Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 15 | Allāh Lā Yafna Walā Yabīd

Halaqah 15 | Allāh Lā Yafna Walā Yabīd

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan,

لا يفنى ولا يبيد

Allāh subhanahu Wa ta’ala tidak akan binasa dan tidak akan hancur,

لا يفنى ولا يبيد

Allāhutaala alam di sini penjelasan dari kata sebelumnya yaitu

دائم بلا انتهاء

Allāh subhanahu Wa ta’ala Dia-lah yang akan senantiasa ada tanpa ada akhirnya,

لا يفنى ولا يبيد

Tidak akan punah dan tidak akan hancur .

Selain Allāh itulah yang akan hancur

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
[QS Ar Rahman 26, 27]

Setiap yang ada di atas, atasnya maka dia akan punah akan hancur dan akan kekal wajah Rabbmu yang memiliki kebesaran dan juga kemuliaan.

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Kata

يفنى & يبيد

Maknanya hampir sama
Yafna : Punah
Yabid : hancur
maknanya hampir sama yabid ini lenyap

لا يفنى ولا يبيد

Allāh subhanahu Wa ta’ala tidak akan pernah dan tidak akan lenyap.

Diantaranya adalah firman Allāh subhanahu Wa Ta’ala ,

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ
[QS Al Furqon 58]

Dan bertawakal lah kepada Allāh subhanahu Wa ta’ala Yang Maha Hidup

الَّذِي لَا يَمُوتُ

Maha hidup yang tidak akan mati.

Dan Allāh mengatakan,

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ

Dia-lah Yang Maha Hidup yang tidak didahului dengan ketidak adaan dan tidak diakhiri dengan kepunahan.

Menunjukkan bahwasanya Allāh subhanahu Wa ta’ala memiliki sifat Al Hayyah

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

Menunjukkan bahwasanya tawakal yang merupakan ibadah qolbiyyah yang agung di dalamnya ada ketergantungan kepada Allāh di dalam manfaat dan juga mudhorot hanya diperuntukkan kepada Al Hayyu Yang Maha hidup Adapun selain al-hayyu selain yang Maha Hidup maka tidak boleh kita bertawakal kepadanya wali, Nabi , Malaikat , bukan Al hayyu mereka sebelumnya tidak ada dan ada waktu di mana mereka tidak ada lagi ada waktu di mana mereka akan diwafatkan oleh Allāh makanya demikian tidak pantas untuk kita bertawakal kepadanya.

Kalau ada yang mengatakan kita bertawakal kepada makhluk yang dia sekarang hidup

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

Dia sekarang hidup kita katakan, berarti Allah mengatakan,

الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

Hidup yang Tidak akan mati,

Sementara yang hidup sekarang ini seandainya memang dia hidup maka dia akan meninggal dunia.

Oleh karenanya seperti ini tidak berhak untuk di tawakal i bertawakal hanya kepada

الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

Bertawakal hanya kepada Allāh subhanahu Wa ta’ala yang Maha hidup yang tidak akan mati,

..وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
[QS Al Maidah 23]

dan hanya kepada Allāh lah hendaklah kalian bertawakal kalau kalian benar² beriman.

لا يفنى ولا يبيد

Jadi tauhid asma dan juga sifat ini menggiring manusia untuk mentauhidkan Allāh di dalam masalah Al Uluhiyah , karena memang Allāh subhanahu Wa ta’ala Dialah yang

لا يفنى ولا يبيد

Maka tawakal hanya kepada Allāh yang memiliki sifat yang seperti ini, adapun selain Allāh maka mereka

يفنى و يبيد

Bagaimana seseorang bertawakal kepada Dzat yang demikian sifatnya, bertawakal hanya kepada

الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top