Home > Bimbingan Islam > Matan Abu Syuja > Kajian 123 | Hadits-Hadits Yang Berhubungan Dengan Jual-Beli (3)

Kajian 123 | Hadits-Hadits Yang Berhubungan Dengan Jual-Beli (3)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja
📝 Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy (Imam Abū Syujā’)
〰〰〰〰〰〰〰

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Poin-poin selanjutnya yang harus diketahui sebelum kita masuk pada muamalah:

والترهيب من بخس الكيل والوزن

9. Ancaman bagi orang mengurangi timbangan dan takaran.

Tatkala seseorang mengetahui bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengancam orang-orang yang mengurangi timbangan dan takaran. Maka hendaklah dia meninggalkan perbuatan tercela tersebut.

Dari Ibnu Abbās radhiyallāhu ‘anhu beliau berkata :

قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ الْمَدِينَةَ كَانُوا مِنْ أَخْبَثِ النَّاسِ كَيْلاً فَأَنْزَلَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ‏{وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ}‏ فَأَحْسَنُوا الْكَيْلَ بَعْدَ ذَلِكَ ‏.‏

Tatkala Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam datang di kota Madīnah (saat itu penduduk Madīnah adalah orang-orang yang paling buruk atau curang dalam timbangan atau takaran).

Kemudian Allāh Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Celakalah orang yang curang.”

Kemudian setelah turun peringatan ini mereka memperbaiki muamalah di dalam takaran.

(Hadīts hasan riwayat Ibnu Mājah nomor 2223)

الترهيب ﻣﻦ اﻟﻐﺶ واﻟﺘﺮﻏﻴﺐ ﻓﻲ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﻓﻲ البيع وغيره

10. Ancaman bagi orang yang menipu dalam muamalah dan dorongan untuk berbuat baik dalam jual-beli.

Dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا ‏

“Orang yang berbuat curang bukan golongan kami.” (Hadīts shahīh riwayat Muslim)

Hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu:

مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ ‏”‏ مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ‏.‏ قَالَ ‏”‏ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam melewati setumpukan makanan, kemudian Beliau memasukan makanan tersebut dan Beliau mendapati bagian bawah makanan itu basah._

Kemudian Beliau bertanya:

“Ini apa wahai penjual makanan?”

Kemudian penjual makanan itu menjawab: “Makanan itu terkena air hujan, wahai Rasūlullāh.”

Rasūlullāh berkata: “Mengapa tidak kau simpan makanan basah tadi diatas sehingga pembeli mengetahuinya. Barangsiapa menipu, maka dia tidak termasuk golongan kami.” (Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 102)

Ini adalah peringatan keras dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada para penjual. Hendaknya penjual berlaku jujur mengenai kondisi barang dagangannya dan tidak menyembunyikan cacat atau aib dari barang tersebut.

Ini juga nasehat untuk penjual dan pembeli, sebagaimana kita menginginkan yang terbaik untuk diri kita, hendaknya kita pun menginginkan yang terbaik untuk orang lain (pembeli).

Tatkala seorang penjual memiliki prinsip ini maka dia tidak akan menipu saudaranya dan tidak akan berbuat culas atau curang. Dia menginginkan yang terbaik untuk saudaranya.

Ketika seorang pedagang akan bermuamalah hendaknya dia menjelaskan kondisi barang yang akan dia jual, dia jelaskan aib atau cacat barang tersebut kepada pembeli. Sehingga pembeli bisa memperhitungkan dan mempertimbangkan apakah dia jadi membeli barang tersebut atau tidak.

⇒ Prinsip ini sangat penting bagi orang yang
akan melakukan transaksi jual beli.

اﻟﺘﺮﻏﻴﺐ ﻓﻲ انظار المعسر

11. Anjuran memberikan tenggang waktu bagi orang-orang yang kesulitan membayar_.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menganjurkan orang yang kesulitan untuk diberi tenggang waktu pembayaran.

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu berkata, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

كان تاجر يُدَاين النَّاس، فإذا رأى مُعْسِرًا، قال لصبيانه: تجاوزوا عنه، لعلَّ الله أن يتجاوز عنَّا، فتجاوز الله عنه

Dahulu ada seorang pedagang yang memberikan hutang pada seseorang, tatkala orang tersebut kesulitan untuk membayar maka pedagang tersebut berkata kepada pembantunya, “Berikan dia waktu. Semoga Allāh memberikan kemudahan bagi kita kemudian Allāh pun memberikan kemudahan untuk pedagang tersebut.” (Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 2078)

الجزاء من جنس العمل

“Balasan sesuai dengan amal perbuatan.”

Barangsiapa memudahkan orang lain maka Allāh akan memudahkannya. Barangsiapa mempersulit orang lain maka Allāh akan mempersulitnya.

Tatkala ada orang yang kesulitan maka kita dianjurkan untuk memberikan kemudahan bagi orang tersebut.

Untuk saat ini mungkin orang tersebut belum bisa membayar, maka kita berikan tempo waktu kepadanya atau bagi orang yang mampu bisa memberinya sedekah maka ini lebih baik.

التفقه في دين قبل ظهر في التجارة

12. Belajar agama khususnya pada bidang yang akan di geluti sebelum seseorang bermuamalah (jual beli).

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

طالب علم فريضة علي كل المسلمن

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.”

In syā Allāh kita lanjutkan pada pertemuan yang akan datang.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top