👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Beriman Kepada Takdir Allah ﷻ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke dua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah adalah tentang “Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah”.
Beriman dengan takdir Allah yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani dan telah tetap kewajibannya di dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma.
Dari Al-Qur’an Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
Dan Allah berfirman,
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
Adapun dari As-Sunnah maka Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihissalam tentang iman,
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” [HR Muslim] Dan beliau ﷺ bersabda,
“Segala sesuatu dengan takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan.” [HR Muslim]
Adapun dari Ijma, maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan takdir Allah dan bahwasanya orang yang mengingkari takdir Allah maka dia telah keluar dari agama Islam.
Berkata Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang-orang yang mengingkari takdir dan bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa takdir.
“Apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku (Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Dzat yang Abdullah Ibnu Umar bersumpah dengan-Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakkannya maka Allah tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan takdir.” [Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam shahihnya]
Yang demikian karena Allah tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari takdir Allah azza wajalla.
Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah,
“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma Shahabat dan para Ahlul Halli wal Aqdi, (yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh-tokoh kaum muslimin) dari kalangan salaf dan kholaf yang menunjukkan atas penetapan takdir Allah Subhānahu wa Ta’āla.” [Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I hal 155] Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah,
“Dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan takdir Allah Ta’āla.” [Fathul Baari jilid 11 hal 478]
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Jazakillah khair. saya banyak belajar dari sini jika tdk sempet mendengarkan audio di grup HSI. Dan mhn ijin save materinya untuk saya belajar. jazakillah khair.
Izin tambahkan harakat;
Adapun dari As-Sunnah maka Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihissalam tentang iman,
: أَنْ تُؤْمِنَ بِاَللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” [HR Muslim]