🎙 Ustadz Mu’tashim Lc, M.A حفظه لله تعالى
📗 Kitāb Ushulul Iman karya Kumpulan Para Ulama
〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Para sahabat Bimbingan Islam yang berbahagia.
Pada pertemuan sebelumnya telah kita pelajari tentang makna Tauhid Rububiyyah kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah.
Maka pertemuan kali ini kita mencoba untuk mempelajari tentang Tauhid Rububiyyah berdasarkan dalil menurut akal manusia, untuk menguatkan tentang peng-Esa-an Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan Rububiyyah Allāh, dengan apa yang dilakukan oleh Allāh.
Yang menunjukkan kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dia sebagai Tuhan, Dia sebagai pencipta, Dia sebagai pengatur, Dia sebagai pemilik, Dia sebagai Dzat yang ditaati, dan sebagainya. Yang menunjukkan tentang kebesaran Allāh Subhānahu wa Ta’āla di sisi ketuhanan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dengan apa yang dilakukannya sebagai Dzat yang Maha segalanya.
Ada dalil akal yang menunjukkan tentang wujudnya Allāh dan ke-Esa-an Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yang menunjukkan atas kesempurnaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan kekuasaan Allāh terhadap para makhluknya.
Di antaranya:
_⑴ Dengan cara melihat ciptaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang ada di dalam diri kita, kita sebagai manusia, kita sebagai makhluk Allāh yang paling mulia, bila bertaqwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla ternyata di dalam diri manusia banyak ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menunjukkan tentang Rububiyyah Allāh._
Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla katakan di dalam surat Adh-Dhāriyāt ayat 21.
Allāh berfirman:
وَ فِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
_”Dan apa yang ada di dalam diri kalian, mengapa kalian tidak mau melihat dan mengambil ibrah?”._
Mengambil sesuatu untuk kalian bisa bertambah keimanan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian apa yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla katakan di dalam surat Asy-Syam: 7.
Allāh berfirman:
وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا
_”Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) nya”._
Allāh bersumpah dengan beberapa makhluknya di antaranya terhadap jiwa manusia dan kesempurnaan pencipta Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dengan jiwa yang ada ini, _maka ini adalah dalil akal,_ pergunakan akal kita untuk membuktikan, menambah keimanan kita, kepercayaan kita, bahwa Allāhlah satu-satunya Dzat yang Maha menciptakan, karena sungguh keajaiban yang ada di dalam diri manusia dari otonomi tubuh dari sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia dan sebagainya.
Maka lihatlah! Dan jadikan itu sebagai modal untuk beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
_⑵ Dengan melihat alam yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla ciptakan yang ada di luar tubuh manusia._
Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
سَنُرِيهِمْ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلْـَٔافَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ
_”Kami akan perlihatkan (tunjukkan) tanda-tanda terhadap alam yang ada dan apa yang ada di dalam tubuh manusia, sehingga jelas dalam diri mereka bahwa Allāhlah Dzat yang benar, Dzat yang telah menciptakan dan mengatur segalanya, dan kebenaran ada pada sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.” (QS. Fushshilat : 53)_
Karenanya ketika ada kelompok manusia yang menginginkan untuk melihat tanda-tanda Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, untuk menetapkan Tauhid Rububiyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, disebutkan dalam sebagian atsar. Bahwa ada suatu kaum yang menginginkan untuk membahas tentang dalil penetapan Tauhid Rububiyyah bersama Imam Abu Hanifah.
▫️_Maka Imam Abu Hanifah rahimahullāhu ta’āla mengatakan, sebelum membahas itu:_
أخبروني قبل أن نتكلم في هـذه المسألة عن سفينة في دجلة تذهب فتمتلئ من الطعام وغيره بنفسها وتعـود بنفسها، فترسو بنفسها وترجع، كل ذلك من غير أن يديرها أحد ؟
_”Sebelum membahas ini kabarkan kepadaku tentang kapal yang berada di Dajlah (nama suatu tempat) yang pergi dan mengisi dirinya sendiri dengan makanan dan hal-hal lain dan kembali dengan sendirinya (dia berjalan, dia kembali sendiri), semua ini tanpa ada yang mengatur, bagaimana menurut kalian?”_
Maka mereka mengatakan:
هذا محال لا يمكن أبدا. فقال لهم: إذا كان هـذا محـالا في سفينة فكيف في هذا العالم كله علوه وسفله ؟
_”Ini sesuatu yang mustahil, tidak mungkin terjadi tanpa ada seorang pun yang mengaturnya.”_
Kemudian Imam Abu Hanifah mengatakan kepada mereka:
إذا كان هـذا محـالا في سفينة فكيف في هذا العالم كله علوه وسفله ؟
_”Apabila ini tidak mungkin, sebuah kapal berjalan sendiri lalu kembali sendiri (tidak ada seorang pun yang mengatur). Lalu bagaimana dengan alam ini (seluruhnya) baik yang di atas maupun di bawah tanpa ada yang mengatur apakah ini sesuatu yang mustahil?”_
Ini menunjukkan bahwa Allāhlah satu-satunya Dzat yang mencipta, mengatur, memiliki dan menguasai apa yang ada di alam ini.
Maka dua dalil akal ini yang menunjukkan tentang Tauhid Rububiyyah bahwasanya di sana ada yang menciptakan, di sana ada yang mengatur, di sana ada yang menguasai. Tidak lain kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Semoga bermanfaat.
Wallāhu Ta’āla A’lam Bisshowab.
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________