Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Aqidah Ath-Thahawiyah > Halaqah 41 | Muhammad adalah Hamba Allāh yang Terpilih Bag 03

Halaqah 41 | Muhammad adalah Hamba Allāh yang Terpilih Bag 03

Kitab: Aqidah Ath-Thahawiyah
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh, dalam beberapa tempat di dalam Al-Qur’an, Allāh subhanahu wa ta’ala mensifati Nabi Muhammad ﷺ dengan hamba.

Contoh misalnya dalam surat Al-Baqarah Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan

۝.وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ ..
[QS Al Baqarah 23]

Kalau kalian ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami yaitu Alquran dan hamba Kami di sini adalah Nabi Muhammad ﷺ, dan Maqomnya disini adalah maqomutahaddi /Allāh menantang yaitu menantang orang² musyrikin.

Kemudian di sana ada ayat yang lain yaitu di dalam surat al-Furqan, Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan

۝.تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ..
[QS Al Furqon 1]

Berbarokah Allah subhanahu wa ta’ala yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada hambaNya,

Siapa hambaNya di sini? Nabi Muhammad ﷺ.

Ketika Allāh subhanahu wa ta’ala menyebutkan isranya Nabi Muhammad ﷺ

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ۝.
[QS Al Isro 1]

Maha Suci Allāh subhanahu wa ta’ala yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari

أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً

Allāh subhanahu wa ta’ala telah menjalankan hambaNya dimalam hari menjalankan Nabi ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Kemudian di dalam surat al-Jin ketika Allāh subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang bagaimana ibadah dan doa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ

۝.وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا
[QS Al Jin19]

Siapa Abdullah disini, Abdullah disini adalah Nabi Muhammad ﷺ.

Empat ayat ini semuanya berisi tentang pensifatan Allāh subhanahu wa ta’ala terhadap Nabi ﷺ dengan Al Ubudiyyah beliau adalah seorang hamba Allāh, sehingga tidak boleh kita ghuluw berlebihan terhadap Nabi ﷺ sampai mensifati beliau dengan sifat-sifat yang tidak memilikinya kecuali Allāh ﷻ berlebihan, sebagaimana di lakukan oleh sebagian orang yang mungkin ini banyak dibaca di dalam berbagai acara di negeri kita di dalam sebuah qasidah yang ma’rufah dia mengatakan dia mengatakan

يَا أَكْرَمَ الخَلقِ مَا لي مَن أَلُوذُ به
سِواكَ عند حُلولِ الحَادِثِ العَممِ
فإنَّ مِن جُودِك الدُّنيا وضَرَّتها
ومِن عُلومِك عِلمَ اللَّوحِ والقَلَمِ

Wahai makhluk yang paling mulia
(Disini masih betul karena memang Nabi Muhammad ﷺ adalah makhluk yang paling mulia)

Tapi setelahnya adalah musibah

مَا لي مَن أَلُوذُ به
سِواكَ عند حُلولِ الحَادِثِ العَممِ

Tidak ada bagiku tempat di mana Aku berlindung kecuali dirimu.

Ini berbicara kepada Nabi ﷺ, bukankah berlindung hanya kepada Allāh.

قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِۙ
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Berlebih-lebihan sampai mengatakan tidak ada tempat berlindung kecuali kepadamu, ketika terjadi musibah yang menyeluruh yaitu musibah yang menimpa banyak manusia bukan berlindung kepada Allāh justru malah berlindung kepada Nabi Muhammad ﷺ ini syirik dalam uluhiyah,

فإنَّ مِن جُودِك الدُّنيا وضَرَّتها

Dan diantara kedermawananmu dunia dan juga akhirat

ضَرَّتها

Disini maksudnya akhirat, di antara kedermawananmu /kekayaan mu wahai Muhammad adalah dunia dan akhirat.

Padahal Allāh subhanahu wa ta’ala mengatakan ,

وَإِنَّ لَنَا لَلْآخِرَةَ وَالْأُولَىٰ
[QS Al Lail13]

Dan sesungguhnya bagi Kami akhirat dan juga dunia.

Ini adalah milik Allāh bukan kedermawanan Nabi ﷺ

ومِن عُلومِك عِلمَ اللَّوحِ والقَلَمِ

Ucapan dia,

ومِن عُلومِك عِلمَ اللَّوحِ والقَلَمِ

Ini adalah syirik dalam rububiyah, ada syirik dalam uluhiyah kemudian setelahnya diikuti dengan kesyirikan rububiyah
Kemudian terakhir

ومِن عِلمَ اللَّوحِ والقَلَمِ

Diantara ilmu yang engkau memiliki wahai Muhammad adalah ilmu yang ada di dalam lauful Mahfudz, ini adalah kesyirikan dalam masalah asma dan juga sifat, karena Nabi ﷺ tidak mengetahui semua yang ada di dalam lauful Mahfudz.

Tidaklah beliau mengetahui kecuali apa yang sudah dikabarkan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala Adapun keyakinan nabi mengetahui seluruh apa yang ada dalam lauful Mahfudz ini adalah kesyirikan didalam masalah Nama dan juga sifat Allāh subhanahu wa ta’ala ini sudah mensifati Nabi ﷺ dengan sifat-sifat uluhiyah dan ini mengeluarkan seseorang dari agama Islam keyakinan kita adalah bahwasanya beliau adalah seorang hamba artinya menyembah bukan yang disembah.

Perhatikan ucapan Nabi ﷺ

«لا تُطْروني كما أَطْرت النصارى ابنَ مريم؛

janganlah kalian berlebih-lebihan kepadaku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan terhadap Nabi Isa alaihissalam mengatakan bahwasanya Nabi Isa adalah Allāh .

إنما أنا عبده، فقولوا: عبد الله ورسوله».

sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah oleh kalian bahwasnya Muhammad adalah hamba Allah dan juga RasulNya .

Jadi keyakinan kita bahwasanya adalah seorang hamba mengharuskan kita untuk tidak berlebih-lebihan/Ghuluw terhadap Nabi ﷺ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Transkrip: Abu Mandala
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top