Home > Bimbingan Islam > Tematik > Keutamaan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Keutamaan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.
📗 Kajian Tematik | Ramadhan
📝 Serial Kultum Ramadhan
〰〰〰〰〰〰〰

KEUTAMAAN SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADHĀN

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وعلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ومن والاه، ولا حول ولا قوة إلا بالله. أَمَّا بَعْدُ

Para pemirsa,

Ramadhān adalah bulan yang sangat istimewa, paling istimewa di antara 12 bulan yang ada. Di dalam Ramadhān ada 10 hari terakhir yang lebih istimewa lagi, sehingga kondisi Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam beramal berbeda dengan 20 hari di awal Ramadhān.

Selama Ramadhān Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam jauh berbeda, beramalnya jauh berbeda dengan luar Ramadhān. Tapi di 10 hari terakhir bulan Ramadhān, Nabi lebih sangat berbeda lagi dengan hari-hari 20 Ramadhān yang awal.

Seperti disampaikan oleh Āisyah radhiyallāhu ‘anhā, istri Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beliau mengatakan:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد المئزره وأحيا ليله وأيقظ أهله.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam apabila masuk pada 10 terakhir bulan Ramadhān:

(1) Syadda mi’zarahu شد المئزره, mengencangkan sarungnya, yang dimaksud para ulama adalah qiyasan menjauhi para istrinya dalam rangka untuk konsen beribadah sehingga betul-betul lebih fokus beribadah di 10 akhir bulan Ramadhān. Secara umum semua ibadah ya dzikirnya, dzikir wiridnya, baca Al-Qur’ānnya, kemudian infaq shadaqahnya, dan kebaikan-kebaikan bulan Ramadhān. Ada lebih dikencengkan lagi yaitu pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhān.

(2) Wa ahya lailahu وأحيا ليله, menghidupkan malamnya. Menghidupkan malamnya juga dengan segala macam ibadah terutama adalah qiyamul lail dan qira’atul Qur’ān dan dzikir-dzikir murid, bukan semata-mata mengkhususkan shalāt malam tapi termasuk ini menghidupkan malam secara umum dengan qiyamul lail, dengan qira’atul Qur’ān, dengan wirid dan dzikir dengan do’a-do’a, dengan ini banyak berustighfar, ini adalah menghidupkan malam. Lebih banyak malam yang dihidupkan dibandingkan dengan ini sebelumnya.

(3) Wa aiqadha Ahlah وأيقظ أهله. Kemudian membangunkan keluarganya, termasuk dalam bentuk perhatian kepada yakni keluarga agar betul-betul, jangan sampai kehilangan kesempatan even di 10 terakhir bulan Ramadhān.

Di 10 yang terakhir ini, Nabi, tensi amalnya meningkat dan sehingga di 10 hari terakhir inilah mengajarkan itikaf, yang itikaf adalah amaliyyah upaya untuk memutus hubungan dengan keramaian kepada para makhluk, sehingga lebih konsen ini bersama dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan syarat itikaf adalah di masjid kemudian diawali dari masuknya bisa setelah shalāt subuh, bisa setelah shalāt maghrib, sampai nanti malam lebaran/akhir Ramadhān dia keluar, dan tidak boleh keluar masjid kecuali ada hajat khusus yang tidak bisa dipenuhi di masjid.

Contohnya: Hajat untuk buang ke belakang, hajat untuk mandi.

Adapun sekedar keluar dia pengen tengok orang sakit, pengen ziarah, tidak boleh. Karena itikaf adalah konsen dia di dalam masjid.

Akan tetapi sangat disayangkan kita berada di tahun-tahun wabah, dan Ramadhān kita berada di dalam bulan wabah, bulan-bulan wabah. Akan tetapi jangan khawatir yang penting bagaimana kita memiliki niat yang lurus. Karena sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla menilai seseorang dari kebiasaannya.

Orang yang biasa shalāt jama’ah ke masjid, orang biasa mereka ini jamaah ya shalāt jama’ah ke masjid, biasa melakukan puasa dengan bagus, kemudian ketika ada udzur, maka Allāh memberikan pahala sesuai dengan kebiasaan.

Sedangkan udzur adalah ini udzur dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla makanya kita akan di list bagaimana kebiasan yang ada, sehingga 10 yang terakhir jangan sampai anda sia-siakan waktu anda adalah emas bagi anda. Detik-detik anda menentukan kehidupan anda dan pedagang akhirat inilah puncak hari-hari untuk memaksimalkan amal.

Semoga Allāh betul-betul memberikan taufiq kepada kita sehingga di 10 hari yang terakhir khususnya malam-malamnya jangan pernah kita lewatkan untuk waktu yang sia-sia. Karena ini adalah detik untuk meraih kejayaan sebagai pedagang akhirat waktu yang tidak bisa lewatkan begitu saja.

Lebih-lebih di 10 hari terakhir ada lailatul qadar yang ini Allāh letakkan di antara malam-malam 10 hari terakhir yang kebaikannya 1000 bulan lebih baik dibandingkan dengan di luar yakni bulan Ramadhān, yang beramal di malam lailatul qadar lebih utama dari 1000 bulan.

Semoga taufiq Allāh mengiringi kita dan jangan lupa banyak berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla jangan kehilangan kesempatan emas di 10 terakhir bulan Ramadhān.

Siapkan lebih baik dengan ilmu anda, hati anda, dan do’a anda.

وصلى الله على النبينا محمد وعلى آله وصحبه و سلم
اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ

____________________

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top