Kitab: Kun Salafiyyan Alal Jaddah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
بسم الله الرحمٰن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه
Para Ikhwan dan juga para Akhawat, admin para Musyrifin dan juga Musyrifat dan para Koordinator yang dimuliakan oleh Allah.
Pertemuan yang ke-37 dari pembahasan kitab Kun Salafiyyan ‘Ala Al-Jaddah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Abdussalam As Suhaimi Hafidzahullah Ta’ala.
Masih pada pembahasan tercelanya perpecahan dan bahwasanya Allah ﷻ menyuruh kita untuk bersatu dengan cara bersatu di atas Al-Qur’an dan juga Hadits dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para salaf.
Dan Allah ﷻ mencela yang dinamakan dengan perpecahan, karena perpecahan berarti ada sebagian kita yang tidak mau kembali kepada Al-Qur’an dan juga Hadits dengan pemahaman para salaf. Kembali kepada akalnya, kembali kepada adat istiadatnya, mengambil sebagian agama dan meninggalkan sebagian ajaran yang lain, maka ini adalah sumber dari perpecahan.
Beliau melanjutkan menyebutkan dalil dari hadits yang menunjukkan bahwasanya perpecahan adalah tercela.
وقال ﷺ :
Dan berkata Nabi ﷺ,
ألا إن من كان قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على اثنتين و سبعين ملة و إن هذه الأمة ستفرق على ثلاث و سبعين ملة اثنتان و سبعون في النار و واحدة في الجنة و هي الجماعة
Ketahuilah bahwasanya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlul kitab, yaitu orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Nasrani, mereka berpecah belah menjadi 72 golongan.
Dan sesungguhnya umat ini, yaitu umat Islam, akan terpecah-belah menjadi 73 golongan (berarti lebih banyak).
72 di antaranya masuk ke dalam neraka dan satu di antaranya masuk ke dalam surga.
وهي الجماعة
Dan yang dimaksud dengan satu golongan tadi adalah Al-jama’ah yaitu jama’ahnya Rasulullah ﷺ dan juga para sahabat, yang mereka berkumpul di atas Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman yang benar.
فقد أخبر النبي ﷺ : بافتراق أمته على ثلاث و سبعين فرقة
Maka Nabi ﷺ telah mengabarkan tentang terjadinya perpecahan di dalam umat ini menjadi 73 golongan.
اثنتان و سبعون في النار
72 golongan di antaranya di dalam neraka
وواحدة في الجنة
Dan satu golongan di dalam surga.
و التي في الجنة هي التي قال عنها النبي ﷺ : ما أنا عليه و أصحابي
Dan golongan yang berada di dalam surga adalah golongan yang dikatakan oleh Nabi ﷺ, “apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya”.
Inilah al-jama’ah yaitu jama’ahnya Rasulullah ﷺ dan juga para sahabatnya.
و إن من أسباب هلاك الأمم السابقة هو التفرق و كثيرة الاختلاف لا سيما الاخيلاف في الكتاب المنزل عليهم و قد حذرنا رسول الله ﷺ من ذلك فقال
Dan termasuk sebab hancurnya umat-umat terdahulu.
Kenapa mereka hancur?
Karena adanya perpecahan dan banyaknya khilaf khususnya khilaf di dalam kitab yang diturunkan kepada mereka. Khilaf di dalam kitab yang diturunkan kepada mereka dan Nabi ﷺ telah mengingatkan yang demikian.
فقال:
Beliau mengatakan:
ذروني ما تركتكم فإنما هلك من كان قبلكم بكثرة سؤالهم و اختلافهم على أنبيائهم
“Tinggalkanlah aku sebagaimana aku tinggalkan kepada kalian”
Maksudnya adalah apa yang aku tinggalkan untuk kalian, maka jangan dirubah. Jangan dirubah baik maknanya maupun lafadznya.
ذروني ما تركتكم
Karena sesungguhnya yang menjadikan hancur umat-umat sebelum kalian adalah karena di antaranya
كثرة سؤال
Mereka terlalu banyak bertanya.
Yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, pertanyaan yang menghancurkan mereka sendiri, pertanyaan yang bukan maksudnya adalah untuk diamalkan
واختلافهم على أنبيائهم
Dan mukhalafah mereka, penyimpangan mereka terhadap nabi-nabi mereka, yaitu mereka tidak mematuhi dan tidak mentaati nabinya. Itulah yang menjadikan mereka akhirnya hancur.
فإذا نهيتكم عن شيء فأجتنبوه
Maka apabila aku melarang kalian, hendaklah kalian meninggalkannya.
و إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم
Dan kalau aku perintahkan kepada kalian dengan sebuah perintah, maka hendaklah kalian datangi perintah tersebut (laksanakan perintah tersebut) sesuai dengan kemampuan kalian.
Ini petunjuk Nabi ﷺ, supaya kita jangan neko-neko, jangan kita berlebih-lebihan. Apa yang datang dalam Al-Qur’an dan Hadits, ya itulah yang kita laksanakan, jangan kita menambah-nambah di dalam agama, biarkan kita mengamalkan apa yang telah ditinggalkan oleh Nabi ﷺ dengan pemahaman yang benar, jangan kita merubahnya.
فإن طريق الخلاص من الفرقة و الا ختلاف
Dan bahwasanya jalan untuk keluar dari perpecahan dan juga perbedaan.
