Home > Halaqah Silsilah Ilmiyah > Qawa'idul Arba' > Halaqah 06 – Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia

Halaqah 06 – Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia

🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A
📗 Silsilah Qawa’idul Arba’

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-6 Penjelasan Kitāb Al Qawā’idul Arba’ karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb At-tamīmiy rahimahullāh.

Kemudian beliau mengatakan :

أَنَّ الْحَنِيفِيَّةَ مِلَّةُ إِبْرَاهِيمَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ،

Ketahuilah kata beliau:

Wahai pembaca, wahai pendengar bahwasanya Al Hanīfīyyah agamanya Nabi Ibrāhīm adalah engkau menyembah Allāh semata, mengikhlāskan untuknya agama ini.

Beliau ingin memberikan pengertian kepada kita tentang makna Al Hanīfīyyah (agamanya Nabi Ibrāhīm) kenapa demikian, karena didalam Al-Qurān Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan tentang millāhnya Nabi Ibrāhīm dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mewajibkan semua manusia baik orang Yahūdi maupun Nashrāni, kaum muslimin untuk mengikuti millahnya Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.

Mengikuti agamanya Nabi Ibrāhīm, karena millah maknanya adalah agama.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِين

“Kemudian kami wahyukan kepadamu wahai Muhammad (أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا) supaya engkau mengikuti millahnya Nabi Ibrāhīm yang hanīf”

(QS An Nahl: 123)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mewahyukan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan diantara wahyunya adalah supaya beliau mengikuti millahnya Nabi Ibrāhīm.

Orang-orang Yahūdi dan Nashrāni mengatakan,

وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Orang-orang Yahūdi mendakwahi orang lain supaya ikut masuk didalam agamanya,

كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا

“Hendaklah kalian menjadi orang Yahūdi atau menjadi orang Nashrāni niscaya kalian mendapatkan petunjuk”

(QS Al Baqarah : 135)

Kemudian Allāh mengatakan:

قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا

“Katakanlah wahai Muhammad justru/bahkan kami mengikuti millahnya Nabi Ibrāhīm yang hanīf”
Menunjukan kepada kita bahwasanya kita diperintahkan untuk mengikuti millahnya Nabi Ibrāhīm yang dinamakan dengan Al Hanīfīyyah.

Al Hanīfīyyah berasal dari Al Hanīf yang artinya adalah Mustaqīm (lurus).

Artinya agama Al Hanīfīyyah adalah agama yang lurus hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla berpaling dari selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Beliau mengatakan:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ،

Yang dimaksud dengan millahnya Ibrāhīm, yang kita diperintahkan untuk mengikuti millahnya ini adalah engkau beribadah kepada Allāh ( وَحْدَهُ) hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla ( مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ) mengikhlāskan agama ini hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak ada yang lain.

Jadi kita diperintahkan untuk mengikuti milahnya Nabi Ibrāhīm (artinya) menjadi orang yang hanya mengikhlāskan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menyerahkan setitikpun/sedikitpun dari ibadah-ibadah yang diridhāi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Siapapun dia, baik itu orang yang agung, orang yang rendah, seorang nabi seorang malāikat, seorang wali selain Allāh adalah makhluk dan ibadah adalah hak istimewa hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian beliau mengatakan :

وَبِذَلِكَ أَمَرَ اللهُ جَمِيعَ النَّاسِ، وَخَلَقَهُم لَهَا

Dan dengan hal ini pula Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan manusia, dengan ibadah ini (yaitu) dengan mengEsakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam ibadah ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan manusia.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”

(QS Al Baqarah : 21)

Ini adalah perintah pertama didalam Al Qurān yang disebutkan didalam surat Al Baqarah.

Perintah pertama didalam Al Qurān yang Allāh sebutkan adalah perintah untuk bertauhīd, menyembah Allāh semata, menyerahkan ibadah hanya kepada Allāh semata ( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ)
Wahai manusia hendaklah kalian menyembah kepada Rabb kalian.

Siapakah Rabb kalian?

Yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian, dialah Rabb yang berhak untuk disembah.

Kemudian beliau mengatakan:

وَخَلَقَهُم لَهَا

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menciptakan mereka untuk ibadah ini.

Manusia dan juga jin diciptakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan maksudnya bukan diciptakan begitu saja tanpa ada maksud, tanpa ada hikmah.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menyebutkan hikmahnya.

كَمَا قَالَ تَعَالَى: ﴿وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إلاَّ لِيَعْبُدُونِ﴾

“Dan tidaklah aku ciptakan jinn dan juga manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”.

(QS Adz dzariāt: 56)

Ini adalah hikmah diciptakan jinn dan manusia tidak lain dan bukan kecuali untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

image_pdfimage_print

5 thoughts on “Halaqah 06 – Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia”

    1. Izin mengcopy dan mengambil mafaat dari catatannya. Semoga menjadi amal jariyah kelak diakhirat. Barakallah fiik.

      Jazakumullah khoiron

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top