Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Kun Salafiyyan Alal Jaddah > Halaqah 38 | Antara Manhaj Ahli Bid’ah & Pengikut Hawa Nafsu Dengan Jalan Keselamatan Dengan Ittiba’ Bag 5

Halaqah 38 | Antara Manhaj Ahli Bid’ah & Pengikut Hawa Nafsu Dengan Jalan Keselamatan Dengan Ittiba’ Bag 5

Kitab: Kun Salafiyyan Alal Jaddah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

بسم الله الرحمٰن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله صلى الله عليه وعلى آله صحبه أجمعين

Para Ikhwan, para Koordinator, Musyrifin, Musyrifat dan juga para Admin di HSI, semoga Allah ﷻ menjaga antum dimanapun antum berada.
Kita lanjutkan pembacaan kitab Kun Salafiyyan ‘Ala Al-Jaddah (Jadilah seorang Salafi yang lurus) yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Abdussalam As-Suhaimi Hafidzhahullah Ta’ala.

Beliau mengatakan sebelumnya tentang bahwa termasuk konsekuensi dari ittiba’ adalah meninggalkan bid’ah di dalam agama Allah.

هذا وإن من لوازم الاتباع ترك الابتداع في دين الله

Termasuk di antara konsekuensi dari mengikuti nabi adalah meninggalkan bid’ah di dalam agama Allah.

Antum ingin benar-benar mengikuti Rasul, ya harus meninggalkan bid’ah di dalam agama, karena bid’ah di dalam agama bertentangan dengan mengikuti Rasul. Dia membuat sesuatu yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

وقد تقدم جملة من النصوص الشرعية التي تأمر بالاتباع و تحذر من الابتداع

Dan telah berlalu beberapa dalil syari’ yang memerintahkan kita untuk mengikuti dan memperingatkan kita untuk melakukan bid’ah di dalam agama.

Seperti sabda Nabi ﷺ:

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين

Kemudian beliau mengatakan:

وإياكم ومحدثات الأمور

“Hendaklah kalian berhati-hati dari perkara-perkara yang diada-adakan”

و قد بشر النبي ﷺ المتمسكين بسنته بأعظم بشارة و أكبر مقصد يطلبه كل مؤمن ويسعى إلى تحقيقه من كان في قلبه أدنى مسكة من إيمان ألا و هو الفوز بالجنة والنجاة من النار

Dan Nabi ﷺ telah memberikan kabar gembira. Kabar gembira, kabar yang membahagiakan, yang menyenangkan bagi setiap orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnahnya ﷺ.

Ada kabar gembira, ada balasan bagi mereka. Mereka bersabar di atas sunnah di tengah-tengah manusia yang mereka tidak menghidupkan sunnah. Yang cuek dengan agamanya. Ini perlu kesabaran.

Kalau orang tidak sabar berpegang teguh dengan sunnah di zaman seperti ini maka bisa-bisa dia melepaskan sunnah. Orang yang berpegang teguh dengan sunnah di zaman seperti ini, seperti orang yang memegang batu bara, memegang bara api. Kalau dipegang ya panas, dan dia harus bersabar supaya dia tetap terpegang, tapi kalau dia tidak sabar ya akan dia lepaskan bara api tadi, sehingga dia pun melepaskan sunnah.

Berat memang tapi Allah ﷻ memberikan kabar gembira. Nabi ﷺ memberikan kabar gembira dengan sebesar-besar kabar gembira dan sebesar-besar tujuan.
Apa itu? Tujuan yang diinginkan oleh setiap orang yang beriman dan diusahakan untuk mewujudkannya atau mengusahakan untuk mewujudkannya orang-orang yang di dalam hatinya ada sedikit keimanan.

Ketahuilah bahwasanya tujuan tersebut dan kabar gembira tadi adalah berhasil dan sukses untuk mendapatkan surga Allah, dan selamat dari nerakanya Allah ﷻ. Inilah ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ kesuksesan yang besar masuk ke dalam surganya Allah dan selamat dari neraka dengan cara apa? Dengan cara bersungguh-sungguh berpegang teguh dengan sunnah Nabi ﷺ. Dan ini adalah balasan yang besar dari Allah ﷻ bagi mereka.

فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز

“Barangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah sukses, sungguh dia telah beruntung.”

