🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abu Syuja
📝 Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy (Imam Abū Syujā’)
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد
Para sahabat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita masuki pada halaqah yang ke-76 dan kali ini kita masuk pada bab tentang “Fiqih Masalah Zakāt” yang sebelumnya kita telah sebutkan tentang keutamaan zakāt dan juga ancaman bagi orang-orang yang meninggalkan zakāt.
Pada halaqah kali ini, kita akan sebutkan secara sekilas tentang syarat-syarat yang terkait dengan zakāt.
Syarat yang terkait dengan zakāt ada 2 (dua) hal, yaitu:
⑴ Syarat yang terkait dengan orang yang menunaikan zakāt.
⑵ Syarat yang terkait dengan harta itu sendiri.
Syarat yang terkait dengan orang yang menunaikan zakāt.
⑴ Islām
Seorang yang beragama Islām wajib untuk berzakāt adapun orang kāfir maka tidak diterima zakātnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً (التوبة : ١٠٣)
Dhamir هم (mereka) disini menunjukan kepada kaum Muslimin.
Dan juga hadīts dari Ibnu Abbās yang menjelaskan tentang perintah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada Mu’ādz bin Jabbal tatkala Mu’ādz bin Jabbal dikirim ke Yaman.
فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ
“Apabila mereka mentaati engkau pada masalah itu (yaitu tentang syahādat ‘Lā ilāha illallāh kemudian menunaikan shalāt), maka kemudian ajarkanlah kepada mereka bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan kepada mereka untuk menunaikan zakāt, yang diambil dari orang yang kaya diantara mereka dan dikembalikan kepada para faqīr mereka.”
(Hadīts Riwayat Abu Daud nomor 1584)
⑵ Al Hurriyyah
Maksudnya orang yang memiliki harta tersebut adalah orang yang bebas, bukan budak.
Adapun budak maka tidak ada zakāt baginya atau tidak diwajibkan baginya untuk menunaikan zakāt.
⑶ ‘Aqal atau Bāligh
Disini para ulamā khilaf apakah disyaratkan ‘aqal atau bāligh.
Jumhūr ulamā madzhab mengatakan bahwa tidak disyaratkan bāligh atau ‘aqal.
Selama dia Islām (Muslim) dan dia hurr (bukan seorang budak) maka wajib baginya untuk menunaikan zakāt apabila telah terpenuhi syaratnya.
Karena di dalam hadīts disebutkan:
تُؤْخَذُ مِنْ اَغْنِيَائِهِمْ
“Diambil dari orang-orang kaya diantara mereka (artinya orang yang memiliki harta).”
Begitu juga di dalam ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Ambillah dari harta mereka.”
(QS At Taubah: 103)
Ini menunjukan tidak disyaratkan ‘aqal ataupun bāligh.
Syarat yang terkait dengan harta itu sendiri
⑴ Bahwasanya harta yang dizakāti adalah harta yang memang wajib untuk dizakāti.
In syā Allāh nanti akan kita jelaskan, jenis-jenis harta yang memang wajib untuk dizakāti. Karena di sana ada harta yang tidak wajib untuk dizakāti.
⑵ Memiliki harta tersebut secara sempurna
Karena di sana ada khilaf diantara para ulamā tentang harta yang merupakan hasil hutang, apakah dizakāti atau tidak!
⑶ Telah mencapai haul
Haul ini artinya telah berputar selama satu tahun (selama satu tahun harta tersebut dimiliki).
⑷ Telah mencapai nishab
Karena untuk harta yang wajib dizakāti ada nishab tertentu yang ditentukan oleh syari’at.
▪Kemudian, kita lanjutkan pada kitāb mualif di dalam matan Abū Syujā.
((تجب الزكاة في خمسة اشياء، وهي: المواشي، والأثمان، والزُروع، والثمار، وعُروض التجارة))
((Wajib untuk dizakāti pada 5 (lima) jenis harta.
