Home > Dirosah Islamiyah > Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah > Materi 30 – Poin-Poin Beriman Kepada Alloh Yang Terkandung Di Dalam QS Al Hashr Ayat 22 sampai 24 Bag 05 -selesai

Materi 30 – Poin-Poin Beriman Kepada Alloh Yang Terkandung Di Dalam QS Al Hashr Ayat 22 sampai 24 Bag 05 -selesai

🌍 WAG Dirosah Islamiyah
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه

Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.

Masih kita pada pasal Beriman Kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

سُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُون

“Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” [QS Al-Hasyr: 23]

Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang Maha Esa. Adapun yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin yang mereka menyekutukan Allah dengan yang lain, maka ini bentuk tidak hormatnya mereka kepada Allah. Maka Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.

Kemudian Allah mengatakan:

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ

“Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Mencipta.” [QS Al-Hasyr: 24]

Yaitu menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Dari sesuatu yang tidak ada wujudnya menjadi terwujud. Seorang manusia yang sebelumnya, لَمْ يُذْكَر, tidak disebutkan, tidak memiliki bentuk apapun, kemudian Allah jadikan.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala maka Dia (الحالق) tidak ada selain Allah yang mencipta. Yaitu menciptakan, menjadikan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Jadi ini adalah sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada yang memiliki sifat ini selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang mereka bisa lakukan adalah merubah, dari tanah menjadi alat tertentu. Dari besi kemudian menjadi alat tertentu. Dari aluminium menjadi alat tertentu. Mereka bisa merubah saja, adapun menjadikan sesuatu yang tidak ada wujudnya kemudian menjadi ada, maka ini hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang melakukan.

Kemudian الْبَارِئُ maksudnya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang menciptakan sesuatu yang tidak ada sebelumnya.

من غير مثال سبق

Tidak ada sesuatu yang semisal dengan itu yang sebelumnya,

Kalau (الحالق) mungkin menciptakan sesuatu, tapi ada yang semisal sebelumnya, itu namanya (الحالق) jadi lebih umum. Tapi kalau (الْبَارِئُ) maksudnya adalah menciptakan sesuatu yang tidak ada contoh sebelumnya.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang menciptakan langit dan tidak ada contoh sebelumnya. Dia menciptakan perkara-perkara yang lain, tidak ada contoh sebelumnya, maka ini masuk di dalam makna nama Allah الْبَارِئُ

المُصَوِّرُ

Yang membentuk manusia seperti ini, Dia membentuk hewan, onta, membentuk semut, membentuk kelinci seperti itu. Yang demikian indahnya, yang demikian sempurnanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala membentuknya.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah المُصَوِّرُ

Dialah yang membentuk. Manusia saja, sama-sama manusia dan semuanya tampan, semuanya cantik, semuanya indah, tapi berbeda-beda. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah yang المصور, Maha Sempurna, bentuk yang Allah berikan kepada manusia.

لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

“Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki nama-nama yang husna.” [QS Al-Hasyr :24]

يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ

“Yang bertasbih untuk-Nya, seluruh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.” [QS Al-Hasyr: 24]

وهوٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

ٱلْحَكِيمُ

Artinya adalah yang Maha Bijaksana atau yang Maha Menghukumi atau yang Maha Sempurna di dalam penciptaan-Nya, karena ٱلْحَكِيمُ bisa diambil dari kata ٱلْحِكْمَةَ yaitu Maha Bijaksana.

Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan bisa dikatakan diambil dari kata ٱلْحُكْمُ yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang menghukumi, baik di sini hukum syar’i yang ada di dalam syariat, maupun hukum kauni yaitu hukum Allah untuk alam semesta ini.

Baik demikian yang bisa kita sampaikan dalam kesempatan kali ini. Dan mohon maaf atas segala kekurangan, insya Allah kita lanjutkan penjelasan kitab ini pada kesempatan yang akan datang.

والله تعالى أعلم وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

════ ❁✿❁ ════

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top