Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 105 | Aqidah Ahlus Sunah Tentang Orang-Orang Yang Berbuat Dosa Dari Kaum Mukminin

Halaqah 105 | Aqidah Ahlus Sunah Tentang Orang-Orang Yang Berbuat Dosa Dari Kaum Mukminin

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Halaqah yang ke-105 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-Aqidah Ath-Thahawiyah yang ditulis oleh Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullāh.

Beliau mengatakan

وَنَسْتَغْفِرُ لِمُسِيئِهِمْ

Bagaimana dengan orang yang berbuat jelek di antara mereka, yaitu berbuat dosa? Apa yang kita lakukan? Apa yang menjadi sikap Ahlussunnah wal Jama’ah?

نَسْتَغْفِرْ لَهُمْ — kita memohonkan ampun untuk orang yang berbuat jelek di antara kita, yang belum istiqomah, karena Allāh ﷻ mengatakan

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
(QS. Muhammad (47): 19)

Hendaklah engkau memohonkan ampun untuk dosamu dan juga untuk orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun wanita.

Selama mereka adalah saudara kita, maka kita doakan dengan kebaikan, dengan istighfar:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ

Atau berdoa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ.

mendoakan untuk orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun wanita. Ini Ahlussunnah wal jama’ah demikian mereka bersikap, memohonkan ampun untuk saudara-saudaranya meskipun terkadang saudara-saudara mereka tidak menyadari yang demikian dan membenci Ahlussunnah wal jama’ah karena misalnya dinasehati.

Adapun Ahlussunnah, maka memohonkan ampun, “Yā Allāh, ampuni mereka. Yā Allāh, kembalikan mereka kepada-Mu. Berikan mereka hidayah.”

وَنَخَافُ عَلَيْهِمْ

Dan Ahlussunnah wal Jama’ah merasa takut atas mereka. Kita khawatir mereka ditimpa musibah di dunia dan juga azab di akhirat. Kita khawatir.

Sehingga kita pun mendakwahi mereka, menyadarkan mereka, mengingatkan mereka tentang kesyirikan, mengingatkan mereka tentang bid’ah. Karena kita khawatir atas mereka, mereka saudara kita, karena adzab di akhirat itu adalah adzab yang pedih. Dan mungkin seseorang tertimpa azab di dunia karena sebab dosa yang dilakukan.

Sehingga bukan hanya memohonkan ampun saja, tapi ada usaha dari kita untuk mendakwahi mereka. Ini adalah bukti nyata bahwa kita ini khawatir atas mereka.

وَلَا نُقَنِّطُهُمْ

Dan kami Ahlussunnah wal Jama’ah tidak menjadikan mereka putus asa.

Senantiasa kita berikan harapan. Kami khawatir mereka terkena musibah, tetapi kita pun juga memberikan harapan. Kalau mereka bertaubat kepada Allāh sekarang, maka Allāh ﷻ akan mengampuni dosa semuanya. Kalau dia bertaubat dari semua dosa dengan taubat yang nasūhā, maka Allāh ﷻ akan mengampuni dosa mereka semuanya.

Maka, Ahlussunnah menggabungkan antara baiknya lisan mereka, yaitu mereka mengucapkan istighfar untuk orang-orang yang jelek di antara mereka, orang-orang yang berbuat dosa di antara mereka. Kemudian juga mereka memiliki rasa kekhawatiran, memiliki kasih sayang kepada mereka, sehingga khawatir kalau mereka terkena azab di dunia maupun di akhirat.

Di sisi yang lain, mereka tidak menjadikan orang-orang yang melakukan dosa tadi berputus asa dari rahmat Allāh. Senantiasa kita berikan harapan. Jangan putus asa.

Rahmat Allāh itu luas. Di antara nama Allāh adalah Ar-Raḥmān. Di antara nama Allāh adalah Ar-Raḥīm.

Jangankan dosa-dosa besar, seandainya seseorang melakukan dosa syirik kemudian dia bertaubat, Allāh ﷻ akan mengampuni dosanya. Apalagi dosa-dosa yang lebih rendah daripada itu.

Maka, kita sebagai Ahlussunnah tidak boleh menjadikan orang lain putus asa. Kita berikan mereka harapan. Allāh masih memberikan waktu, masih memberikan umur panjang. Allāh mempertemukan dia dengan kita. Semoga ini adalah kehendak baik dari Allāh ﷻ supaya dia mendengar nasihat kita.

Allāh ﷻ berfirman:

إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Sesungguhnya tidak merasa putus asa dari jalan keluar yang Allāh berikan kecuali orang-orang yang kafir.
(QS. Yūsuf: 87)

Orang-orang kafir, merekalah yang mudah putus asa karena mereka tidak bergantung kepada Allāh, tidak menyembah kepada Allāh.

Adapun orang Islam, maka dia mengetahui tentang kekuasaan Allāh, sehingga dia tidak putus asa dari rahmat Allāh dan jalan keluar yang Allāh berikan.

Allāh ﷻ juga berfirman:

وَمَا يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Dan tidaklah putus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang yang sesat.
(QS. Al-Ḥijr: 56)

Adapun orang yang beriman, yang tiap hari dia membaca Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm, mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, maka dia tidak akan berputus asa dari rahmat Allāh ﷻ.

Dalam firman-Nya yang lain, Allāh ﷻ berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allāh. Sesungguhnya Allāh mengampuni semua dosa.
(QS. Az-Zumar: 53)

Inilah yang diajarkan dalam agama kita. Orang yang berbuat baik, kita berharap dan kita berhusnuzan, semoga Allāh ﷻ menjadikan mereka penduduk Surga.

Dan tidak boleh kita merasa aman atas mereka, sehingga terus kita berikan mereka nasihat, kita ingatkan mereka. Dan tidak boleh kita bersaksi bahwa mereka adalah penduduk Surga. Maksudnya di sini adalah secara personal, secara individu. Misalnya, “Si Fulan termasuk penduduk Surga.” Ini tidak boleh.

Tetapi kalau secara umum, tidak masalah mengatakan, “Orang-orang yang bertakwa, mereka akan masuk ke dalam Surga.”

Allāh ﷻ berfirman:

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Surga disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
(QS. Āli ʿImrān: 133)

Tidak masalah, juga mengatakan:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ
Orang yang beriman dan beramal shalih akan Kami masukkan ke dalam Surga.
(QS. An-Nisā’: 122)

tidak masalah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top