🌍 BimbinganIslam.com
👤 Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab At-Tauhid
بسم اللّه الرحم الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله
رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا و رسولاً
رب زدني علما وارزقني فهما
قال الله تعالى في كتابه الكريم: ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، فكل محدثة في الدين بدعة، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ، أما بعد
Sahabat BiAS yang dimuliakan.
Pengarang memulai penulisannya dengan “Bismillāhirrahmānirrahīm”, Bismillāhi (dengan menyebut nama Allāh), Arrahmāni (dzat yang Maha Pengasih), Arrahīmi (dzat yang Maha Penyayang).
Maka disebutkan di dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan Ibnu Hibbān, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَقْطَعُ
_”Setiap perkara yang tidak dimulai dengan Bismillāhirrahmānirrahīm maka amalan tersebut adalah aqtha’ (terputus).”_
(Hadīts riwayat Ibnu Hibbān dan selainnya. Ibnu Shalah menyatakan hadīts ini hasan).
Di dalam riwayat lain dikatakan:
فَهُوَ أَبْتَرُ
Yang memiliki arti: _ganjil_ atau _tidak genap_ atau _tidak sempurna_.
Sahabat BiAS yang dimuliakan
Seorang muslim memulai aktifitasnya dengan Bismillāh, kapan kita memulai Bismillāh ?
Setiap aktifitas kita, khususnya tatkala kita hendak makan.
Ada shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang bernama Umar ibnu Abī Salamah, beliau berkata:
كُنْتُ غُلاَمًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، «يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ
_Dahulu aku besar dibawah naungan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, dan dahulu tatkala aku makan, aku biasa menjadikan tanganku tidak pernah menetap di suatu tempat, kemudian Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan satu arahan._
_Beliau bersabda:_
_”Wahai anak kecil, jika kamu makan maka ucapkanlah bismillāh.”_
Dalam riwayat lain dikatakan:
إذَا أكَلَ أحَدُكُمْ طَعَاماً؛ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّـهِ
_”Jika salah satu di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah basmallāh.”_
Maka Basmallāh disini bisa dua hal, yaitu:
⑴ Ucapan Bismillāh itu sendiri.
⑵ Bismillāhirrahmānirrahīm
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan arahan kepada Umar Abū Salamah dengan sabdanya:
وَكُلْ بِيَمِينِكَ
_”Makanlah dengan tangan kananmu.”_
Dari sinilah kemuliaan Islām, tatkala seseorang menjadikan sesuatu, maka hendaknya hal tersebut dimulai dengan menggunakan tangan kanan.
Seperti:
√ Hendak memakai baju.
√ Hendak memakai celana.
√ Hendak memakai sandal.
√ Bahkan menyisir maka hendaknya mendahulukan sisi kanan dulu baru sisi kiri.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
_”Makanlah makanan yang terdekat.”_
Apa yang dikayakan Umar bin Abī Salamah?
Dia berkata:
وتِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ
_”Dan itu adalah sifat tatkala aku makan, dan senantiasa aku memegang apa yang menjadi nasehat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam (yaitu membaca Basmallāh).”_
Begitu juga kita dianjurkan untuk membaca Basmallāh tatkala kita memasuki awal surat Al Falaq.
Begitu juga sebelum membaca surat An Nas, maka kitapun membaca Basmallāh. Sebelum membaca surat Al Ikhlās membaca Basmallāh.
Kita dianjurkan membaca Basmallāh ketika memasuki awal surat, kecuali surat At Tawbah (Barā’ah), dimana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memberikan kepada kita petunjuk agar kita tidak membaca Basmallāh di awal surat At Tawbah.
Pengarang di sini mengatakan: Bismillāh, dengan menyebut nama Allāh.
Ketika seseorang membaca Basmallāh, dia yakin bahwasanya dirinya adalah dhaif. Begitu seseorang membaca Basmallāh maka dia yakin bahwasanya dirinya adalah lemah. Oleh karena itu seseorang sebelum melakukan aktifitas hendaknya membaca Basmallāh.
Ketika kita keluar dari rumah kita, kitapun membaca:
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
_”Dengan nama Allāh, aku bertawakkal kepada Allāh, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allāh.”_
(Hadīts riwayat Abū Dāwūd nomor 5095, Tirmidzī nomor 3426 dan dishahīhkan Syaikh Albāniy rahimahullāh)
Ketika hendak keluar rumah sebaiknya kita membaca do’a ini, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dirumah kita. Bagi seorang laki-laki, begitu dia keluar dari rumah maka dia meninggalkan istrinya, anaknya, rumah dan harta yang ada di dalam rumah tersebut. Kita bertawakal kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Begitu seseorang keluar dengan membaca:
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
_”Dengan nama Allāh, aku bertawakkal kepada Allāh, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allāh.”_
Maka kita serahkan kepada Allāh keamanan istri kita, anak kita, kesehatan mereka, keamanan harta yang kita miliki.
Jangan sampai kita pergi kemudian muncul pencuri, jangan sampai kita keluar kemudian terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kebakaran misalnya.
Maka di sinilah seseorang bertawakal kepada Allāh.
“Yā Allāh, aku tinggalkan rumahku, aku berserah diri kepada Mu.”
Maka di sinilah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dzat yang senantiasa dimohonkan kepada-Nya untuk menjaga kita semuanya.
Do’a, ungkapan yang pendek ini yang kadang kita lupa, yaitu:
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
_”Dengan nama Allāh, aku bertawakkal kepada Allāh, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allāh.”_
Tidak ada daya dan upaya, tidak ada kekuatan yang sempurna kecuali hanya milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dan Dia lah Allāh yang melakukam segala sesuatu atas kehendak-Nya.
Nabi Nūh alayhissallām, tatkala hendak berlayar maka beliau pun berkata:
بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ
_”Dengan menyebut nama Allāh di waktu berlayar dan berlabuhnya.”_
(QS Hūd: 41)
Di sinilah seorang mukmin menyatakan bahwasanya dirinya adalah lemah, maka dia kembalikan semua urusan yang dia miliki hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata. Karena Dia lah, Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dzat yang Maha melakukan segala sesuatu.
√ Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Kaya.
√ Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Perkasa.
Dengan demikian seseorang ingat akan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
_”Segala puji bagi Allāh, Tuhan seluruh alam.”_
(QS Al Fātihah: 2)
Bisa diingat tatkala kita membaca: Alhamdulilāh (segala puji hanya milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Rabb yang mengatur alam semesta).
Begitu seseorang memahami ayat: رَبِّ الْعَالَمِينَ , maka dia akan meyakini bahwa Allāh adalah Dzat yang Maha segalanya.
√ Maha Perkasa.
√ Maha Bijaksana.
√ Maha Kuat.
√ Maha Memaksa.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan untaian sesudah: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ , adalah bacaan: الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ.
Sebagaimana disebutkan di dalam Basmallāh, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
_”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”_
Demikian kajian kita dikesempatan kali ini.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته