Home > Bimbingan Islam > Syarah Ushul Iman > Halaqah 21 : Tujuan Tegaknya Aqīdah Islāmiyyah

Halaqah 21 : Tujuan Tegaknya Aqīdah Islāmiyyah

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد

Sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.

In syā Allāh kita kembali melanjutkan pembahasan dari Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.

Dan in syā Allāh kita masuk pada pembahasan yang terakhir, yaitu:

أهداف العقيدة الإسلامية

▪︎ Tujuan Tegaknya Aqīdah Islāmiyyah

Segala sesuatu pasti ada tujuannya, termasuk ketika kita belajar aqīdah islām, perkara-perkara yang sangat pokok dan mendasar dalam Islām. Perkara-perkara yang berkaitan dengan apa yang menancap di dalam hati kita.

Maka ketika aqīdah ini dipelajari dan diyakini dengan betul-betul, maka akan menjadi sebuah ikatan dalam hati kita.

Ada beberapa tujuan yang ditargetkan, di antaranya:

إخلاص النية والعبادة لله تعالى وحده

⑴ Terwujudnya pemurnian niat dan terwujudnya pemurnian ibadah (penghambaan) semata-mata hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana aqīdah kita mengajarkan bahwa Allāh adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan kita, mengurus segala kehidupan kita, Dzat yang mencukupi segala-galanya.

Selayaknya tidak ada yang berserikat dengan Allāh dalam hal penciptaan, pengurusan, kepemilikan alam semesta. Selain Allāh semua adalah makhluk.

Maka sebagaimana kita diajarkan seperti itu dalam aqīdah, dan aqīdah ini menuntut agar kita memurnikan penghambaan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga di antara targetnya adalah terwujudnya pemurnian niat dan ibadah semata-mata untuk Allāh Ta’āla.

تحرير العقل والفكر من التخبط

⑵ Terbebasnya akal dan pemikiran yang kacau (ruwet) karena ruwet (kacaunya) pemikiran ini tumbuh dari

خلو القلب من هذه العقيدة

Muncul karena hati yang kosong dari aqīdah yang lurus (benar). Sehingga ketika hati seseorang kosong dari aqīdah yang lurus (benar) maka pikiran pun akan menjadi kacau dan ruwet.

Lihatlah cara berpikirnya orang-orang musyrik, orang-orang kafir yang mereka mengingkari Allāh, dan orang-orang yang menyembah Allāh juga menyembah selain Allāh, atau orang yang mengenal global tuhan yang Esa kemudian dia menyembah selain Allāh.

Maka semua kekafiran, kesyirikan dan segala penyimpangan-penyimpangan seperti ini, tumbuh dari kosongnya hati dari aqīdah yang benar. Sehingga masuklah berbagai macam penyimpangan dan kekacauan.

Aqīdah yang lurus akan menumbuhkan cara berpikir yang sehat, pemikiran yang lurus tidak kacau-balau. Karena aqīdah mengajarkan sesuatu yang tertib, sesuatu yang rapih, sesuatu yang sangat logis.

الراحة النفسية والفكرية فلا قلق في النفس ولا اضطراب في الفكر

⑶ Mereka akan meraih jiwa yang tenang, yang lapang. Jiwa yang betul-betul meraih kebahagiaan yang hakiki. Demikian pula ketenangan dalam berpikir, karena kegoncangan-kegoncangan dalam masalah pemikiran, kegoncangan jiwa disebabkan karena kosongnya hati dari aqīdah yang benar.

Maka bedakan antara pemilik aqīdah yang lurus dengan orang-orang yang hatinya kosong dari aqīdah yang lurus.

Walaupun orang yang kosong hatinya dari aqīdah yang lurus berlimpah-ruah dunia (dunia betul-betul sangat melimpah) tetapi yang mereka dapatkan adalah kegoncangan, kesempitan hidup, kesengsaraan. Karena dia kehilangan sang pencipta, dan akan banyak beban (masalah) yang tidak ada jalan keluarnya.

Beda dengan orang yang memiliki aqīdah yang lurus, dia nyambung dengan sang pencipta, sehingga segala masalah kehidupan yang membebani dia, dia naikkan ke atas kepada Rabb sesembahannya yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Segala bencana dan musibah disikapi dengan penuh dengan kesabaran, kelapangan dan keridhaan. Sehingga betul-betul memberikan sebuah ketenangan dalam pikiran dan hatinya.

Ada seorang wartawan yang mereka survei dari dua komunitas masyarakat.

Satu komunitas kehidupannya nomaden, pindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka mendirikan tenda, kemudian tenda itu ambruk karena terkena angin kencang, mereka ikuti kehidupan komunitas itu selama tujuh tahun.

Lalu kesimpulannya apa?

Tujuh tahun bersama dengan penduduk surga, tujuh tahun bersama penduduk surga.

Apa yang dia maksud?

Maksudnya mereka bersama dengan kesulitan-kesulitan tetapi mereka tidak mempunyai keluhan.

Kenapa tidak mempunyai keluhan yang berarti?

Karena mereka memiliki Rabb yang mereka sembah sehingga semua masalah, mereka kembalikan kepada Allāh yang menimpakan segala macam musibah.

Sebaliknya dia (wartawan) tersebut berada di sebuah komunitas masyarakat yang memiliki fasilitas penuh, negaranya makmur, serba dibiayai. Ternyata banyak keluhan di kalangan mereka.