Diantaranya:
⑴ Hewan ternak (المواشي)
==> Ini berdasarkan hadīts yang diriwayatkan oleh Abū Dzarr radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
والذي نفسي بيده أو والذي لا إله غيره أو كما حلف ما من رجل تكون له إبل أو بقر أو غنم لا يؤدي حقها إلا أتي بها يوم القيامة أعظم ما تكون وأسمنه تطؤه بأخفافها وتنطحه بقرونها كلما جازت أخراها ردت عليه أولاها حتى يقضى بين الناس
“Demi jiwaku yang ada ditanganNya, Demi Allāh Subhānahu wa Ta’āla Yang tidak ada ilah selain Allāh (atau sebagaimana yang beliau senantiasa bersumpah), tidak ada seorangpun dari laki-laki (tidak ada seorangpun yang dia memiliki) unta, sapi atau kambing yang dia tidak menunaikan haknya (yaitu) tidak menunaikan zakātnya, maka akan didatangkan pada hari kiamat dalam keadaan yang besar (bentuknya akan besar dan menjadi gemuk) kemudian akan menginjak-injak dengan kakinya dan juga akan ditanduk dengan tanduknya.
Apabila sudah selesai yang terakhir maka akan dikembalikan yang awal untuk disiksa lagi pemilik hewan ternak tersebut yang tidak menunaikan zakāt, sampai diputuskan diantara manusia pada hari kiamat nanti.”
(Hadīts Riwayat Imām yang lima kecuali Abū Dāwūd)
⑵ Barang berharga (والأثمان)
==> Yang dimaksud atsmān (الأثمان) disini adalah emas dan Perak.
Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلَا ( لَا يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ ) الْآيَةَ
Barangsiapa yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan harta kemudian dia tidak tunaikan zakātnya maka pada hari kiamat nanti harta tersebut akan dijadikan harta tersebut seperti ular jantan yang Aqra’ (yang tidak memiliki rambut, dikarenakan banyak nya racun yang ular itu miliki).
Dia memiliki dua taring dan dua busa dimulutnya dikarenakan banyaknya racun yang dia miliki, dan akan dikalungkan dilehernya pada hari kiamat.
Kemudian ular tersebut memegang atau mengigit tangan para pemilik harta yang tidak berzakāt tersebut, dengan kedua sudut mulutnya (dicengkram oleh rahangnya) kemudian ular itu berkata:
“Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu.”
Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam membaca ayat 180 surat Ali ‘Imrān:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allāh berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.”
(Hadīts Riwayat Imām lima kecuali Abū Dāwūd)
Dan juga berdasarkan hadīts Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا:
Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malāikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata:
اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
“Yā Allāh, berikanlah ganti bagi orang yang berinfāq.”
Dan yang lainnya berkata:
اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Yā Allāh, hancurkanlah (harta) orang yang bakhil (tidak mau menginfāqkan harta).”
(Hadīts Riwayat Imām Bukhāri dan Muslim, An Nasāi)
Ini menunjukan bahwa harta-harta berharga termasuk emas dan perak wajib untuk dizakāti.
⑶ Tanam-tanaman (الزُروع)
==> Berdasarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla :
وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِه
“Dan tunaikanlah zakātnya pada saat memanen.”
(QS Al An’ām: 141)
⑷ Buah-buahan (الثمار) :
==> Sebagai mana dalīl ayat tersebut masuk didalamnya (tanam-tanaman atau buah-buahan/pertanian)
⑸ Barang-barang perdagangan (عُروض التجارة).
==>Berdasarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
“Wahai orang-orang yang berimān, nafkahkanlah (berikanlah zakāt) dari hasil usahamu yang baik-baik.”
(QS Al Baqarah: 267)
Berdasarkan hadīts dari Samurah bin Jundub:
كَانَ يَأْمُرُنَا (صلى الله عليه وسلم ) أَنْ نُخْرِجَ الصَّدَقَةَ مِنَ الَّذِي نُعِدُّ لِلْبَيْعِ
“Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan kami untuk mengeluarkan shaqadah (zakāt) dari harta-harta yang kami persiapkan untuk perdagangan.”
(Hadīts Riwayat Abū Dāwūd dengan sanad yang layin).
Ini merupakan lima jenis harta yang wajib untuk dizakāti, yang In syā Allāh nanti akan kita jelaskan satu persatu.
Demikan.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
———————————-