🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi
(Fiqih Mendidik atau Membimbing Anak-anak dan Sebagian Nasehat para Dokter dalam hal ini)
📝 Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīzhahullāh
~~~~~~~~~~~~
PERMAINAN ANAK-ANAK YANG BERLANGSUNG DI ZAMAN NABI ﷺ DAN BOLEHNYA KITA MENGAJAK MEREKA BERSENANG-SENANG ATAU BERMAIN-MAIN
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نبينا محمد وَعَلَى أله وصحبه أجمعين وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Mustami’in, kaum muslimin para pemirsa, para pendengar rahimani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah yang ke-40 Ini dari kitāb Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā’ihi Al Athibbāi tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīdzahullāh.
Kita lanjutkan pembahasan kita dalam kitāb pada halaman 74, masih berkaitan bagaimana akhlak Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersama anak-anak kecil dan beliau mengajak bermain anak-anak kecil para sahabat radhiyallāhu ‘anhum pada masanya.
مزيد من الوارد في لعب الصبيان والترويح عنهم
Penjelasan tambahan tentang permainan anak-anak yang berlangsung di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan bolehnya kita mengajak bersenang-senang atau bermain-main. Tentunya selama dalam hal yang dibolehkan secara syar’i.
Telah berlalu firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam surat Yusuf, dimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Yusuf dan saudaranya.
Saudara Yusuf berkata kepada ayah mereka :
أَرۡسِلۡهُ مَعَنَا غَدٗا يَرۡتَعۡ وَيَلۡعَبۡ ……
“Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia bersenang-senang dan bermain-main….” (QS. Yusuf :12)
Ini menunjukkan bahwa Nabi Yusuf pun bermain, walaupun saat itu saudara-saudaranya ingin berbuat makar kepada nabi Yusuf alayhissalām.
Dan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bermain-main dengan anak-anak ketika beliau masih kecil.
Diriwayatkan di dalam shahīh Muslim dari Anas bin Mālik radhiyallāhu ‘anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَتَاهُ جِبْرِيلُ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ . ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ – يَعْنِي ظِئْرَهُ – فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ . فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقَعُ اللَّوْنِ . قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ
“Sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam didatangi Jibrīl ketika dia sedang bermain dengan anak-anak lainnya. Lalu Jibrīl mengambilnya dan menidurkannya, dia membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya, lalu dia mengeluarkan sekerat daging dan berkata, ‘Ini bagian syaitan dari dalam dirimu’ . Kemudian dia mencucinya dengan air zamzam di dalam sebuah wadah dari emas, selanjutnya dia menyatukan satu dengan yang lainnya dan mengembalikannya ketempat semula. Anak-anak itu datang dengan berlari kepada ibunya (ibu susu Rasūlullāh) mereka berkata, ‘Sungguh, Muhammad telah dibunuh!’ Mereka semua mendatanginya dan raut wajah beliau sudah berubah (menjadi pucat)”
Anas berkata, “Aku pernah melihat bekas jahitan tersebut di dada beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam”. (Hadīts shahīh riwayat Muslim 162)
Ini menunjukkan bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bermain bersama teman-teman sebaya dan ini diperbolehkan tentunya selama dalam batasan syar’i.
In syā Allāh akan kita jelaskan pada pertemuan berikutnya.
Demikian, semoga bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______________________________________