Lalu wartawan tersebut membuat kesimpulan.

Apa yang dia tulis?

Ternyata penduduk surga tidak bahagia.

Maksudnya apa? Maksudnya, penduduk surga adalah orang yang mereka hidup mewah, tercukupi, hidup komplit, mendapatkan fasilitas tapi ternyata jiwa mereka goncang, sempit dan seterusnya.

سلامة القصد و العمل من الأنحراف في عبادة الله تعالى أو معاملة المخلوقين

⑷ Selamatnya tujuan, selamatnya amalan dari berbagai macam penyimpangan-penyimpangan, baik dalam beribadah kepada Allāh maupun bermuamalah kepada makhluk.

Dalam beribadah kepada Allāh, dia betul-betul mengikhlaskan amalannya semata-mata untuk Allāh, dia hanya menyembah kepada Allāh, karena dia tahu persis siapa Allāh dan siapa makhluk.

Karena dia memiliki tuhan yang dia sembah, dengan segala keindahan nama dan sifat-Nya. Maka akan menghasilkan dampak muamalah yang bagus kepada para hamba Allāh (makhluk), karena agamanya mengajarkan segala keindahan, karena Allāh Dzat yang Maha Indah dan mencintai segala macam keindahan.

Sifat-sifat dikalangan para hamba dan Rasul-Nya menjadi teladan dalam mewujudkan keindahan tersebut, dan mengajarkan ajaran yang indah. Maka pengikutnya pun akan mengikuti jalan nabi dan rasul tersebut sehingga lurus tujuan dan niatnya, akan baik muamalah yang dia bangun di antara hamba-hamba Allāh.

الحزم و الجد في الأمور

⑸ Dia akan memiliki semangat yang besar, memiliki etos amal dan etos kerja yang tinggi karena dia tahu persis, bahwa kehidupan ini adalah kesempatan beramal.

Waktunya beramal, waktu bercocok tanam dan berkerja. Dia nanti berharap pahala sempurna ketika menghadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ini adalah keyakinan, sehingga dia tidak menyia-nyiakan detik waktu yang dia miliki dalam rangka menghasilkan pahala yang besar di sisi Allāh.

Nasib kita akan sangat tergantung kepada amal kita.

وَلِكُلّٖ دَرَجَٰت مِّمَّا عَمِلُواْۚ

_”Setiap orang akan mendapatkan derajat (kedudukan) sesuai dengan amal yang mereka lakukan.”_

(QS. Al-An’am: 132)

Dan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengajarkan:

احْرِصْ عَلَى مَا ينْفَعُكَ

_”Bersemangatlah dalam beramal.”_

(Hadīts shahīh riwayat Ibnu Majah nomor 4168)

Sehingga orang yang memiliki aqīdah tidak akan malas, tidak akan loyo, dia betul-betul survive, dia akan semangat, dia akan militan dalam mewujudkan amal dalam kehidupan ini. Dia tidak akan lesu sampai menjelang kematiannya.

تكوين أمة قوية تبذل كل غال ورخيص في تثبيت دينها

⑹ Akan membentuk umat yang kuat, dia benar-benar menjadi umat yang kokoh, hebat, umat yang betul-betul militan karena dia memiliki aqīdah.

Lihatlah para sahabat Nabi radhiyallāhu ‘anhu jami’an, bagaimana mereka beramal, menghadapi caci-maki, musibah, terpaan, mereka berjihad, mereka berinfaq dan mereka sangat militan.

Karena menurut mereka tidak ada yang sia-sia dengan aqīdahnya, dia yakin semua yang dia lakukan akan diganti oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan semua kesulitan akan Allāh balas dengan balasan terbaik.

Sehingga mereka tidak pernah lesu, betul-betul menjadi umat yang kuat, hebat, militan.

الوصول إلى سعادة الدنيا والآخرة

⑺ Aqīdah ini akan mengantarkan kepada kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Di dunia kebahagiaan diraih dengan hati tenang dan lapang, karena dia memiliki Allāh Subhānahu wa Ta’āla tempat menaikan segala masalah hidup yang dia miliki.

Di akhirat kelak dia akan mendapatkan,

ونيل الثواب والمكرمات

Balasan dan berbagai macam keutamaan-keutamaan yang besar di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana Allāh sebutkan dalam sebuah ayat:

مَنْ عَمِلَ صَـٰلِحًۭا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةًۭ طَيِّبَةًۭ ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

_”Barangsiapa beramal shalih laki-laki maupun perempuan sedangkan dia mukmin, maka benar-benar Kami akan hidupkan dia dari kehidupan yang baik dan akan Kami balas dengan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka lakukan.”_

(QS. Al- Nahl: 97)

Allāh akan berikan kehidupan yang bahagia, Allāh akan balas setiap amalannya dengan kelipatan yang bahkan lipatannya itu 10 sampai 700 kali lipat, atau lipatan yang tidak terbatas.

عشرة إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة

Sepuluh kali lipat sampai 700 kali lipat sampai lipatan yang tidak terbatas.

Inilah di antara beberapa tujuan aqīdah Islām yang ketika menancap dalam hati seseorang akan mewariskan hal-hal seperti disebutkan di atas.

Mudah-mudahan Allāh Subhānahu wa Ta’āla benar-benar menjadikan ajaran aqīdah yang kita pelajari menancap dalam hati sehingga akan membuahkan dengan buah-buah yang indah seperti yang beliau sebutkan tadi (di atas)

و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top