Home > Bimbingan Islam > Kitab AtTauhid > Halaqah 074: Buah Dari Tauhīd Bagian Pertama

Halaqah 074: Buah Dari Tauhīd Bagian Pertama

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc حفظه لله تعالى
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه لاحول ولاقوة إلا بالله

نكمل الحديث

Kita lanjutkan materi kita, masih di Kitāb At Tauhīd.

خطايا‏ ، جمع خطيئة، وهي الذنب

Jamak: الخطيئة adalah: خطيئة , yaitu: الذنب

Al khathaya (الخطيئة) memiliki arti adz dzunub (الذنب).

رب اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي

Dikatakan:

ولو كانت صغيرة؛ لقوله تعالى‏:‏ ‏{‏بَلَى مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ‏}‏ ‏[‏البقرة‏:‏ 81‏]‏‏.‏

Sekalipun dosa itu kecil sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

“Barangsiapa yang melakukan keburukan (berbuat dosa) dan ia telah diliputi oleh dosanya…”

(QS. Al Baqarah: 81)

Dalam ayat lain dikatakan:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُ ۞ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ شَرًّۭا يَرَهُۥ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

(QS. Al zalzalah: 7-8)

لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأرضِ خطَايا ثُمَّ لَقِيْتَني لا تُشْرِكْ بِيْ شَيْئًَا

“Sekiranya engkau datang kepadaku dengan membawa dosa sebesar bumi (seberat bumi atau sejumlah penghuni bumi) kemudian engkau menjumpaiku dan engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun.”

لا تُشْرِكْ بِيْ شَيْئًَا

Menunjukkan tekanannya pada perkara: شرك (syirik), karena Allāh memberikan janji.

لأتيتك بقرابها مغفرة‏

“Niscaya aku akan memberikan yang sepadan untukmu, sebesar ampunan itu pula.”

Subhānallāh.

Maka syaratnya adalah tidak menyekutukan Allāh, karena disebutkan di dalam sebuah hadīts, Allāh firmankan:

لأتيتك بقرابها مغفرة‏

“Niscaya Aku akan memberikan kepada engkau ampunan yang semisal dosa yang telah engkau berikan.”

Māsyā Allāh.

Seseorang datang menghadap Allāh dengan membawa dosa sebesar dosa penduduk bumi dan Allāh akan memberikan ampunan sebesar itu pula.

Seorang hamba datang kepada Allāh dengan dosa yang beratnya seberat bumi maka Allāh akan memberikan ampunan seberat bumi itu pula.

Dengan syarat:

لا تُشْرِكْ بِيْ شَيْئًَا

“(Hamba tersebut) tidak pernah menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

Dalam hal peribadatan: لأتيتك بقرابها مغفرة‏ niscaya Allah akan memberikan kepada engkau yang semisalnya (ampunan).

Subhānallāh.

Maka di sini adalah kasih sayangnya Allāh.
Maka di sini adalah rahmat Nya Allāh.
Maka di sini bisa kita perhatikan bagaimanakah kewajiban yang harus dilakukan oleh hamba, di mana dia tidak boleh menyekutukan Allāh.

Seseorang yang tidak menyekutukan Allāh sekalipun, meskipun dia melakukan kemaksiatan, melakukan perbuatan-perbuatan dosa, maka ampunan Allāh Subhānahu wa Ta’āla meliputi segalanya.

فيه المسائل

Beberapa poin yang bisa kita ambil pelajaran dari materi yang telah lewat yaitu dalam pembahasan: فضل التوحيد وما يكفر من الذنوب
, keutamaan tauhīd dan apa yang bisa menghapus dosa. Dikatakan:

الأولى‏:‏ ‏”‏سعة فضل الله‏”‏

⑴ Luasnya karunia Allāh.

Fadhl (فضل) adalah karunia.
Fadhl (فضل) adalah nikmat.
Fadhl (فضل) adalah sesuatu yang lebih.

Nabiyullāh Sulaiman alayhissallām, tatkala beliau banyak mendapatkan nikmat dan karunia beliau mengatakan:

هذا فضل ربي

“Ini adalah nikmat dan karunia dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang tidak ternilaikan.”

Maka dikatakan : سعة فضل الله‏ , kemuliaan yang ada disisi Allah. Yaitu,
‌orang yang bertauhīd akan memiliki kemuliaan.
‌Orang yang bertauhīd akan mendapatkan nikmat.
‌Orang yang bertauhīd akan mendapatkan karunia.