Inilah kesuksesan yang sebenarnya. Adapun kesuksesan di dunia, maka ini adalah kesuksesan sementara dan terkadang seorang menurut orang lain dia sukses tetapi dalam hatinya hancur, tetap dia resah, tetap dia sedih, meskipun di mata orang masya Allah dia adalah orang yang memiliki jabatan, memiliki uang yang semaunya dia lakukan, tapi ternyata yang ada di balik itu tidak seenak dan semanis apa yang di luar. Kesuksesan yang sebenarnya, ya ayyuhal ikhwan dan akhawat, adalah ketika kita diselamatkan oleh Allah dari neraka, ketika kita bisa menyeberangi jembatan dengan selamat kemudian dimasukkan oleh Allah ke dalam surga. Itulah kesuksesan yang sebenarnya yang harus kita cari yang harus kita usahakan, di antaranya adalah dengan cara berpegang teguh dengan sunnah Nabi ﷺ. Bersabar dalam berpegang teguh dengan sunnah.

قال ﷺ:

Berkata Nabi ﷺ:

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبي

“Setiap umatku, mereka akan masuk ke dalam surga kecuali orang yang enggan.”

قالوا ومن يأبى يا رسول الله؟

Mereka mengatakan: “Siapa orang yang enggan, wahai Rasulullah?”

Bisa diartikan كل أمتي di sini adalah umat beliau yaitu yang beriman dengan beliau semuanya akan masuk ke dalam surga yaitu segera masuk ke dalam surga, إلا من أبي kecuali orang yang enggan, yaitu orang yang enggan menjadi orang yang segera masuk ke dalam surga. Enggan untuk segera masuk ke dalam surga, ini kalau yang di maksud أمتي di sini adalah umatnya nabi yang beriman kepada beliau.

Mereka mengatakan, “Siapakah yang enggan ya Rasulullah?”,
“Siapa yang enggan untuk masuk ke dalam surga?”

قال من أطاعني دخل الجنة و من عصاني فقد أبى

Beliau mengatakan: “Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya dia akan masuk ke dalam surga. Dan barangsiapa yang memaksiati aku maka sungguh dia telah enggan.”

“Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya dia akan masuk surga,” segera dia akan masuk surga, mentauhidkan Allāh ﷻ, mengikuti sunnah beliau. Ini adalah bentuk ketaatan kita kepada Rasul, karena perintah yang paling besar yang beliau perintahkan kepada kita adalah perintah untuk bertauhid. Taat kepada beliau di antaranya adalah mentauhidkan Allah. Tidak beribadah kecuali dengan cara beliau, دخل الجنة maka dia akan masuk surga. Berarti janji dan kabar gembira bagi orang yang mengikuti sunnah Nabi ﷺ adalah dimasukan ke dalam surganya Allah dengan segera.

ومن عصاني فقد أبى

“Dan barangsiapa yang memaksiati aku maka sungguh dia telah enggan.”

Bermaksiat kepada Rasul berarti bermaksiat kepada Allah, maka orang yang seperti ini yang enggan untuk segera masuk ke dalam surga, dia mengikuti hawa nafsunya sehingga bisa terancam dengan adzab di hari kiamat, harusnya dia bersama yang lain masuk segera ke dalam surga, tapi karena dia mengikuti hawa nafsunya di dunia makanya dia terancam dengan adzab di hari kiamat. Kalau Allah ﷻ tidak mengampuni dosa tadi maka akan diadzab terlebih dahulu ke dalam neraka.

وأي إباء ورفض للسنة أعظم من مخالفة أمره ﷺ و ذلك الإحداث في الدين والابتداع فيه

“Maka keengganan mana yang lebih besar, penolakan terhadap sunnah yang mana yang lebih besar daripada menyelisihi perintah Nabi ﷺ, yaitu dengan membuat sesuatu yang baru di dalam agama ini, membuat bid’ah di dalam agama ini.”

Ini termasuk tidak taat kepada Rasul, ini termasuk bermaksiat kepada Rasul karena Nabi mengatakan bahwa,

فعليكم بسنتي

“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku,”

وإياكم ومحدثات الأمور

“Hati-hati kalian dengan, dosa dari perkara yang diada-adakan.” Ini termasuk maksiat kepada Rasul.

قال أبي بن كعب

Berkata Ubay bin Ka’ab:

عليكم بالسبيل والسنة فإنه ليس من عبد على سبيل وسنة ذكر الرحمن ففاضت عيناه من خشية الله فتمسه النار أبدا و إن اقتصادا في سبيل وسنة خير من اجتهاد في خلاف و بدعة

Berkata Ubay bin Ka’ab salah seorang sahabat Nabi ﷺ, “Wajib bagi kalian untuk berpegang dengan السبيل و السنة.

السبيل والسنة

Sabil (السبيل) di sini adalah سبيل الله -jalannya Allah. Apa jalan Allah? Ya Islam ini, yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ yang tidak ada di dalamnya bid’ah. Wa sunnah (والسنة) yaitu sunnah Rasulullah ﷺ.

Jalan Allah dan sunnah Rasulullah sama maknanya yaitu Islam yang murni yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ.

Karena sesungguhnya tidak ada seseorang yang berada di atas jalan ini, seorang Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seorang yang berpegang teguh dengan sunnah, kemudian dia mengingat Ar-Rahman, mengingat Allah dan berlinang air matanya karena takut kepada Allah, kemudian terkena api neraka selama-lamanya. Artinya kalau dia takut kepada Allah, hatinya takut kepada Allah dan ditandai dengan menangis dan itu semuanya berdasarkan sunnah, maka ini tentunya adalah keutamaan yang Allah berikan kepada seseorang. Caranya adalah sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ dan dia takut kepada Allah dan menangis karena Allah ﷻ.

Keutamaannya dan ganjarannya maka dia tidak akan terkena neraka selama-lamanya, dan tentunya ucapan seperti ini tidak datang dari akal Ubay bin Ka’ab sendiri, tetapi itu adalah dari wahyu yang beliau dengar dari Nabi ﷺ.

و إن اقتصادا في سبيل و سنة

Dan sesungguhnya اقتصادا yaitu seseorang biasa-biasa saja, sedang-sedang saja di dalam سبيل وسنة, maksudnya amalannya sedang saja, tapi itu sesuai dengan agama ini, sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ, maka itu lebih baik daripada seseorang bersungguh-sungguh dalam

خلاف وبدعة

Bersungguh-sungguh tetapi di dalam sesuatu yang menyelisihi sunnah Nabi dan di dalam bid’ah.

Orang yang ibadahnya sedikit tetapi sesuai dengan sunnah itu lebih baik daripada orang yang ibadahnya banyak, tetapi dia tidak sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ.

و إن من تأمل نصوص الكتاب و السنة وجد أن البدع في الدين محرمة و مردودة على أصحابها من غير فرق بين بدعة و بدعة و إن كانت تتفاوت درجات التحريم بحسب نوعية البدعة

Dan barangsiapa yang mencermati dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits, maka dia akan mendapatkan bahwasanya bid’ah-bid’ah di dalam agama itu diharamkan dan ditolak kepada yang melakukan.

Artinya dikembalikan lagi kepada yang melakukan, tanpa dibedakan antara satu bidah dengan bid’ah yang lain.

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan, tidak ada perintahnya dari kami maka itu adalah tertolak.”

Meskipun berbeda-beda, bertingkat-tingkat, derajat pengharamannya sesuai dengan jenis bid’ahnya. Tidak ada bid’ah yang berat memang sampai bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Tapi di sana ada bid’ah yang tidak sampai mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Ada bid’ah i’tiqadiyah, ada bid’ah amaliyyah.

ولذا جاء النهي عن البدع على وجه واحد في قوله ﷺ

“Sehingga datang larangan untuk berbuat bid’ah dengan satu bentuk saja, yaitu dalam sabda Nabi ﷺ:

وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

“Hati-hati kalian dari perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”

وقوله ﷺ:

Dan ucapan beliau ﷺ:

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

Barangsiapa yang mengamalkan atau membuat suatu yang perkara, perkara yang baru di dalam urusan agama kami ini, sesuatu yang bukan darinya maka itu adalah tertolak, semuanya.

فدل الحديث على أن كل محدث فى الدين فهو بدعة و كل بدعة ضلالة مردودة ومعنى ذلك أن كل البدع في العبادات والاعتقادات محرمة و لكن التحريم يتفاوت بحسب نوع البدعة فمنها ما هو كفر صراح و منها ما هو من وسائل الشرك و منها ما فسق ومعصية

Maka hadits ini menunjukkan bahwa setiap yang diada-adakan dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat yang tertolak. Dan maknanya setiap bid’ah atau seluruh bid’ah di dalam ibadah atau aqidah diharamkan meskipun keharaman disini adalah berbeda-beda sesuai dengan jenis bid’ahnya, ada diantaranya yang kufur jelas dan ada di antaranya yang termasuk wasilah atau perantara menuju kesyirikan dan ada diantaranya yang sebatas kefasikan dan juga kemaksiatan.

Baik, in syaa Allah sampai di situ dulu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini kita lanjutkan pada halaqah selanjutnya.

والله تعالى أعلم
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top