Home > Bimbingan Islam > Matan Abu Syuja > Kajian 095 | Muqodiman Puasa (2)

Kajian 095 | Muqodiman Puasa (2)


🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja
📝 Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy (Imam Abū Syujā’)

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan kaum muslimin di manapun ada berada.

Sebelum kita masuk pada pembahasan-pembahasan yang ada di dalam matan Abū Syujā’, pada: كتاب الصيام (Kitāb yang membahas masalah puasa), maka ana mengingatkan pada diri ana pribadi, kepada sahabat sekalian tentang keutamaan-keutamaan puasa.

⑷ Orang yang berpuasa mendapatkan pahala sabar, karena orang yang berpuasa melakukan atau dia bersabar pada tiga hal, yaitu:

⒈ Bersabar melaksanakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla (berpuasa).
⒉ Bersabar dari perbuatan maksiat.
⒊ Bersabar akan taqdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

 إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

(QS Az Zummar: 10)

⇒ Orang yang berpuasa mendapatkan pahala orang yang bersabar.

⑸ Orang yang berpuasa dia menjadikan puasanya tersebut sebagai kafarah (penebus dosa atau kesalahan-kesalahan yang dia lakukan).

Sebagaimana di dalam sebuah hadīts dari Hudzaifah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَنَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ

‌”Ujian seseorang itu ada pada keluarganya, hartanya, pada dirinya, pada anaknya maupun pada tetangganya. Maka hal itu akan ditebus dengan berpuasa juga shalāt dan sedekah, begitu juga perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.”

(Hadīts riwayat Imām Bukhāri dan Muslim)

Maksud “fitnaturrajul” (فِتْنَةُ الرَّجُلِ) di sini yaitu ujian.

Manusia itu senantiasa diuji. Baik pada dirinya, anaknya sehingga terkadang dia berbuat salah berbuat dosa, maka sebagai kafarahnya (penebusnya) adalah dengan dia berpuasa.

⑹ Bagi orang yang senantiasa melaksanakannya (puasa),  maka puasa itu akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafā’at, setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagaimana hadīts dari Abdullāh bin Amr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhumā, bahwasanya Rasūlullāh  shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Al Qur’ān akan memberikan syafā’at kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata:

“Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafā’at karenaku.”

Al Qur’ān pun berkata:

“Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafā’at karenaku.”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Maka keduanya akan memberi syafā’at.”

(Hadīts riwayat Ahmad dan dishahīhkan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh)

⑺ Puasa juga bisa menyebabkan seorang masuk ke dalam surga Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di mana surga adalah angan-angan (cita-cita) setiap kita.

Hadīts yang menyebutkan tentang hal itu adalah hadīts dari Sahl bin Sa’ad radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, bahwasanya Rasūlullāh  shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan pintu Ar Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Dia pintu tersebut berkata:

“Di mana orang yang berpuasa?”

Maka yang berpuasa pun masuk, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir yang puasa, maka ditutuplah pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya.

(Hadīts riwayat Imām Bukhāri dan Muslim)

⑻ Puasa itu termasuk amal yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla janjikan ampunan yang sangat besar bagi orang-orang yang berpuasa.

Dalam sebuah ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَـٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَـٰتِ وَٱلْقَـٰنِتِينَ وَٱلْقَـٰنِتَـٰتِ وَٱلصَّـٰدِقِينَ وَٱلصَّـٰدِقَـٰتِ وَٱلصَّـٰبِرِينَ وَٱلصَّـٰبِرَٰتِ وَٱلْخَـٰشِعِينَ وَٱلْخَـٰشِعَـٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَـٰتِ وَٱلصَّـٰٓئِمِينَ وَٱلصَّـٰٓئِمَـٰتِ وَٱلْحَـٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَـٰفِظَـٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًۭا

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allāh, Allāh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

(QS Al Ahzāb: 35)

Jadi disini orang yang berpuasa termasuk yang dijanjikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk mendapatkan maghfirah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan juga pahala yang besar.

Kita cukupkan, semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top