🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kajian Tematik | Ramadhan
📝 Menyambut Bulan Ramadhan
〰〰〰〰〰〰〰
TELAH DATANG BULAN RAMADHĀN 05
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين أما بعد
Ma’asyiral Mustami’in, para pendengar rahīmakumullāh.
Ini adalah sesi ke-5 dalam penyampaian materi yang berkaitan dengan menyambut bulan suci Ramadhān 1441 Hijriyyah.
Para pendengar rahīmakumullāh.
Keutamaan bukan Ramadhān secara umum banyak dijelaskan di dalam Al-qur’ān dan Hadīts-hadīts Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Di antaranya:
⑴ Allāh Turunkan Al-Qurān Di Bulan Ramadhan
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
“Bulan Ramadhān adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qurān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
(QS Al-Baqarah: 185)
⑵ Dibuka Pintu-pintu Surga Dan Dikunci Pintu-pintu Neraka Dan Dibelenggu Syaithan-syaithan Dan Jin Pembangkang.
Sebagaimana disebutkan dalam hadīts yang shahīh yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika telah datang bulan Ramadhān, pintu-pintu Surga (pintu-pintu langit) dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, dan syaithan-syaithan dibelenggu.”
(Hadits shahīh riwayat Al-Bukhari 4/97 dan Muslim 1079)
Dalam riwayat (Tirmidzi) صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ, dibelenggu syetan-syetan dan para jin pembangkang.
⑶ Bulan Pengampunan
Dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
“Jika telah datang awal malam bulan Ramadhān, diikatlah syaithan-syaithan dan para pembangkang dari jin, ditutup pintu-pintu Neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang dibuka dan dibukalah pintu-pintu Surga, tidak ada satu pintu-pun yang tertutup, berseru seorang penyeru; “Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allāh mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam.”
(Hadīts shahīh riwayat At-Tirmidzī nomor 682)
⑷ Bulan Ramadhān adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Setiap muslim setiap hari di bulan Ramadhān memiliki do’a yang mustajab. Sebagaimana hadīts dalam Al-Mu’jam Ausath karya Imam Ath-Thabrani dan hadīts ini dishahīhkan oleh Imam Al-Albāniy rahimahullāh dalam shahīh Ath-Tharghib dan lainnya.
Dari Abū Said Al-khudri radhiyallāhu ‘anhu, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إن لله عتقاء من النار في كل يوم وليلة، ولكل مسلم في كل يوم وليلة دعوةً مستجابة
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla membebaskan setiap muslim dari Neraka setiap malam di bulan Ramadhān. Dan setiap muslim pada setiap hari dan malam jika dia berdo’a, maka dia memiliki do’a yang mustajab.”
⑸ Bulan Ramadhān adalah Bulan Pengampunan Dosa
Bagi yang berpuasa dan qiyamul lail (tarawih) dengan penuh iman dan pengharapan pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Satu hadīts yang sangat masyhur dari shahīh Al-Bukhāri dan Muslim dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhān karena iman dan mengharap pahala dari Allāh maka dosanya di masa lalu akan diampuni. Dan barangsiapa bangun pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosanya yang telah lalu.”
(Hadīts shahīh riwayat Al-Bukhāri nomor 2014, Muslim nomor 760)
⑹ Terdapat Malam Yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan (Lailatul Qadr)
Pada bulan Ramadhān terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yang disebut dengan Lailatul Qadr (malam kemuliaan).
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۞ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۞ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۞ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ۞ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ ۞
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’ān) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibrīl) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”
(QS Al Qadr: 1-5)
Juga hadīts yang tadi sudah dijelaskan, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Allāh memiliki satu malam di bulan Ramadhān yang lebih baik daripada orang beribadah selama 1000 bulan, barang siapa yang terhalang dari kebaikannya maka sungguh dia telah terhalang dari kebaikan yang banyak.”
⑺ Ramadhān menuju Ramadhān berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar. Karena dosa besar tidak bisa dihapuskan kecuali dengan taubat nasuha.
Dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, dalam shahīh Muslim. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadīts:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalāt lima waktu dan shalāt Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhān ke Ramadhān berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar.”
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 344)
Itulah keutamaan bulan Ramadhān secara global (umum) semoga bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____