Home > Bimbingan Islam > Kitābul Jāmi' > Hadits ke-12 | Menutup Aib Seorang Muslim (Bagian 3)

Hadits ke-12 | Menutup Aib Seorang Muslim (Bagian 3)

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Kitābul Jāmi’ | Bulughul Maram
📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
~~~~~~~

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwan dan akhwat, kita masih melanjutkan pembahasan hadīts sebelumnya, masuk pada ke point yang ke-3, yaitu sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barang siapa yang menutup seorang Muslim maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menutupnya di dunia dan di akhirat.”

Dalam riwayat yang lain:

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ

“Barang siapa menutup dari seorang Muslim.”

Dan dalam hadits ini tidak disebutkan apa yang harus ditutup, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam hanya memberikan secara umum.

Dan sebagaimana dalam kaidah;

◆ SESUATU YANG TIDAK DISEBUTKAN BERARTI MEMBERIKAN FAIDAH KEUMUMAN

Misalnya, jika maf’ūl bih tidak disebutkan,

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ

“Jika seorang muslim menutup.”

⇒Menutup apa tidak disebutkan, berarti memberikan faidah keumuman SELURUH perkara yang seorang Muslim tidak ingin diketahui oleh orang lain, baik aib yang berkaitan dengan badannya atau aib yang berkaitan dengan kemaksiatan yang mungkin dia lakukan.

Intinya segala perkara yang seorang Muslim tidak ingin diketahui oleh orang lain maka hendaknya kita menutup aibnya tersebut, jangan kita sebarkan.

Dan apa ganjarannya?

Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Allāh akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.”

Di dunia, jika dia punya aib, dia akan tertutup, kenapa? Karena dia telah menutup aib saudaranya.

Terlebih lagi tatkala di akhirat, Allāh tidak akan mengungkap aibnya di hadapan seluruh manusia.

Karena ada dalam hadits-hadits banyak disebutkan bagaimana seorang pelaku maksiat akan dibongkar aibnya di hadapan manusia (khalayak) pada hari kiamat kelak.

Seorang jika dia menutup aib saudaranya maka dia akan ditutup aibnya oleh Allāh pada hari kiamat.

Dan diharapkan jika aibnya ditutup maka akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karenanya ikhwan dan akhawat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

Ini faidah jika seorang berusaha menutup aib saudaranya, karena dia akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa.

Siapa yang tidak punya aib? Kita semua pasti punya aib.

Dan kalau Allāh berkehendak aib kita dibuka maka akan terbuka, mudah bagi Allāh untukk membuka aib kita.

Masih banyak aib-aib kita yang orang lain tidak tahu, masih banyak maksiat yang kita lakukan tatkala kita bersendirian.

Di antara hal yang bisa menutup aib kita, selain kita berdo’a,

اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ

“Ya Allāh, tutuplah auratku.”
(HR Abū Dāwūd dan Ibnu Mājah, lihat Shahih Ibnu Mājah 2/332)

Kita diantaranya juga dengan menutup aurat saudara kita;
✘Jangan kita sebarkan/bongkar rahasianya
✘ Jangan kita beberkan keburukannya/kekurangannya

Kita berusaha menutup aibnya.

Namun perlu diingat, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengingatkan bahwasannya tatkala kita melihat saudara kita terjerumus dalam maksiat misalnya, bukan berarti kita menutup auratnya, tidak kita nasihati, tidak!

✓(Akan tetapi) Kita menasihati secara empat mata, secara sembunyi-sembunyi.

Dan ini tidak berarti kita membuka aibnya, ini secara baik-baik, kita berusaha mengingkarinya.

Dan ini berbeda dengan ghībah. Kalau ghibah sebaliknya, yaitu membongkar aib. Kita bongkar aibnya di sana-di sini, kita ceritakan keburukan-keburukannya, maka Allāh akan bongkar aib kita juga.

Kalau kita mengghībah maka kita akan dighībahi juga oleh orang lain suatu hari, belum lagi kalau Allāh membongkar aib kita di akhirat kelak.

Oleh karenanya, bukan berarti tatkala kita menutup aib kita tidak menasihati, tetap kita nasihati dengan cara yang terbaik.

Namun para ulama mengecualikan jika orang tersebut terkenal melakukan kemungkaran, suka menggangu orang lain, terkenal dengan kerusakan, maka orang seperti ini tidak perlu ditutup aibnya.

Justru kita harus laporkan orang seperti ini, harus kita beberkan, harus kita ingatkan umat dari kerusakan orang seperti ini.

Kenapa?

Karena kalau kita tutup aibnya terus maka dia akan terus melakukan kemungkaran dan kerusakan.

Maka orang seperti ini yang berbahaya bagi umat (kaum muslimin), maka orang seperti ini hendaknya dibongkar aibnya dan dibeberkan aibnya.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla membiasakan diri kita untuk menutup aib-aib saudara kita sehingga Allāh akan menutup aib-aib kita di dunia maupun di akhirat.

Demikian.

وبالله التوفيق والهداية
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top