Home > Bimbingan Islam > Syarah Ushul Iman > Halaqah 06 : Iman Terhadap Rububiyyah Allāh ﷻ

Halaqah 06 : Iman Terhadap Rububiyyah Allāh ﷻ

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ‘Aqīdah (شرح أصول الإيمان نبذة في العقيدة)
📝 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد

Alhamdulillāh, para pemirsa sahabat BiAS, rahīmani wa rahīmakumullāh.

Di antara yang perlu kita imani tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Yang pertama iman tentang wujudnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan telah kita bahasa pada pertemuan yang lalu.

Kemudian yang kedua adalah mengimani Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

▪︎ BERIMAN DENGAN RUBUBIYYAH ALLĀH

Maksud dari mengimani Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah satu-satunya pemilik Rububiyyah yang tidak ada sekutu bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Maksud Allāh pemilik Rububiyyah, Rabb yaitu bahwasanya Allāh itu sang pencipta, Allāh itu sang raja sekaligus sang pemilik segala-galanya. Allāh sang pengatur dan pengendali segala urusan yang ada. Sehingga tidak ada pencipta kecuali Allāh, tidak ada sang pemilik atau raja sebenarnya kecuali Allāh dan tidak ada pengendali segala urusan kecuali hanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Seperti ditunjukkan di dalam beberapa ayat Allāh.

أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ

_”Ketahuilah bahwa hak tentang ciptaan dan hak untuk memerintah itu semua hanya milik Allāh Ta’āla”_

(QS. Al-A’raf: 54)

ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ

_”Itulah Allāh Rabb kalian, hanya milik Allāh lah kerajaan ini”_

(QS. Fatir: 13)

Kerajaan segala sesuatu, kerajaan langit dan bumi dan tidak ada seorang pun yang akan mengingkari Rububiyyah Allāh kecuali orang-orang yang sombong.

Karena sudah sangat jelas tentang perkara yang ada itu, karena fithrah manusia untuk mengakui tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tentang wujud Allāh dan tentang Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sesungguhnya semua manusia, mereka itu mengakui tentang Allāh Ta’āla. Iblis mengakui Allāh, Fir’aun mengakui Allāh, musyrikin mengakui Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan tentang mereka.

Iblis mengatakan:

خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ

_”Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan Adam dari tanah”._

(QS. Al Arāf: 12)

Iblis mengakui Allāh sang pencipta.

Dikatakan Allāh tentang Fir’aun:

وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًۭا وَعُلُوًّۭا

_”Fir’aun dan kawan-kawannya itu, sesungguhnya hati kecil mereka benar-benar menyakini tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla, apa yang didakwahkan Musa”_

(QS. An-Naml: 14)

Kenapa mereka mengingkari?

ظُلْمًۭا وَعُلُوًّۭا

_”Karena mereka zhalim dan angkuh”_

Sehingga nabi Musa pun mengatakan kepada Fir’aun dengan tegas Musa mengatakan:

قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ أَنزَلَ هَـٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّى لَأَظُنُّكَ يَـٰفِرْعَوْنُ مَثْبُورًۭا

_”Sungguh engkau tahu wahai Fir’aun, bahwa tidaklah yang menurunkan segala ini إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ (kecuali Rabbnya langit dan bumi) بَصَآئِرَ (dengan pengetahuan yang sangat jelas)”_

(QS. Al-Ira’: 102)

Sehingga Musa menegaskan Fir’aun sesungguhnya tahu dengan sangat gamblang dengan sangat jelas bahwa tidaklah yang menurunkan segala ini, muzijat-mujizat yang dilihat oleh Fir’aun.

Bagaimana Fir’aun melihat muzijat Musa dan berbagai macam hal yang telah ditimpa kepada Fir’aun, tentang katak, tentang darah, tentang segala macam itu.

Fir’aun tahu tidak ada yang menurunkan itu semua kecuali Allāh رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ sehingga orang-orang musyrik pun demikian.

Orang-orang yang mereka mengingkari dakwah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka adalah orang-orang yang mengakui tentang Allāh Ta’āla.

Sehingga ketika ditanyakan kepada orang-orang musyrikin itu,

قُل لِّمَنِ ٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ۞ سَیَقُولُونَ لِلَّهِۚ

_”Katakan ya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada mereka orang-orang musyrik, “Siapakah pemilik bumi dan apa yang ada di dalam bumi. Kalau kalian betul-betul mengetahui, pasti mereka akan mengatakan, “Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.”_

(QS. Al-Mukminun: 84-85)

قُلۡ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ ٱلسَّبۡعِ وَرَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِیمِ ۞ سَیَقُولُونَ لِلَّهِۚ

_”Katakan kepada orang-orang musyrikin itu, “Siapakah Rabb Nya langit dan bumi yang tujuh dan Rabb Nya Arsy yang agung? Pasti mereka akan mengatakan Allāh”_

(QS. Al-Mu’minun: 86-87)

قُلۡ مَنۢ بِیَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَیۡءࣲ وَهُوَ یُجِیرُ وَلَا یُجَارُ عَلَیۡهِ

“Katakanlah di tangan siapakah kekuasaan tentang semua kerajaan ini? Di tangan siapakah segala kerajaan ini? Kerajaan segala sesuatu ini? Yang dia melindungi dan tidak dilindungi. Pasti mereka tanpa ragu-ragu akan mengatakan سَیَقُولُونَ لِلَّهِۚ semua itu adalah milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

(QS. Al-Mu’minun: 88)

Ini semua menunjukkan bahwa orang-orang musyrikin itu, orang kafir semisal iblis, fir’aun, orang-orang musyrikin, semua mereka menegaskan keyakinannya tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karena itulah tidaklah mengingkari tentang Rububiyyah Allāh ini, kecuali semata-mata karena keangkuhannya, karena kesombongannya.

Maka dikatakan oleh Allāh tadi tentang Fir’aun, kenapa mereka menampakkan zuhud wa jahadu bihā, mereka menentang, mereka zuhud, mereka melakukan penentangan kepada apa yang didakwahkan Musa.

Padahal hati nurani mereka mengakui apa yang didakwahkan Musa ظُلْمًۭا وَعُلُوًّۭا karena angkuh, karena zhalim dan karena yakni sombong.

Sehingga Fir’aun dengan angkuhnya mengatakan:

أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

_”Saya adalah tuhan kamu yang paling tinggi”_

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرِى

_”Wahai segenap pembesar, aku tidak mengetahui sesembahan yang sesungguhnya selain diriku.”_

(QS. Al-Qashash: 38)

Ini diucapkan Fir’aun semata-mata karena kesombongannya, bukan dari hati nurani yang dalam, buktinya saat Fir’aun ditenggelamkan Allāh (tinggal matinya).

Apa kata Fir’aun?

ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

_”Saya beriman bahwa tidak ada sesembahan yang sebenarnya kecuali yang diimani bani israil dan aku termasuk orang Islām.”_

(QS. Yunus: 90)

Tapi sudah terlambat ucapan Fir’aun ini, karena diucapkan ketika tinggal matinya dan Allāh tidak terima.

Sehingga Allāh katakan:

ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ

_”Mengapa baru sekarang (kamu beriman), dan kamu sebelumnya senantiasa bermaksiat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”_

(QS. Yunus: 91)

Oleh karena itulah, sesungguhnya Rububiyyah ini Allāh jadikan fithrah bagi manusia, semuanya mengakui tentang Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

√ Allāh yang mencipta.
√ Allāh yang memiliki segala yang ada.
√ Allāh yang mengatur segala yang ada.

Tidaklah mengingkari Rububiyyah Allāh kecuali orang yang sombong dan angkuh. Dan Rububiyyah ini adalah dalīl yang paling kuat tentang Uluhiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

In syā Allāh, akan kita lanjutkan pembahasan kita pada pembahasan berikutnya. Semoga bermanfaat.

و صلى الله عليه وسلم الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top