🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله
Kita masuk pada Kendala yang kedua didalam belajar yakni tidak beramal. Meninggalkan amalan atas ilmu yang sudah dipahami. Ilmu yang sudah dipahami kemudian tidak diamalkan ini merupakan kendala. Sebuah hadits dari Abu Barzah Al Aslami radiyallahuanhu dia berkata Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat (jadi ketika dikumpulkan dipadang masyar berdiri dalam keadaan yang sangat-sangat mengenaskan semua orang ingin keluar dari situasi seperti itu, itu tidak akan bergeser, tidak akan berubah dari kondisi seperti itu) sebelum dia ditanya beberapa perkara. Pertama tentang umurnya untuk apa dihabiskan (apa lebih banyak, lebih sering mengejar dunia atau lebih sering mengejar akhirat, umumnya manusia lebih ngejar dunia daripada akhirat), kedua dari ilmunya bagaimana dia mengamalkannya (kebanyakan tidak mengamalkan daripada mengamalkan), ketiga tentang hartanya (untuk harta ada dua pertanyaan kalau untuk yang lain-lainnya satu pertanyaan. Dua pertanyaan tentang harta pertama darimana dia memperoleh harta tersebut apakah halal atau haram kemudian kedua dipakai untuk apa harta tersebut apakah untuk suatu yang halal kah atau haram kah. Seburuk-buruk harta yang dipakai dengan cara yang haram dan digunakan untuk yang haram juga). Point terakhir yang disebutkan didalam hadits yakni tentang jasadnya (dipakai apa itu jasadnya selama itu apakah lebih banyak dipakai untuk sesuatu yang Allah benci, yang Allah larang, Allah murkai seperti untuk bermaksiat atau sebaliknya dilelah-lelahkan itu jasad untuk melaksanakan perintah Allah azza wajalla, dilaparkan dalam bentuk shaum yang disyariatkan baik yang fardlu atau sunnah).
Jadi empat hal yang akan ditanya sebelum kedua kaki hamba bergeser pada hari kiamat pertama tentang umur, kedua tentang ilmu, ketiga tentang harta dan yang keempat tentang jasadnya. (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam sunnannya, lalu beliau menyatakan hadits ini hasan shahih)
Dalam hadits yang dikeluarkan al-Khatib sama dengan lafadz seperti itu tetapi ada tambahan “dia akan ditanya dengan ilmunya bagaimana dia mengamalkan ilmu itu” diamalkan atau tidak.
Berkata Abu Darda radiyallahuanhu “Kamu tidak akan menjadi seseorang yang berilmu sebelum kamu berlajar terlebih dahulu”. Tidak ada orang pintar tanpa belajar. Dan sabar ketika belajarnya. “Kamu dengan ilmumu tidak bisa disebut orang yang berilmu sebelum kamu mengamalkannya”. Setelah diamalkan barulah dia disebut orang yang berilmu.
Berkata Ali bin Abi Thalib “Ilmu menyeru, mengajak untuk beramal. Kalau orang itu memenuhi ajakan ilmu untuk beramal maka ilmu akan menetap didalam dirinya, Jika tidak diamalkan maka ilmu itu akan pergi”. Jadi seolah-olah ilmu itu datang kepada kita untuk beramal kalau kita amalkan berarti ilmu itu betah didalam diri kita, Jika tidak ilmu itu akan pergi tidak akan mau menetap didalam diri karena tidak diamalkan. Saya (ilmu) datang untuk diamalkan bukan hanya sekedar untuk diketahui begitu diamalkan saya (ilmu) akan menetap didalam dirimu, kalau tidak diamalkan maka saya (ilmu) akan pergi mencari orang lain yang akan mengamalkanku.
Ini menunjukan ilmu hanya bisa diraih secara menetap, secara permanen kalau ilmu itu diamalkan didalam diri kita.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته