Home > Bimbingan Islam > Kitābul Jāmi' > Hadits 10| Pemimpin Yang Mempersulit Rakyatnya

Hadits 10| Pemimpin Yang Mempersulit Rakyatnya

🌍 BimbinganIslam.com
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
📗 Kitābul Jāmi’ | Bulughul Maram
📝 AlHāfizh Ibnu Hajar ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ
~~~~~~~

بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan pada hadits yang ke 10.

َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anha beliau berkata, Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Ya Allāh, barangsiapa yang mengurusi umatku lantas dia merepotkan (membuat susah) umatku, maka repotkannlah dia.”

(HR Muslim)

Hadits ini berisi doa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam terhadap orang yang membuat repot (susah) kaum muslimin.

Setelah dia diberi kesempatan untuk mengurusi kaum muslimin lantas dia membuat repot mereka, kemudian didoakan keburukan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kita tahu bahwasanya doa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Di sini Nabi berkata:

اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ

“Ya Allāh barang siapa yang megurusi urusan umatku.”

Hadits ini memberi faedah yang umum dari dua sisi:

Pertama, Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan: مَنْ وَلِيَ ,
man di sini adalah isim syarat.

Artinya “barang siapa”, maksudnya untuk siapa saja dan apa saja kedudukannya, laki laki atau perempuan.

Yaitu siapa saja yang mengurusi urusan umatku (kaum muslimin) apakah dia pimpinan, apakah dia anak buah, maka siapa saja yang mengurusi kaum muslimin maka dia termasuk dalam hadits ini.

Kedua, keumuman selanjutnya adalah شَيْئًا. Kita tahu syai-an adalah isim nakirah dan datang dalam kontek syarat maka memberikan keumuman yang artinya “urusan apa saja” maka tercakup dalam doa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Ini mecakup segala urusan, seperti instansi pemerintah yang mana kaum muslimin datang pada instansi tersebut karena ada urusan baik mengenai kelahiran, kenegaraan, ekonomi dan lainnya.

Ini mengingatkan kita akan bahayanya orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk mengurusi urusan kaum muslimin.

Kalau mengurusnya dengan baik maka dia akan mendapatkan banyak pahala dan diberi kemudahan. Dan hendaknya dia berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Kalau ternyata di luar kemampuannya maka ini tentunya dimaafkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Maha Tahu jika ada orang yang bekerja sebaik-baiknya, berusaha untuk memberi pelayanan yang terbaik bagi umat kaum muslimin maka dia akan dapat pahala.

Yang jadi masalah adalah jika seseorang diberi kemudahan oleh Allāh untuk mengurusi kaum urusan muslimin lantas dia tidak melakukan dengan baik bahkan memberikan kerepotan kepada mereka maka didoakan oleh Nabi:

فَاشْقُقْ عَلَيْهِ

“Berilah kesusahan baginya.”

Wal iyya’udzubillah, kita dapati sebagian orang, para pekerja, para pegawai, hati mereka telah mati, jiwa mereka telah sakit, jadi mereka santai saja bahkan senang melihat orang susah dihadapan mereka.

Sehingga timbul kaidah:

“Kalau bisa dibikin susah ngapain dibikin gampang.”

Terutama yang berkaitan dengan yang ada di bandara. Ada sebagian pegawai bandara yang sengaja membuat susah orang. Apalagi orang kampung yang tidak mengerti. Tatkala mereka sudah bingung karena pesawat mau berangkat terkadang mereka diminta harus bayar ini, bayar anu, dibuat susah.

Padahal secara peraturan orang tersebut tidak melanggar.

Atau juga tatkala ada orang yang mau mengurus sesuatu dibuat repot, harus ke sana harus ke sini. Dibuat prosedur yang sangat berat. Hingga akhirnya orang tadi terpaksa mengeluarkan uang untuk mempermudah urusan dan macam-macamnya.

Wal iyya’udzubillah, orang-orang seperti ini didoakan keburukan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kenapa?

Karena dia bukannya memudahkan urusan tetapi malah merepotkan urusan.

Maka kita ingatkan kepada mereka, baik yang bekerja di instansi pemerintah atau di luar pemerintah, selama urusan mereka adalah untuk kaum muslimin, agar berusaha bekerja dengan baik tidak merepotkan tapi memudahkan.

Jangan punya pikiran. “Yang bisa dipersulit mengapa dimudahkan.”

Para ulama menyebutkan diantara bentuk memberi kesulitan bagi kaum muslimin yaitu tatkala seseorang memiliki kedudukan kemudian dia mengangkat bawahannya yang ternyata tidak pantas atau kurang pas untuk bekerja dipekerjaan tersebut.

Ini akan menimbulkan kesulitan nagi kaum muslimin. Mungkin orang ini baik tapi karena tidak memiliki kemampuan akhirnya banyak masalah akhirnya menimbulkan kerepotan dan kesulitan bagi kaum muslimin.

Maka kalau kita memilih bawahan hendaknya memilih yang handal, memiliki kafa-ah (keahlian) dalam urusan tersebut.

Kalau tidak, maka secara tidak langsung dia telah memberikan kerepotan dan kesulitan bagi kamu muslimin.

Ya Allāh, semoga orang-orang yang diberi kemudahan untuk mengurusi urusan kaum muslimin bisa bertaqwa kepada Allāh dan memberikan kemudahan bagi kaum muslimin sehingga mereka banyak meraih pahala di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Wallāhu Ta’āla A’lam bish Shawab
__________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top