🌍 BimbinganIslam.com
👤 Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitab At-Tauhid
〰〰〰〰〰〰〰
*MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK BERIBADAH KEPADA ALLĀH SUBHĀNALLĀHU WA TA’ĀLA*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه ولا حول ولاقوة إلا بالله, قال الله تعالى في كتاب الكريم, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Pendengar BiAS yang kami muliakan.
Syukur kita kehadirat Allāh atas nikmat dan karunia-Nya. Kembali kita sama-sama mengkaji kitāb Tauhīd.
قال المصنف رحمه الله تعالى: وقوله: {وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً}
_Berkata mushanif rahimahullāh:_
_”Hendaknya kalian beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan janganlah kalian menyekutukan dengan Nya sesuatu apapun.”_
⇛ Di sini tujuan mulia diciptakan manusia yaitu untuk beribadah.
Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا..
_”Sembahlah Allāh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”_
(QS An Nissā’: 36)
Dalam ayat lain.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ……
_”Hai manusia, hendaklah kalian beribadah kepada Allāh, Dia lah Allāh dzat yang telah menciptakan kalian….”_
(QS Al Baqarah: 21)
⇛Menunjukkan bahwasanya manusia diciptakan untuk beribadah.
Di dalam ayat lain, Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
_”Dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.”_
(QS Adz Dzāriyāt: 56)
⇛ Yang dimaksud dengan: يَعْبُدُونِ adalah: يوحدون, ini adalah hakikat kenapa manusia diciptakan.
Perintah pertama kali yang Allāh perintahkan kepada manusia adalah beribadah.
Tatkala kita berbicara kehidupan maka di dalamnya ada perintah dan juga larangan.
√ Tatkala kita berbicara perintah, maka perintah yang paling mulia adalah seseorang beribadah kepada Allāh.
√ Tatkala kita berbicara larangan, maka larangan yang terberat (terdepan) adalah larangan menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun.
Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ……
_”Janganlah kalian menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun…. “_
(QS An Nissā’: 36)
Di ayat lain dikatakan:
فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا
_”Janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allāh… “_
(QS Al Baqarah: 22)
⇛ Ibadah di sini adalah perintah, perintah untuk beribadah hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata dan larangan menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di akhir surat Al Kahfi, Allāh menyebutkan:
فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا
_”Barangsiapa menginginkan berjumpa dengan Rabb-nya, maka hendaknya dia beramal, dengan amal shālih dan janganlah kalian menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun.”_
(QS Al Kahfi: 110)
Berkata Imam Ibnu Katsīr rahimahullāh:
“Ayat ini penjelasan bahwasanya Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dzat yang Maha Agung, Dzat yang memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah kepada Nya semata dan tidak menyekutukan sesuatu dengan yang lainnya. Karena sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Al Khāliq, Dzat yang Maha Pencipta dan Dzat Maha Pemberi rizki.”
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْض
_”(Allāh) Dialah, Pencipta langit dan bumi.”_
(QS Yūsuf: 101)
Ketika kita berbicara Allāh adalah Pencipta langit dan bumi, maka Allāh menciptakan semua yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Nabi Mūsā alayhissallām ketika ditanya oleh Fir’aun:
وَمَا رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَ
_”Siapa Tuhan semesta alam?”_
Mūsā menjawab:
رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
_”Dialah Allāh pemilik langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya.“_
⇛ Dialah Allāh, Dzat yang Maha pemberi rezeki.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
_”Sesungguhnya Allāh, Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”_
(QS Adz Dzāriyāt: 58)
Semua diatur oleh Allāh, apa yang kita makan setiap hari adalah bagian daripada rezeki yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan, tentunya dengan keadilan yang ada pada sisi Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍۢ
_”Allāh Maha memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.”_
(QS Al Baqarah: 212)
Demikian, semoga bermanfaat.
Jika adahal yang kurang berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
____