tersebut yaitu untuk membersihkan barisan kaum muslimin sehingga tidak ada diantara mereka orang² yang kelak ketika perang justru membuat kekacauan barisan kaum muslimin & akan menurunkan semangat perang,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ
tidaklah Allāh meninggalkan orang-orang yang beriman seperti dalam keadaan kalian sekarang ini sehingga Allāh membedakan antara yang jelek dengan yang baik
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته