🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc.
📗 Kajian Tematik Bulan Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة أما بعد
Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Biasanya saat ada pembagian sembako atau ada pembagian dana bantuan, pasti banyak orang yang berbondong-bondong dan bersegera menuju tempat tersebut. Apalagi jika waktu pembagiannya terbatas, pasti banyak yang tambah semangat.
Begitu juga saat ada obral atau discount atau promo terbatas. Orang-orang yang tertarik dengan barang yang ditawarkan pasti tidak akan melewatkan kesempatan tersebut.
Namun sayangnya, banyak dari kaum muslimin atau bahkan diri kita sendiri yang tidak seperti ini saat ditawarkan dengan pahala. Padahal pahala tidaklah lebih buruk daripada harta, bahkan pahala ini adalah alat tukar kita untuk kehidupan ākhirat nanti. Karena jika di dunia ini kita butuh dengan harta benda maka di ākhirat nanti kita butuh dengan pahala.
Saat di ākhirat, di sana harta benda sudah tidak berharga lagi, karena setiap tempat memiliki alat tukar kebutuhan yang berbeda-beda.
Jika di Indonesia kita butuh rupiah maka jikalau kita di Amerika maka kita butuh dengan dollar Amerika, jika kita di Saudi maka kita butuh dengan real Saudi, jika kita di Jepang maka kita butuh dengan mata uang yen, jika kita di ākhirat maka kita butuh dengan mata uang yang namanya pahala. Ini kalau kita diperbolehkan mengibaratkan pahala dengan mata uang.
Kemudian harta benda kita yang belum sempat kita tukarkan menjadi pahala, tidak akan bermanfaat sama sekali di ākhirat kelak, karena sekali lagi setiap tempat memiliki alat tukar yang berbeda-beda.
Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌۭ لَّا بَيْعٌۭ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌۭ وَلَا شَفَـٰعَةٌۭ ۗ وَٱلْكَـٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ
_”Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allāh) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kāfir itulah orang-orang yang zhālim.”_
(QS. Al Baqarah: 254)
Di saat hari itu tidak ada lagi jual beli dengan harta dan seorang tidak mungkin lagi untuk menghasilkan pahala, padahal pahala saat itu sangat dibutuhkan di sana.
Kira-kira bagaimana keadaan orang yang miskin pahala di ākhirat kelak ?
Padahal surga Allāh Ta’āla mahal harganya.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
_”Ketahuilah barang dagangan Allāh itu mahal harganya, ketahuilah bahwasanya barang dagangan Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Surga.”_
(Hadīts shahīh riwayat At Tirmidzī nomor 2638)
Kira-kira bagaimana penyesalan orang yang miskin pahala di akhirat kelak?
Saya yakin dia akan menyesal, karena tidak menggunakan waktu di dunia ini dengan maksimal untuk mengeruk alat tukar ākhirat. Apalagi jika Ramadhān ini hanya digunakan untuk malas-malasan, hanya tidur-tiduran, hanya bermain game atau melakukan hal yang tidak berpahala lainnya.
Saya yakin orang tersebut akan menyesal di ākhirat kelak, karena Ramadhān ini Allāh mengobral alat tukar di ākhirat yang bernama pahala dengan sangat masif sekali.
Banyak amal-amal yang mudah yang dilipat gandakan pahalanya pada bulan ini dan Allāh memberikan waktu kepada kita tidak banyak, Allāh hanya memberikan waktu kepada kita hanya 30 hari untuk obral pahala ini.
Jadi Sahabat BiAS semua.
Jangan sampai terlewatkan kesempatan emas ini, karena terkadang kesempatan tidak datang dua kali dan biasanya penyesalan ini berada di akhir, karena kalau berada di awal itu namanya permulaan.
Semoga bermanfaat.
Wallāhupa’āla A’lam Bishawāb
وصلى الله على نبينا محمد