Home > Grup Islam Sunnah > Kitab Sifat Shalat Nabi ﷺ > Halaqah 80 – Pembahasan Membaca Al-Qur’an dengan Tartil dan Memperbagus Suara ketika Membacanya Bag 02

Halaqah 80 – Pembahasan Membaca Al-Qur’an dengan Tartil dan Memperbagus Suara ketika Membacanya Bag 02

🌍 Grup Islam Sunnah | GiS
🎙 Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A.
📗 صفة صلاة النبي ﷺ من التكبير إلى التسليم كأنك تراها
📝 Syaikh Al-Albani رحمه الله
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita dalam pembahasan

[ تَرتِيلُ القراءةِ وَتَحْسِيْنُ الصَّوْتِ بها ]

“Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an”

(Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, -ed)

و ❲ كان يمد قراءته (عند حروف المد) ، فيمد { بسم الله } ، ويمد { الرحمن } ، ويمد { الرحيم } ❳ ، و { نضيد } ، وأمثالها.

Beliau dahulu memanjangkan bacaan-bacaannya; ketika membaca huruf mad beliau memanjangkannya.

Misalkan di sini,

فيمد { بسم الله }

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membaca  { بسم الله } Beliau memanjangkan yang ada huruf mad-nya.

‘bismillaah’ / { بسم الله }

‘la’-nya ( ل ) itu ada huruf mad-nya; dipanjangkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

‘bismillaah’ / { بسم الله }

Kalau diteruskan:

{ بسم الله الرحمن الرحيم }

‘bismillaahirrahmaanirrahiim’

Huruf mad-nya dijaga.

ويمد { الرحمن }

Beliau membaca secara panjang kata { الرحمن }

Huruf mad-nya di [ م ] : ‘arrahmaan’  – dipanjangkan.

ويمد { الرحيم }

Juga memanjangkan huruf mad yang ada di kata { الرحيم } yaitu huruf [ ح ] nya ‘arrahiim’.

و { نضيد }

Kata { نضيد } itu ada huruf mad-nya yaitu di huruf [ ض ] nya. Setelah huruf [ ض ] ada huruf mad, maka [ نضيد ] dibaca memanjang.

وأمثالها

dan yang semisalnya.

وكان يقف على رؤوس الآي كما سبق بيانه

Dan dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika membaca Al-Qur’an kebiasaan Beliau adalah membaca atau berhenti di setiap akhir ayat.

Walaupun ayatnya pendek, Beliau tidak menyambungnya. Walaupun maknanya belum sempurna, Beliau tetap berhenti di situ.

Makanya para sahabat tahu, ini di sini ayat, di sini ayat, di sini ayat. Kenapa?
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam selalu berhenti di situ.

Ustadz, apa maksudnya “walaupun tidak sempurna ayatnya?”
Ya, ada ayat-ayat yang tidak sempurna “maknanya” maksudnya.
Seperti:

{ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ }

Ini maknanya belum sempurna tetapi di situ ayatnya berhenti.

{ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ }

“Sungguh celaka orang-orang yang shalat” (QS. Al-Maa’un: 4)

Di sini makna belum sempurna tapi di situ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berhenti.

Terusannya:

{ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَا تِهِمْ سَاهُوْنَ }

“Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya (dia tidak melakukan shalat)” (QS. Al-Maa’un: 5)

Seperti misalnya,

{…لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ }

Terusannya:

{ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِؕ }

“Agar kalian berpikir” (QS. Al-Baqarah: 219)

Di sini berhenti padahal di sini belum sempurna, karena seterusnya terusan ayat ini atau setelahnya bunyinya:

{ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِؕ }

“Di dunia dan di akhirat” (QS. Al-Baqarah: 220)

“Agar kalian berpikir di dunia dan di akhirat”

Tapi ayatnya

{ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ }

Kemudian

{ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِؕ }

Walaupun ayatnya pendek, berhentilah di situ. Walaupun maknanya belum sempurna tetap berhenti di situ kalau itu memang akhir ayat.

Inilah yang disunnahkan. Bukan berarti kalau misalnya ada orang yang menyambung ayat menjadi berdosa, misalnya, atau tercela, tidak. Tapi inilah yang paling afdal sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

______

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa ‘Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top