Home > Bimbingan Islam > Kitābul Jāmi' > Muqaddimah | Peringatan Bahaya Dari Akhlak-Akhlak Buruk

Muqaddimah | Peringatan Bahaya Dari Akhlak-Akhlak Buruk

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Kitābul Jāmi’ | Bulughul Maram
📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
~~~~~~~

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’ālā,

Kita telah selelsai dari bab Zuhud wal Wara’ dari Kitabul Jami´ dari kitab Bulughul Maram karya Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullāhu Ta’ālā.

Sekarang kita masuk dalam bab yang baru yaitu Bab: Tarhīb min Masawil Akhlak (Bab Tentang Peringatan Bahaya Dari Akhlak-Akhlak Yang Buruk).

Dalam naskah yang lain disebutkan dengan Bab: Rahab min Masawil Akhlak (Bab Tentang Ketakutan dari Akhlak-akhlak yang Buruk).

Akhlak yang buruk harus kita takuti karena mengerikan dan menyebabkan kebinasaan pada hari kiamat kelak, sebagaimana dikatakan:

“Sebab utama yang menyebabkan orang masuk ke dalam surga setelah tauhid adalah akhlak yang baik.”

Maka demikian pula sebaliknya bahwa sebab utama yang menyebabkab seseorang hamba masuk ke dalam neraka jahannam setelah kesyirikan adalah berakhlak yang buruk.

Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan bahwa akhlak yang buruk mengantarkan seseorang kedalam neraka jahannam.

Contohnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ

“Hati hatilah kalian dengan kedustaan, sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada kefajiran (kejahatan) dan kefajiran itu mengantarkan kepada neraka Jahannam.”

(HR Muslim no. 2607)

Dalam hadits lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada kesombongan meskipun sebesar zarrah.”

(HR Muslim no. 91)

Jika ada kesombongan sedikit saja dalam hatinya maka tidak akan membuat dirinya masuk surga.

Demikian juga sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi.”

(HR Muslim 2556)

Kemudian, juga Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

“Sesungguhnya orang yang paling buruk pada hari kiamat kelak di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’ālā yaitu orang yang ditinggalkan manusia gara-gara takut dengan buruknya lisannya.”

(HR Muslim 2591)

Lisannya suka berkata kata kata yang keji, kotor sehngga tidak ada yang bergaul dengannya.

Tatkala dia ditinggalkan manusia (tidak ada yang mau bergaul) karena takut ucapanya menyakiti hati, maka ini pertanda bahwa dia akan dihinakan Allāh pada hari kiamat.

Kenapa ?

Karena dia tidak pandai bermuamalah yang baik dengan hamba-hamba Allāh yang lain.

Oleh karena itu pernah disebutkan kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwa ada seorang wanita yang senantiasa shalat malam, senantiasa puasa di siang hari dan rajin bersedekah, akan tetapi lisannya suka menyakiti (mengganggu)tetangganya, maka kata nabi (mengomentari wanita ini):

لا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ من أهل النَّارِ

“Tidak ada kebaikkan baginya, dia di neraka Jahannam.”

(Adabul Mufrad, hadits 119)

Bayangkan, wanita ini rajin shalat malam , rajin berpuasa, bersdekah tetapi ada satu kesalahan yaitu buruk akhlaknya terhadap tetangganya yang seharusnya dia berbuat baik.

Bukan diambil hartanya dan bukan dipukul tapi dia menyakiti tetangganya dengan lisannya (kata katanya) dan ini menyebabkan dia terjerumus kedalam neraka Jahannam.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:

وَإِنَّ سُوْءَ الْخُلُقِ يُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ

“Akhlak yang buruk itu merusak amalan sebagaiman cuka bisa merusak madu.”

(HR At-Thobroni dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth (I/259 no 850))

Karenanya, para Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’ālā,

Pembahasan tentang mengenal akhlak-akhlak yang buruk adalah perkara yang penting. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

“Aku mengenal keburukan bukanlah untuk mengerjakannya tetapi untuk menjauhinya, barang siapa yang tidak mengenal keburukan, hanya mengenal kebaikan saja maka dia akan terjerumus dalam keburukan tersebut.”

Maka penting bagi kita untuk megenal apa saja akhlak yang buruk agar kita bisa menjauhi dan melatih diri kita agar terjauhkan dari akhlak-akhlak yang buruk tersebut.

Ini sebagai muqaddimah, insya Allāh pada pertemuan berikutnya akan masuk pada hadits yang pertama dari bab ini.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top