Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Sirah Nabawiyyah > Halaqah – 07 Kelahiran Nabi ﷺ & Keluarga Beliau

Halaqah – 07 Kelahiran Nabi ﷺ & Keluarga Beliau

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
📗 Silsilah Sirah Nabawiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Kelahiran Nabi ﷺ”.

Rasulullah ﷺ dilahirkan di hari Senin, sebagaimana beliau kabarkan di dalam hadits Abu Qotadah Al-Ansory yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya beliau ﷺ ditanya tentang berpuasa di hari Senin, maka beliau mengatakan,

فيه ولدت وفيه أنزل علي.

“Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya pertama kali turun wahyu kepadaku.”

Beliau dilahirkan di tahun Gajah yaitu tahun 570 Masehi. Tahun dimana terjadi kejadian besar yang mengisyaratkan kejadian yang lebih besar, yang menunjukkan bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi manusia.

Pada tahun tersebut Abrahah gubernur Yaman yang berada di bawah raja Habasyah membangun gereja besar dengan maksud untuk memindah haji orang-orang Arab ke sana, yang selama ini mereka berduyun-duyun dan berpayah-payah ke Ka’bah dari berbagai tempat yang jauh.

Yang demikian membuat marah orang-orang Arab yang mengagungkan Ka’bah.
Salah seorang dari mereka mendatangi gereja besar tersebut dan membuang hajat di dalamnya.

Abrahah marah dan bersumpah untuk pergi ke Ka’bah dan menghancurkannya. Maka Abrahah pergi dengan tentaranya dan membawa gajah.

Orang-orang Arab berusaha untuk menghalangi akan tetapi mereka tidak mampu.

Ketika sampai di luar Mekkah, Abdul Mutholib sebagai pemuka Quraisy mendatangi Abrahah yang sudah mengambil 200 untanya.

Abrahah setelah turun dari kursinya dan mendudukkan Abdul Mutholib bersamanya sebagai penghormatan kepadanya, dia bertanya kepada Abdul Mutholib,
“Apa yang engkau inginkan dan apa keperluanmu?”

Berkata Abdul Mutholib, “Keperluanku adalah supaya Raja mengembalikan kepadaku 200 unta yang dia ambil dariku.”

Berkata Abrahah dengan nada menghina, “Engkau meminta kepadaku 200 unta yang aku ambil darimu dan membiarkan rumah yang itu adalah agamamu dan agama bapak-bapakmu yang aku datang untuk menghancurkannya? Engkau tidak berbicara kepadaku tentang rumah ini?”

Berkata Abdul Mutholib, “Aku adalah yang memiliki unta-unta tersebut sedangkan rumah itu dimiliki oleh Tuhan yang akan menjaganya.”

Berkata Abrahah, “Dia tidak bisa mencegahku.”

Abdul Mutholib menjawab, “Itu adalah urusanmu.”

Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul di atas gunung-gunung Mekkah melihat apa yang akan terjadi.

Abrahah bersiap-siap untuk memasuki kota Mekkah dan mempersiapkan gajahnya, tetapi gajah tersebut menderung di jalan.
Ketika dipukul supaya berdiri dia enggan, tetapi ketika diarahkan ke Yaman maka dia segera berlari.

Dalam keadaan demikian Allah mengirimkan burung-burung yang membawa batu-batu yang apabila mengenai salah seorang dari pasukan Abrahah dia akan meninggal.

Berlarianlah pasukan Abrahah dan berjatuhan. Abrahah pun terkena batu di jasadnya. Mereka membawa Abrahah ke Yaman dan terputus jari-jarinya satu demi satu.
Dan sesampai dia di Yaman Abrahah pun meninggal dunia.

Dan inilah yang Allah kisahkan di dalam surat al-Fiil. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ◈ أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ ◈أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ◈ وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ ◈ تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ ◈فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

“Apakah engkau tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Rabb-mu kepada tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka dalam kesia-siaan dan mengirim kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu yang terbuat dari tanah yang mengeras. Maka Allah menjadikan mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan oleh hewan ternak.”
[Surat Al-Fiil 1-5]

Kejadian ini adalah sejarah besar bagi orang-orang Arab sehingga mereka menjadikan kejadian ini sebagai penanggalan.

Mereka mengatakan ini terjadi di tahun Gajah atau mengatakan si Fulan dilahirkan beberapa tahun setelah tahun Gajah, dst.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top