Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Ushulus Sunnah > Halaqah 75 | Aqidah Ahlu Sunah terhadap Para Sahabat Nabi ﷺ ~ Sahabat Terendah Tetap Lebih Baik Dibandingkan orang yang Tidak Pernah Berjumpa dengan Rasulullah ﷺ

Halaqah 75 | Aqidah Ahlu Sunah terhadap Para Sahabat Nabi ﷺ ~ Sahabat Terendah Tetap Lebih Baik Dibandingkan orang yang Tidak Pernah Berjumpa dengan Rasulullah ﷺ

Kitab: Ushulus Sunnah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
Transkrip: ilmiyyah.com

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Halaqah yang ke-75 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullāh.

Aqidah ahlussunnah terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Disini Al-Imam Ahmad ibn Hanbal beliau mengatakan

فَأَدْنَاهُمْ صُحْبَةً هُوَ أَفْضَلُ مِنَ القَرْنِ الَّذِينَ لَمْ يَرَوْهُ

Orang yang paling sedikit kadar persahabatannya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, disebutkan ternyata kadar persahabatan mereka berbeda-beda, orang yang paling sedikit diantara mereka kadarnya itu lebih afdol daripada generasi yang tidak pernah melihat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

Para tabi’in tidak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan kita kenal banyak tokoh-tokoh tabi’in yang dikenal dengan ibadahnya dengan keilmuannya dengan zuhudnya tapi dia tidak pernah melihat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kalau dibandingkan dengan seorang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan mungkin dia memiliki kadar persahabatan yang paling rendah misalnya maka keutamaan sahabat tadi lebih besar daripada keutamaan orang yang tidak pernah melihat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

وَلَوْ لَقُو اللهَ بِجَمِيعِ الأَعْمَالِ

Meskipun orang yang tidak bertemu/tidak melihat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bertemu Allāh ﷻ dalam keadaan dia membawa seluruh amalan.

Artinya misalnya ada seorang tabi’in ibadahnya luar biasa seluruh amalan dia kerjakan, bertemu Allāh ﷻ dengan seluruh amalan tadi dibandingkan dengan seorang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang kadar persahabatannya paling rendah maka tetap sahabat tadi lebih afdhal daripada tabi’in yang bertemu Allāh ﷻ dalam keadaan membawa seluruh amalan tadi.

كَانَ هَؤُلاءِ الَّذِينَ صَحِبُوا النَّبِيَّ-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، وَرَأَوْهُ وَسَمِعُوا مِنْهُ

Maka mereka yang menjadi sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melihat Beliau mendengar dari Beliau

وَمَنْ رَآهُ بِعَيْنِهِ وَآمَنَ بِهِ

dan orang yang melihat Beliau dengan matanya dan beriman dengan Beliau

وَلَوْ سَاعَةً

meskipun hanya sekejap saja, yaitu melihat hanya sekejap saja bertemu hanya sekejap saja

أَفْضَلُ -لِصُحْبَتِهِ- مِنَ التَّابِعِينَ

tetap lebih afdhol karena persahabatan Beliau terhadap Nabi lebih afdhol dan lebih mulia daripada para tabi’in yang mereka bertemu para sahabat tetapi tidak bertemu dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

وَلَوْ عَمِلُوا كُلَّ أَعْمَالِ الخَيْرِ

meskipun mereka mengamalkan seluruh amalan kebaikan.

Ini menunjukkan bahwasanya keutamaan menjadi seorang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam adalah keutamaan yang besar, satu saja hadits yang menunjukkan tentang keutamaan para sahabat dan besarnya pahala yang Allāh ﷻ sediakan bagi mereka adalah ucapan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي

Janganlah kalian mencela para sahabatku

فلوْ أنَّ أحَدَكُمْ أنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، ما بَلَغَ مُدَّ أحَدِهِمْ ولا نَصِيفَهُ

karena sesungguhnya salah seorang diantara kalian seandainya dia menginfaqkan emas sebesar gunung uhud maka pahala yang dia dapatkan tidak akan sebanding dengan satu mud yang dikeluarkan oleh seorang sahabat Nabi.

Makanan misalnya kurma diinfaqkan oleh salah seorang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian ada di antara kita yang berinfaq emas sebesar gunung Uhud dengan ikhlas sesuai dengan sunnah, dan emas sebesar gunung uhud ini sangat banyak sekali sangat besar sekali, berapa ton dan berapa jumlah kalau diuangkan, diinfaqkan di jalan Allāh ﷻ dengan ikhlas, dan tentunya ini adalah pahala yang sangat besar, tapi subhanallāh dibandingkan dengan pahala seorang sahabat yang berinfaq dengan satu mud ternyata belum bisa menyaingi pahala yang didapatkan oleh sahabat tadi.

Ini menunjukkan tentang keutamaan dan pahala yang besar yang Allāh ﷻ berikan kepada para sahabat meskipun yang mereka infaqkan adalah sedikit, lalu bagaimana kalau seperti Utsman bin Affan yang menginfakkan 1000 Dinar berapa yang beliau dapatkan berupa pahala dari Allāh ﷻ, bahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan setelahnya

ولا نَصِيفَهُ

bahkan tidak sampai separuhnya.

Jadi seandainya ada di antara sahabat yang menginfaqkan setengah mud maka tetap orang yang berinfaq emas sebesar gunung uhud itu tidak akan menyamai pahala yang Allāh ﷻ berikan kepada seorang sahabat yang berinfaq dengan setengah mud.

Maka seperti yang diucapkan oleh Al Imam Ahmad bin Hanbal

وَلَوْ عَمِلُوا كُلَّ أَعْمَالِ الخَيْرِ

meskipun mereka mengamalkan seluruh amalan kebaikan, tetap para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu lebih utama.

Oleh karena itu kita harus mengetahui tentang kedudukan para sahabat, kalau kita ingin meniru tirulah para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sebagaimana ucapan Abdullah ibn Umar

من أراد أن يستن فليستن بمن قد مات

Barang siapa yang ingin meniru meneladani maka hendaklah dia meneladani orang yang sudah meninggal dunia

فإن الحي لا تؤمن عليه الفتنة

karena orang yang masih hidup itu tidak aman dari fitnah, kemudian beliau menyebutkan

أولئك أصحابُ محمد – صلى الله عليه وسلم

mereka adalah para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka adalah

أعمقَم علمًا وأبرَّها قلوبًا وأقلَّها تكلُّفًا

orang yang paling dalam ilmunya orang yang paling bersih hatinya orang yang paling tidak takalluf (membebani diri dalam agamanya), kita diperintahkan untuk mengikuti jejak para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Dan mereka bukan orang yang ma’sum mereka adalah manusia biasa seperti manusia yang lain, mereka juga melakukan kesalahan tapi kesalahan mereka

Pertama, mungkin kesalahan tersebut adalah ijtihad, dan kalau itu ijtihad maka seperti yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam orang yang berijtihad kemudian dia salah maka dia mendapatkan satu pahala, para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mereka adalah orang-orang yang berilmu.

Kedua, seandainya itu adalah sebuah kesalahan bukan karena ijtihad maka itu adalah sangat sedikit dibandingkan dengan keutamaan yang mereka miliki, keutamaan hijrah keutamaan berjihad keutamaan infaq di jalan Allāh ﷻ, keutamaan sebagai sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, seandainya itu adalah sebuah kesalahan maka kebaikan mereka ini jauh dan jauh lebih besar daripada kesalahan yang mereka lakukan, dan mereka adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan syafaat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

Semoga Allāh ﷻ meridhoi para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, yang dikatakan oleh Allāh ﷻ, Allāh ﷻ ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top