Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Mahazi > Halaqah 18 ~ Silsilah Manasik Haji | Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 5

Halaqah 18 ~ Silsilah Manasik Haji | Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 5

Program: MAHAZI (Madrasah Haji dan Ziarah)
Audio: Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Transkrip: ilmiyyah.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke 18 dari silsilah Ilmyah manasik haji yaitu Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian yang ke 5

DIANTARA SUNNAH – SUNNAH HAJI :

13. DZIKIR DAN DOA KETIKA THAWAF

Disunnahkan bagi orang yang sedang thawaf untuk berdzikir dan doa sesuai dengan yang dimudahkan, dan tidak ada dzikir dan doa yang khusus pada setiap putaran dalam thawaf, dan sebaiknya seseorang berdzikir dan berdoa dengan dzikir dan doa yang datang dari Nabi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.

Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad maka disunnahkan untuk membaca :

بَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(HR Imam Ahmad dalam musnadnya)

14. SHALAT SUNNAH THAWAF

Disunnahkan shalat sunnah Thawaf 2 rakaat setelah thawaf, dilakukan dibelakang maqam IBRAHIM.

Rakaat pertama setelah membaca Al Fatihah membaca Al kafirun,
Rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah membaca Al Ikhlas

sebagaimana hadits Jabir Ibnu Abdillah al-Anshory yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Allah berfirman : “Dan jadikanlah sebagian dari Maqam Ibrahim tempat Shalat.”

Dan (ingatlah) ketika Kami jadikan Rumah Suci (Baitullah) itu tempat tumpuan bagi umat manusia (untuk Ibadat Haji) dan tempat yang aman; dan jadikanlah oleh Kamu Makam Ibrahim itu tempat sembahyang. Dan Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (dengan berfirman): “Bersihkanlah Rumahku (Kaabah dan Masjid Al-Haraam dari segala perkara yang dilarang) untuk orang-orang yang bertawaf, dan orang-orang yang beriktikaf (yang tetap tinggal padanya), dan orang-orang yang rukuk dan sujud”. (Al Baqarah : 125)

Berkata Abdullah Ibnu Umar : “Datang Nabi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam kemudian beliau thawaf 7x dan shalat dibelakang maqam Ibrahim 2 rakaat kemudian keluar menuju Shafa. (HR Bukhari Muslim)

15. Apabila seseorang ingin mendekati bukit Shafa maka membaca firman Allah :

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah : 158).

Kemudian dia mengatakan : “Abda”u bima bada”allahu bihi” Aku memulai dengan apa yang Allah mulai (Du’a at Safa and Marwah)
16. Ketika berada di Shafa berusaha melihat Rumah Allah (menghadap ke Ka’bah) kemudian membaca dzikir yang dibaca oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam , yaitu : Allahu Akbar 3x Laa Ilaha ilalah wahdahu la syarikallah, lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumiit wahuwa alaa kulli syaiin qodir. Laa ilaha ilallahu wahdah, anjaza wa’dah, wa nashoro abdah wa hazamal ahzaba wahdah.

kemudian berdoa sesuai yang diinginkan, kemudian megulangi kembali dzikir tadi, kemudian doa kembali, kemudian mengulangi kembali dzikir tadi, dan setelah itu tidak berdoa. Melakukan semua itu dengan mengangkat kedua tangan. Sehingga seseorang apabila diatas shafa dia telah takbir 9x, tahil 6x dan ber doa 2x

17. Berlari dengan kencang diantara 2 tanda berwarna hijau.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

Tidak melewati al-ab’thoh kecuali dalam keadaan lari kencang. Shahih HR Al Imam An-Nasa’i. berlari diantara 2 tanda hijau hanya disyariatkan hanya bagi laki-laki.

18. Melakukan diatas bukit marwah apa yang sudah dia lakukan diatas shafa sepeti menghadap kibat, membaca takbir, membaca tahlil dan doa adapun membaca ayat “inna sfoha wal marwata min sya’airillah” maka hanya disyariatkan ketika pertama kali dia menaiki bukit shafa

19. Disunnahkan ketika sai memperbanyak dzikir dan doa sebagaimana yang dia lakukan ketika thawaf

20. Melakukan Sa’i dalam keadaan bersuci, baik dari hadats kecil dan besar. Jika sa’i dalam keadaan tidak suci, maka sa’i nya sah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top