هو باتباع طريق الفرقة الناجية المنصورة
Yaitu dengan cara mengikuti jalan golongan yang selamat yang di tolong.
Jangan kita mengikuti aliran-aliran. Tapi ikuti jalan golongan jalan yang ditolong yang dikabarkan oleh Nabi ﷺ, merekalah yang selamat, merekalah yang ditolong.
و هي الجماعة
Dan mereka adalah al-jama’ah, jama’ahnya Rasulullah ﷺ dan juga para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka.
و هم الذين يسير ون على و فق منهج النبي ﷺ و أصحابه
Dan mereka adalah orang-orang yang berjalan sesuai dengan jalannya Nabi ﷺ dan juga para sahabatnya.
لا يعدلون عن ذلك
Mereka tidak menyimpang darinya.
و لا يحيدون عنه
Dan tidak melenceng darinya.
إن طريق الخلاص هو اتباع السلف الصالح قولا و عملا واعتقادا و عدم مخالفتهم أو الشذوذعنهم
Dan bahwasanya jalan keluar dari perpecahan ini semua adalah dengan mengikuti para salafush shalih, para pendahulu kita yang shalih baik dalam ucapan perbuatan maupun aqidah.
Kita ikuti mereka dan tidak menyelisihi mereka atau tidak الشذوذ dari mereka yaitu tidak menyimpang, tidak nyeleneh dari ajaran mereka. Ini adalah ajaran untuk bersatu.
Jalan untuk bersatu adalah kembali kepada jalannya para sahabat, jangan masing-masing kita ego mengedepankan adatnya mengedepankan akalnya, menganggap bahwasanya akalnya yang paling encer paling jernih.
Kalau demikian keadaannya maka yang terjadi adalah perpecahan. Jalan persatuan yang sebenarnya adalah dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para salaf.
قال تعالى:
Allah ﷻ mengatakan:
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِن بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا (النساء : ١١٠)
“Dan barangsiapa yang menyelisihi Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalan selain jalan orang-orang yang beriman, maka Kami akan palingkan dia sesuai dengan berpalingnya dia, dan Kami masukan dia ke dalam jahanam dan jahanam adalah sejelek-jeleknya tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 110)
Menunjukkan bahwasanya bencana dan musibah ketika seseorang tidak mengikuti Rasulullah ﷺ dan tidak mengikuti para sahabat, mereka adalah orang-orang yang beriman yang pertama kali di antara umat Rasulullah ﷺ:
فاتباع سبيل المؤمنين وهم الصحابة وأتباعهم من الأئمة المهديين بإحسان هو سبيل النجاة
“Maka mengikuti jalan orang-orang yang beriman, dan mereka adalah para sahabat dan pengikut-pengikut mereka dari kalangan para imam yang mereka mendapatkan petunjuk. Mengikuti mereka dengan baik adalah jalan keselamatan.”
Sebagaimana firman Allah di dalam surat At-Taubah: 100,
وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ
Ketika Allah menyebutkan tentang kaum muhajirin dan juga anshar yang mereka adalah orang-orang yang pertama masuk ke dalam agama Islam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah ﷻ.
Kemudian beliau mengatakan:
والإتباع إنما يكون صحيحا بثلاثة أمور تتلخص مما سبق من النصوص وهذه الأمور الثلاثة هي
Dan mengikuti ini adalah bisa benar dengan 3 cara, terangkum atau dirangkum dari apa yang sudah berlalu berupa dalil-dalil.
وهذه الأمور الثلاثة هي:
Tiga perkara ini adalah yang terangkum dari dalil-dalil tadi:
١- الاعتصام بكتاب الله و سنة ﷺ
1. Berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan juga dengan Sunnah Rasulullah ﷺ
٢- عدم التفرق والاختلاف في الكتاب و السنة
2. Tidak boleh kita berpecah belah dan berbeda pendapat di dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah.
Artinya sebagian mau mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, sebagian yang lain tidak mau mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah atau sebagian Al-Qur’an dan Sunnah diamalkan, sebagian yang lain dia berpaling dan tidak mau mengamalkan. Maka ini tidak boleh.
٣- أن يكون اتباع الكتاب و السنة مقيدا بفهم السلف الصالح لا بفهم غيرهم
3. Hendaklah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah di sini adalah diikat dengan pemahaman para salafush shalih, tidak dengan pemahaman selain mereka.
هذا وإن من لوازم الاتباع ترك الابتداع في دين الله ، و قد تقدم جملة من النصوص الشرعية التي تأمر بالاتباع و تحذر من الابتداع، و قد بشر النبي ﷺ
Kemudian beliau mengatakan: Kemudian termasuk dari kelaziman mengikuti, yaitu mengikuti Nabi, mengikuti Al-Qur’an dan Hadits adalah meninggalkan bid’ah di dalam agama Allah.
Jadi kita mengikuti saja, jangan kita ibtida’.
ابتداعوا ولا تتبع
Hendaklah kalian mengikuti jangan kalian membuat perkara yang baru.
Dan telah berlalu kata syaikh beberapa dalil yang menyuruh kita untuk mengikuti yaitu mengikuti Sunnah dan mengingatkan kita dari perbuatan bid’ah ini.
Sampai di situ dulu yang bisa kita sampaikan. Kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. In syaa Allah.
بارك الله فيكم
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته