🌍 WAG Dirosah Islamiyah
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاهُ
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masih memberikan kepada kita kenikmatan yang banyak dan tidak terhingga, sehingga pada kesempatan kali ini kita bisa bertemu kembali melanjutkan kajian ini.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kepada kita semua keikhlasan dan istiqomah di atas agamaNya.
Setelah kita membacakan kemarin komentar dan juga muqaddimah yang ditulis oleh guru dari Syaikh Muhammad bin Sholih yaitu Muqodimah dari Syaikh bin Baz, Taqdim dari Syaikh bin Baz. Maka pada kesempatan kali ini kita akan langsung pada muqodimah yang langsung ditulis oleh pengarang sendiri.
Beliau rahimahullah mengatakan,
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Memulai kitabnya dengan basmalah, meniru apa yang dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai kitab-Nya dengan basmalah.
Dan juga mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika menulis risalah, menulis surat yang isinya dakwah kepada Islam kepada raja-raja yang ada di sekitar beliau, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memulai suratnya tadi dengan basmalah ini.
Dan orang yang memulai menulis kitab dengan membaca basmalah, maka diharapkan:
1. Dia akan dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menulis kitabnya. Kalau kita renungi
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Isinya adalah isti’anah, karena (ب) di sini adalah (ب) yang fungsinya untuk meminta pertolongan kepada Allah. Sehingga ketika dia mengucapkan atau menulis
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Diharapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan dia, artinya menolong dia di dalam menulis kitab.
2. Bertabaruk, yaitu mencari berkah dengan memulai nama Allah. Karena nama Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensifati nama-Nya dengan keberkahan.
تَبَـٰرَكَ ٱسْمُ رَبِّك
“Nama Allah itu adalah nama yang berbarakah”. [QS Ar-Rahman: 78]
Yang memiliki banyak keutamaan, kelebihan, sehingga diharapkan orang yang memulai menulis kitab ini dengan mengucapkan
بسم اللّه الرحمن الرحيم
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberkahi apa yang dilakukan, apa yang dia tulis, sehingga kitab yang ditulis lebih banyak manfaatnya, lebih banyak keberkahannya, lebih banyak kebaikannya, banyak orang yang mendapatkan hidayah, banyak orang yang mendapatkan ilmu dari kitab tersebut.
Makanya tidak heran apabila para ulama, yang mereka ketika menulis kitab mendahului atau membuka kitabnya dengan basmalah.
Kemudian setelah itu beliau mengatakan:
الحمد لله ربّ العالمين
Setelah mengucapkan basmalah, mengucapkan hamdalah. Karena demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an. Setelah memulai kitabnya dengan basmalah, maka ayat yang selanjutnya adalah:
الحمد لله ربّ العالمين
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.”
Isinya adalah pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makna pujian kepada Allah yaitu memuji Allah, karena dialah yang memiliki nama-nama yang husna, nama-nama yang paling indah, baik lafadznya maupun maknanya. Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat-sifat yang ‘ula (tinggi).
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
“Dan bagi Allah nama-nama yang paling indah”. [QS Al-A’raf: 180]
وَلِلَّهِ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَ
“Dan bagi Allah sifat-sifat yang paling tinggi”. [QS An-Nahl: 60]
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala dipuji, karena Dialah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala dipuji karena Dialah yang memberikan kenikmatan.
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍۢ فَمِنَ ٱللَّه
“Dan apa yang ada pada kalian berupa kenikmatan, maka itu adalah dari Allah”. [QS An-Nahl: 53]
الحمد
Yaitu segala puji, karena ( ال ) di sini adalah (lil istighragh) yang fungsinya di dalam bahasa Arab adalah untuk menunjukkan keseluruhan. Jadi segala puji hanya milik Allah ربّ العالمين
Kemudian beliau mengatakan,
والعاقبة للمتقين
Dan akhir dari seluruh perkara adalah untuk orang-orang yang bertakwa. Maksudnya adalah akhir yang baik. Akhir yang baik adalah bagi orang yang bertakwa kepada Allah, yang menjalankan perintah, menjauhi larangan, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Maka inilah orang-orang yang akhirnya akan mendapatkan kebaikan. Akan mendapatkan pertolongan, akan mendapatkan kenikmatan, meskipun di awal mungkin dia mendapatkan ujian, gangguan, tapi akhir dari perkaranya adalah kebaikan.
Ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
فَٱصْبِرْ ۖ إِنَّ ٱلْعَـٰقِبَةَ لِلْمُتَّقِين
“Hendaklah engkau bersabar, sesungguhnya akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. [QS Hud: 49]
Kita harus yakin, bahwasanya akhir yang baik adalah bagi orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apabila di dalam kehidupan kita, berusaha untuk hijrah, berusaha untuk istiqomah, di tengah manusia yang mereka tidak berpegang teguh dengan agama. Dan kita mendapatkan ujian.
Maka kita harus ingat bahwasanya akhir dari semua ini adalah kebaikan. Apabila seseorang ingat, meyakini yang demikian, menyadari yang demikian, akan menjadikan dia bersabar.
Adapun seseorang yang tidak memiliki keyakinan yang kuat, hanya memiliki keyakinan yang lemah, maka akan mudah sekali orang yang demikian, goyah di dalam agamanya.
Ini adalah kaidah bahwasanya akhir dari seluruh perkara adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Kalimat ini menjadi hiburan, menjadi penenang bagi setiap orang yang berusaha untuk berpegang teguh dengan agamanya supaya dia terus bersabar dan istiqomah di dalam mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Demikian,
والله تعالى أعلم
وبالله التوفيق
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════