Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-108 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.
Beliau mengatakan raḥimahullāh
وَإِنَّ جَمِيعَ مَا أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْآنِ وَجَمِيعَ مَا صَحَّ عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ مِنَ الشَّرْعِ وَالبَيَانِ كُلُّهُ حَقٌّ
Dan kita Ahlussunnah wal Jamā’ah meyakini bahwasanya seluruh apa yang diturunkan oleh Allāh di dalam Al-Qur’ān, dari basmalah sampai akhir Surah An-Nās, maka semuanya adalah ḥaqq. Al-Qur’ān semuanya adalah ḥaqq, tidak ada di dalamnya kedustaan. Allāh ﷻ berfirman:
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقٗا وَعَدۡلٗاۚ
(QS. Al-An’ām: 115)
Dan telah sempurna kalimat-kalimat Allāh (Kalāmullāh), ṣidqan dalam khabarnya dan ‘adlan dalam hukum-hukumnya.
Ṣidqan fil akhbār — benar dalam kabar-kabar-Nya. Allāh ﷻ mengabarkan di dalam Al-Qur’ān tentang umat-umat yang terdahulu, mengabarkan tentang Nabi Yusuf, para nabi seperti Nabi Mūsā ‘alaihissalām, dan apa yang terjadi pada Nabi Ādam ‘alaihissalām. Allāh ﷻ juga mengisahkan tentang Dzul Qarnain, Ashḥābul Kahfi. Maka, itu semua adalah ḥaqq.
Demikian pula, apa yang terjadi di masa yang akan datang seperti kejadian-kejadian setelah ditiupnya sangkakala yang kedua — bagaimana matahari digulung, bagaimana bumi diguncangkan oleh Allāh ﷻ, bagaimana manusia dibangkitkan oleh Allāh ﷻ. Demikian pula hukum-hukum yang Allāh ﷻ sebutkan di dalam Al-Qur’ān juga ‘adlan.
Ṣidqan wa ‘adlan — ṣidqan benar di dalam kabar-kabarnya, dan ‘adlan adil di dalam hukum-hukumnya. Karena di dalam Al-Qur’ān bukan hanya terdapat kabar saja, tetapi juga syariat, perintah, dan larangan. Di sana ada hukum waris, di sana ada zakat, maka itu semua adalah keadilan semata. Tidak ada di dalamnya kedzaliman.
وَجَمِيعَ مَا صَحَّ عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ
Dan seluruh apa yang shahih dari Rasūlullāh ﷺ — baik itu ḥadīts mutawātir maupun ḥadīts āḥād — kalau itu telah shahih dari Nabi ﷺ, maka kita harus meyakini kebenarannya.
Berbeda dengan sebagian orang yang membeda-bedakan Sunnah Nabi ﷺ. Ada sebagian mereka bahkan hanya mengimani Al-Qur’ān saja, tetapi tidak mengimani ḥadīts Nabi ﷺ. Ini tentunya sangat parah yang demikian, Qur’āniyyūn (Inkārus Sunnah).
Adapun Ahlussunnah wal Jamā’ah, maka mereka mengimani seluruh apa yang ada di dalam Al-Qur’ān dan seluruh apa yang shahih dari Nabi ﷺ. Nabi ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ رَسُولِهِ.
“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitābullāh (Al-Qur’ān) dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Mālik dalam Al-Muwaṭṭa’)
Allāh ﷻ juga berfirman:
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allāh dan taatilah Rasul-Nya.”
(QS. An-Nisā’: 59)
Mentaati Allāh ﷻ dalam apa yang Allāh ﷻ sebutkan dalam Al-Qur’an dan mentaati Rasul dalam hadits-haditsnya.
مَا يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ
“Barangsiapa yang menaati Rasul, maka sungguh dia telah menaati Allāh.”
(QS. An-Nisā’: 80)
Nabi ﷺ juga bersabda:
أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ.
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan Al-Qur’ān dan yang semisal dengannya (yaitu Sunnah).”
(HR. Abu Dāwūd, no. 4604)
Ahlussunnah wal Jamā’ah beriman dengan seluruh apa yang ada di dalam Al-Qur’ān dan beriman dengan seluruh apa yang shahih dari Nabi ﷺ.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته