Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 116 | Pelaku Dosa Besar Tidak Akan Kekal Di Neraka Selama Dia Seorang Muwahhid

Halaqah 116 | Pelaku Dosa Besar Tidak Akan Kekal Di Neraka Selama Dia Seorang Muwahhid

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-116 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.

Beliau mengatakan:

وَأَهْلُ الكَبَائِرِ فِي النَّارِ لَا يُخَلَّدُونَ؛ إِذَا مَاتُوا وَهُمْ مُوَحِّدُونَ

Orang-orang yang melakukan dosa besar (al-kabāʾir) — dan al-kabāʾir adalah jamak dari kabīrah — dinamakan dengan dosa besar karena dosa tadi terkadang disebutkan dalam dalil disertai ancaman dengan neraka, laknat, atau hukuman di dunia.

Atau ada pernyataan berlepas dirinya Nabi ﷺ dari orang tersebut, ini juga disebutkan oleh sebagian ulama bahwa ini ciri bahwa itu adalah termasuk dosa besar kalau sampai Nabi ﷺ mengatakan لَيْسَ مِنَّا (bukan termasuk golonganku), ada yang mengatakan bahwa ini termasuk ciri bahwa orang yang melakukannya telah melakukan dosa besar.

Ahlus sunnah meyakini bahwasanya ahlul-kabāʾir (orang Islam yang melakukan dosa besar, adapun orang kafir yang melakukan dosa besar ini lain lagi pembicaraan)  kalau dia berada di dalam neraka, maka tidak akan dikekalkan oleh Allāh, pasti dia akan keluar dari neraka, tidak akan selamanya dikekalkan oleh Allāh ﷻ di dalam neraka, karena dia memiliki Islam, memiliki iman di dalam hatinya meskipun dia melakukan dosa. Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa yang mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh’, maka dia akan masuk Surga.”

Nabi ﷺ juga bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ

“Tidak akan masuk Surga kecuali jiwa yang muslim.”

Seorang Muslim, jika dia masuk ke dalam agama Islam dan tidak melakukan sesuatu yang membatalkan keislamannya, maka dia akan masuk ke dalam Surga. Dia akan dimasukkan ke dalam Surga oleh Allāh. Jika dia masuk neraka karena Allāh ﷻ menghendaki, maka dia tidak akan kekal selamanya di sana. Dia akan dikeluarkan oleh Allāh dari neraka dan dimasukkan ke dalam Surga. Ini adalah keyakinan Ahlussunnah wal-Jamāʿah:

إِذَا مَاتُوا عَلَى التَّوْحِيدِ

“Jika mereka meninggal dunia dalam keadaan bertauhid.”

Di atas keislaman, di atas tauhid, yaitu tidak menyekutukan Allāh dengan kesyirikan yang besar. Karena jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allāh dengan kesyirikan yang besar, maka sebagaimana firman Allāh ﷻ:

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan Allāh, maka pasti Allāh mengharamkan Surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang dzalim.”
(QS. Al-Māʾidah: 72)

Itu adalah balasan bagi orang-orang yang menyekutukan Allāh ﷻ, adapun orang yang muwahhid, seandainya dia meninggal dunia dalam keadaan membawa dosa yang belum bertaubat darinya, maka sebagaimana yang beliau katakan setelahnya:

وَإِنْ لَمْ يَكُونُوا تَائِبِينَ

“Meskipun sebelumnya dia belum bertaubat.”

Seorang Muslim yang melakukan dosa besar — berzina misalnya, atau minum khamr (minuman keras), misalnya — tetapi dia seorang muwahhid (bertauhid), tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apa pun, dan dia belum sempat bertaubat dari dosa tersebut ketika meninggal dunia, maka dia tidak akan kekal selamanya di neraka jika dia masuk neraka, ahlul-kabāʾir ini berada di bawah kehendak Allāh.

Seperti yang akan disebutkan oleh Abū Jaʿfar Aṭ-Ṭaḥāwī, ahlul-kabāʾir ini berada di bawah kehendak Allāh ﷻ. Ada di antara mereka yang dikehendaki oleh Allāh untuk diazab terlebih dahulu, dan ada di antara mereka yang diampuni oleh Allāh sehingga tidak diazab atas dosa besar yang mereka lakukan.

وَإِنْ لَمْ يَكُونُوا تَائِبِينَ
“Meskipun mereka sebelumnya belum bertaubat.”

Jadi, pembicaraan di sini adalah tentang pelaku dosa besar di antara orang-orang beriman, orang-orang Islam, yang meninggal dunia dalam keadaan belum bertaubat dari dosa-dosanya. Jika dia seorang muwahhid, lalu dikehendaki oleh Allāh untuk masuk ke dalam neraka, dia tidak akan kekal selamanya di sana. Yang kekal di neraka adalah orang yang meninggal dunia dalam keadaan melakukan kesyirikan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top