Silsilah: Belajar Tauhid
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Transkrip: ilmiyyah.com
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Belajar Tauhid adalah tentang Bertabarruk (mencari barokah)
Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allāh ﷻ adalah Dzat yang berbarokah artinya Dzat yang banyak kebaikan-Nya. Allāh ﷻ berfirman:
تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
”Dialah Allāh yang banyak barokahnya, Rabb semesta alam.” (Surah Al-A’raf: 54)
Allāh ﷻ jugalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhluk-Nya sehingga makhluk tersebut menjadi makhluk yang berbarokah dan banyak kebaikannya.
Allāh ﷻ berfirman:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang pertama yang diletakkan bagi manusia untuk beribadah adalah rumah yang ada di Makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam.” (Surah Āli ʿImrān: 96)
Ka’bah diberikan barokah oleh Allāh ﷻ dan cara mendapatkan barokahnya adalah dengan melakukan ibadah di sana.
Allāh ﷻ juga berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’ān) pada malam yang berbarokah, sesungguhnya Kami memberi peringatan.” (Surah Ad-Dukhān: 3)
Malam Lailatul Qadr adalah malam yang berbarokah, dan cara mendapatkan barokah dan kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang ulama berbarokah dengan ilmunya dan dakwahnya, dan cara mendapatkan keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu darinya.
Disana ada barokah yang sifatnya dzātiyah, yaitu dzatnya yang berbarokah, di mana barokah seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya Allāh ﷻ berikan kepada para Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, dahulu para sahabat Nabi ﷺ bertabarruk dengan bekas air wudhu Beliau ﷺ, rambut Beliau ﷺ, keringat Beliau ﷺ, dan lain-lain.
Sepeninggal Beliau ﷺ, mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan Umar serta para sahabat mulia yang lain, hal itu menunjukkan bahwa ini adalah kekhususan para Nabi dan Rasul.
Meminta barokah hanya kepada Allāh ﷻ dengan cara yang disyariatkan, adapun meminta barokah dari Allāh ﷻ dengan sebab yang tidak disyariatkan, seperti mengusap dinding masjid tertentu, atau mengambil tanah kuburan tertentu, dan lain-lain, maka ini termasuk syirik kecil. Semoga Allāh ﷻ memberkahi kita dan keluarga kita.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Pada materi ini ada ungkapan” Disana ada barakah yang sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarakah dimana barokah seperti ini bisa berpindah-pindah”. Bagaimana maksudnya ustadz?
Maksudnya barokah kan umumnya hal yang tidak nampak dan diminta langsung kepada Allah, namun ada pengecualian pada nabi di mana barokah ini bisa berpindah secara zat (nampak, nyata). Seperti karena kita meraih air bekas wudlu beliau, menyentuh keringat beliau, dsb. Hal ini kekhususan untuk beliau , Wallahu a’lam
*Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut*
ijin bertanya ustadz, berdasar tulisan materi yg saya salin di atas, apakah kita boleh berniat mencari barakah kpd guru ngaji kita ?
Boleh tapi bukan secara dzat seperti yang banyak dipraktikkan saudara saudara kita (meminum bekas air, mengambil bekas wudlu), tapi dari belajar sungguh2 tuk meraih keberkahan ilmu beliau
jazakallahu khairan, terimakasih ilmu nya
Masyaallahhh jazakallahu Khairan,
Banyak fenomena2 di masyarakat yang melakukan ziarah ke tempat2 yang katanya makam ulama, atau mesjid2 ulama, terus melaksanakan ibadah di sana seperti shalat, dzikir, berdoa dg harapan mendapatkan keberkahan seperti yang disebutkan di dalam materi (Ka’bah, atau maqom ibrahim), apakah bisa juga? atau ini termasuk syirik?