الثانية‏:‏ كثرة ثواب التوحيد عند الله

⑵ Banyaknya pahala di sisi Allāh.

Katsratuh (كثرة) maknanya melimpahnya.
Katsratuh (كثرة) maksudnya banyaknya
pahala tauhid disisi Allah

Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan bahwasanya ada shahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang diutus untuk ikut sariyyah.

Ada istilah ghazwah ada istilah syariyyah.

‌Ghazwah adalah peperangan yang diikuti oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ikut di antara mereka.

‌Sariyyah adalah peperangan yang terjadi atas perintah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak ikut di antara mereka.

Shahabat tersebut memiliki kebiasaan jika sedang melakukan shalat fardhu di waktu shalat jahr, beliau tidak pernah terlewatkan sekalipun membaca surat Al Ikhlās (tauhīd).

Kemudian ada di antara shahabat yang berkata, “Sungguh aku akan adukan ini kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.” Dan sahabat ini pun berkata, “Silahkan kalau kalian akan mengangkat imam selain aku.”

Dan dikatakan bahwasanya shahabat yang mengimami shalat adalah orang yang paling baik bacaannya. Dan demikian di zaman Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tatkala mereka mengangkat imam, maka dicari yang paling baik bacaannya dan paling banyak hapalannya.

يَؤُمُّكم أَقْرَؤُكمْ لِكِتَابِ اللَّهِ

“Hendaklah yang mengimami shalat suatu kaum adalah orang yang paling baik bacaan Al Qur’ānnya.”

(Hadīts shahīh riwayat Muslim)

Begitu shahabat ini sampai di kota Madīnah, kemudian dia mengadukan hal tersebut kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Shahabat ini berkata, “Wahai Nabiyullāh, selama engkau mengirim kami untuk sariyyah, Si Fulan ketika dia mengimami shalat dia tidak pernah lepas membaca surat Al Ikhlās.”

Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam meminta shahabat tadi untuk memanggil Si Fulan, maka didatangkanlah orang yang dimaksud begitu dia hadir kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun bertanya:

ما حمل على ذلك : قال صلى الله عليه وسلم

“Apakah yang menyebabkan engkau senantiasa membaca surat Al Ikhlās?”

Kemudian Si Fulan (shahabat) berkata:

لأنني أُحِبُّه

“Karena sesungguhnya aku mencintai surat Al Ikhlās.”

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّه

“Ketahuilah bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla pun mencintai surat Al Ikhlās.”

(HR Bukhari no 7375)

Dan di dalam riwayat lain dikatakan bahwasanya surat Al Ikhlās memiliki nilai: ثُلُثَ القُرْآنِ (1/3 Al Qur’ān).

Dan di poin kedua dikatakan:

كثرة ثواب التوحيد عند الله

“Banyaknya pahala tauhīd disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

الثالثة‏:‏ تكفيره مع ذلك للذنوب

⑶ Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan ampunan dosa sekalipun dosa yang dilakukan sangat banyak.

Hendaknya seorang mukmin tidak boleh berputus asa dari rahmat Allāh karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat yang Maha Karīm, Dzat yang Maha Kaya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Karīm terhadap hamba-Nya.

وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla sangat kasih sayang terhadap hamba-Nya.”

(QS. Al Baqarah: 207)

Subhānallāh, dan Allah berfirman:

 وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allāh.”

(QS. Yusuf: 87)

Nabi Ya’qub alayhissallām tatkala memerintahkan kepada saudara-saudara Yusuf agar mencari Yusuf, maka berangkatlah saudara-saudara Yusuf dari negeri Kan’an mencari keberadaan Yusuf di negeri Mesir.

Nabi Ya’qub berkata :

يَـٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟

“Wahai anak-anakku, pergilah carilah Yusuf!”

Tahassus (تحسس) berbeda dengan tajassus (تجسس).

‌Tajassus adalah seseorang berusaha untuk mencari keburukan yang ada pada seseorang.

‌Tahassus adalah seseorang berusaha untuk mencari kebaikan dan kebaikan itu yang diharapkan.

Dan Nabi Ya’qub berkata:

وَلَا تا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allāh.”

وَرَحۡمَتِي وَسِعَتۡ كُلَّ شَیۡءࣲۚ

“Rahmat Allāh Subhānahu wa Ta’āla meliputi segala sesuatu,”

(QS. Al A’rāf : 156)

نكتفي بهذا القدر

lain waktu kita sambung lagi, In syā Allāh.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top